Harap 21

65 9 0
                                    

Saat semua orang tertidur lelap, Humeyra kembali terjaga. Malam yang sunyi memanggilnya untuk terbangun dan memecahkan keheningan dengan isak tangis menghadap sang Rabbi. Sepertiga malam menyuruhnya untuk bersujud pada Penguasa Langit. Seperti yang Humeyra dengar, kala diri terjaga di malam hari setelah tidurnya, sesungguhnya Allah sedang merindukan sujud hamba Nya lantas berdoa kepada-Nya meminta ampunan diiringi tangis penyesalan, apapun hajat yang diinginkan akan Allah kabulkan. Maka Allah memerintah untuk sujud menunjukkan betapa tidak ada apa-apanya seorang hamba, melainkan ingin dikabulkan setiap doanya.

Perlahan bulir bening mengalir membasahi pipi, kesepian yang kini sedang dirasakan seolah hanya ada dirinya dan Rabb. Meminta ampunan atas apa yang sudah diperbuat di masa lalu juga atas keraguannya terhadap kebesaran-Nya. Tuhan lebih tahu apa yang sedang Humeyra sedihkan, Tuhan tahu kepada siapa kini hatinya tertuju, meskipun sudah berkali-kali berusaha menempatkan Allah sebagai pengisi utama di hati, namun sisi hati yang lain menjerit lain.

Dalam benak nya Humeyra tidak ingin mudah jatuh hati hanya karena mendapati perlakuan manis terhadapnya. Ia tidak ingin dibodohi apalagi binasa karena cinta, biarlah diri ini tetap sendiri namun merasakan ketenangan jiwa daripada ia memelihara cinta penuh pengharapan yang belum tentu menjadi takdir dalam hidupnya

 Ia tidak ingin dibodohi apalagi binasa karena cinta, biarlah diri ini tetap sendiri namun merasakan ketenangan jiwa daripada ia memelihara cinta penuh pengharapan yang belum tentu menjadi takdir dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Engkau hadirkan sosok pria dalam hidup ku tanpa tahu alasan jelas ia memilih ku sebagai pusat perhatiannya. Perlakuan nya seolah mengharapkan, tutur katanya seolah meyakinkan, membuat hati nyaris terbuka untuk menerima. Padahal yang Engkau datangkan hari ini adalah sebuah ujian untuk menguji keimananku di tengah hijrahku yang baru aku mulai, Engkau tunjukkan betapa mudah nya aku jatuh cinta pada makhluk ciptaan-Mu, maka Engkau pertanyakan pada diriku, adakah cinta untuk-Ku? Satu-satunya Tuhan yang mampu mengabulkan doa hamba-Nya. Tapi hatiku keras kepala, malah semakin tidak sadar diri, menginginkan dia lebih. Pertemuanku hari ini adalah sebuah ujian menuju perpisahan kelak, yang tidak lain untuk membentuk mental dengan menimbulkan rasa sabar dan kelapangan hati.

Jika pun yang berdatangan saat ini kelak Engkau jauhkan maka berikanlah aku keikhlasan tiada henti, berikanlah aku kesabaran tanpa batas. Ambillah harapan ini saat ini juga, lupakanlah sejenak segala tentang dirinya kalaupun nanti takdir-Mu membawaku untuk bersatu dengannya. Sesungguhnya aku tidak ingin binasa karena cinta manusia, aku tidak ingin hati ini terluka karena berharap tanpa balasan. Engkau Maha Pemilik Hati lagi Pemurah, hati yang keraspun mampu Kau lunakkan dengan kunfayakun Mu, maka tidak ada yang mustahil bagi hatinya luluh untukku."

~~~

Pagi ini seluruh keluarganya sibuk membantu bunda membuat kue untuk dibawa ke rumah suaminya Kak Aisyah alias Bang Tama di Sumatera dalam rangka silaturahmi. Rencana Kak Aisyah akan pergi ke Sumatera selama empat hari, karena setelah pernikahannya ia belum sempat untuk bersilaturahmi pada keluarga Bang Tama, persoalan utamanya karena jarak juga persiapan ongkos. Rencana awalnya Ayah, Bunda, Humeyra dan Farid akan ikut, tapi mengingat biaya ongkos ke Sumatera lumayan mahal, Bunda hanya berpesan untuk menitipkan salam dan permintaan maaf karena tidak bisa ikut bersilaturahmi. Mungkin dilain waktu keluarganya bisa bersilaturahmi ke sana.

MELEPAS HARAP | CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang