Duhai raga yang sekarang kian menjauh, tak nampak dan tak terdengar hal tentang mu.
Kilatan api dapat ku lihat melalui jendela mata ku,
Kepingan rindu berusaha ku rakit sendirian,
Gelisahku tak mampu reda sebelum dua mata ini melihat mu tetap baik-baik saja.
Sejauh mana kamu pergi sampai kamu tak mampu menoleh ke belakang untuk menyadari doa-doa untukmu berasal dari lisan hamba yang rapuh, ataukah dirimu sudah terlalu nyaman dengan tanah yang kau pijaki sehingga untuk kembali pun dihatimu timbul rasa enggan?
Semurah itukah doaku? Serendah itukah aku sebagai seorang wanita sehingga untuk mendapatkanmu saja aku harus melewati pertentangan hirarki manusia yang merumitkan dan menyedihkan?
Bukankah kamu lebih mengetahui banyak materi perihal agama? Ataukah itu hanya sebatas tulisan yang hanya melewat diotakmu tapi tak melekat di hati sesuai ajaran agama.
Wanita seperti apa yang sudah kau beritahu kepada Sang Ilahi untuk senantiasa menjaga wanita pilihanmu, sehingga aku di sini merasakan cemburu terhadap wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Teen FictionMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...