Dua hari lagi pernikahan antara Humeyra dengan Habsya akan dilaksanakan, seperti yang Habsya inginkan pernikahan sederhana namun memiliki makna. Hari ini Habsya akan ke rumah Humeyra menjemput calon istrinya untuk fitting baju, jelas mereka tidak berdua, perjalanannya akan ditemani oleh Kak Aisyah, kakaknya Humeyra.
"Assalamualaikum, Bunda." salam Habsya.
"Waalaikumsalam, Sya ayo sini masuk dulu nak." ujar Bunda namun Habsya hanya melongokan kepala meneliti dalam rumah.
"Humeyra dan Kak Aisyah sudah siap Bunda?" Tanya Habsya masih berdiri di ambang pintu.
"Humey lagi antar nasi kuning ke tempat ngajinya Farid, mau ada syukuran buat yang hatam Al-Qur'an."
"Farid sudah hatam ya?"
"Alhamdulillah, bandel bandel juga masih rajin baca Al-Qur'an." kekeh Bunda
"Masuk dulu, sambil nunggu." ajak Bunda.
Sebelum Habsya masuk ke dalam rumah, perhatiannya tertarik pada bangunan besar di pinggir rumah. Terbuka secara gamblang menampilkan isi rumah tersebut. Ada beberapa santri sedang belajar di sana. Tetapi sebetulnya ada hal menarik yang membuat manik nya terhenti sejenak pada objek tersebut membuat Habsya tertarik untuk mengetahui lebih dalam perihal sosok yang kini dipandangnya.
~~~
"Kak Humey nggak mau lihat Farid syukuran? Nanti bisa makan nasi kuning." seru Farid.
"Maaf ya, kakak ada urusan bentar." ucap Humeyra dengan nada kecewa.
"Yaaah, tapi Farid boleh minta sesuatu?"
Dahi Humeyra mengerut, "minta apa?"
"Farid kan sudah mau masuk SMA, tolong belikan jam baru ya?" pinta Farid seraya memegang lengan Humeyra.
Humeyra hanya tersenyum, "nanti dibeliin ya,"
"YESS!"
"Ya sudah sana masuk." ujar Humeyra langsung dituruti oleh Farid.
Sepeninggalan Farid Humeyra pun ikut beranjak pergi, bergegas karena hari ini ia akan fitting baju bersama Kak Aisyah juga Habsya. Bisa ditebak sekarang Habsya sudah sampai ke rumah nya, mengingat pria itu selalu tepat waktu dalam acara apapun.
Sebelum hari pernikahannya Humeyra sudah merasakan kegugupan, ia tidak tahu harus apa saat hari itu tiba. Apalagi yang bersanding dengannya adalah teman masa lalu nya yang sedikit sekali berinteraksi dengannya. Mungkin akan terasa canggung setelah pernikahan usai. Bahkan sepanjang malam Humeyra selalu berdoa agar diberi kelapangan dalam menjalani takdir nya, berusaha menerima juga mencintai orang yang akan menjadi suaminya. Ia tidak ingin mengabaikan ketulusan Habsya untuk dirinya, ia juga tidak ingin membuat pria itu sakit hati atas sikapnya yang sebenarnya belum bisa mencintai Habsya. Mulai hari ini Humeyra akan lebih banyak belajar dan menerima.
Humeyra membuang nafas ringan, saat di pertengahan jalan menuju rumah dari kejauhan mata Humeyra sudah menjelajah kost-an. Benar kata Bunda, kost-an ini mulai diisi lagi oleh santri bahkan sekarang sedang belajar. Saat tiba di turunan jalan, dua bola mata Humeyra sontak menajam, langkahnya tiba-tiba berjalan perlahan merasakan sosok yang memenuhi penglihatannya adalah sosok yang tak asing baginya. Sosok pria yang membelakangi nya sedang sibuk dengan motornya. Entah tarikan dari mana rasa malu itu pudar, kakinya menuntun Humeyra berjalan mendekat beriring sesak dalam dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Novela JuvenilMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...