Pulang ke rumah dengan perasaan senang, sampai nya di dalam rumah tak henti Humeyra melompat kesenangan, sesekali ia berteriak sambil berputar. Buket bunga di tangannya pun sampai Humeyra cium beberapa kali saking bahagianya. Setibanya di kamar, tanpa aba-aba tubuhnya langsung ambruk di atas kasur, pikirannya melayang mengingat kejadian tadi di warung, tidak sia-sia Humeyra pergi ke pernikahan temannya. Beruntungnya lagi saat itu Bunda tidak ikut, coba saja kalau Bunda berjalan di samping nya, tidak akan berani Agam meminta foto bersamanya.
Pokoknya hari ini Humeyra amat sangat bersyukur bisa merasakan kebahagiaan meskipun hanya terasa satu hari, setidaknya peristiwa ini pernah terjadi padanya. Masya Allah. Andaikan setiap hari seperti ini, sudah pasti senyum akan senantiasa merekah di wajahnya, tidak ada kesedihan yang mampu Humeyra ingat selain memandang wajah Agam, bahkan Humeyra bisa melupakan Ali keseluruhan.
Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi, bahagia nya memandang Agam hanya sampai besok. Mungkin esok ia sama sekali tidak bisa melihat wajah Agam untuk terakhir kalinya, untuk berbicara pun mungkin tidak bisa. Ia hanya bisa melihat raga Agam pergi seiring mobilnya melewati rumahnya, saat itu juga pasti Humeyra akan menangis kembali merasakan kesepian disudut hatinya.
Humeyra meraih ponsel di pinggirnya, dengan keraguan Humeyra mencoba menghubungi kembali Agam, mengirim pesan atas sebuah pertanyaan yang sudah lama bersemayam.
Humeyra :
Kak Agam besok pulang jam berapa?Secepat kilat Humeyra membanting ponselnya, sudah pasti Agam akan menjawab pesannya lama, mungkin akan di jawab keesokan harinya. Wajah Humeyra berubah cemberut, sesulit itukah membalas pesannya? Padahal tadi Agam sedang bersantai di warung. Beberapa menit menunggu, dering ponselnya berbunyi, membuat Humeyra sedikit takut saat menyalakan ponsel. Takut bila pesan itu bukan dari Agam. Mata Humeyra terpejam, sedikit demi sedikit ia membuka matanya untuk menatap layar ponselnya, mengintip nama siapa yang memenuhi layar ponselnya.
Sampai akhirnya kedua bola mata Humeyra terbuka lebar, saat itu juga matanya berbinar kala Agam akhirnya menjawab pesan Humeyra.
WalifAgam :
Besok pagi-pagi Mey, kenapa? Pengan lihat muka Agam ya untuk terakhir kalinya? HeheHumeyra terkekeh.
Humeyra :
Hehe, aku pengen lihat Kak Agam pulangWalifAgam :
Jangan diliatin nanti sedih lo, Agam nggak bisa hapus air mata mu dekHumeyra :
Masih tegar hapus air mata sendiriWalifAgam :
Masya Allah, ayok ayok semangat
Nanti setelah sampai rumah Agam kabari
Nunggu dulu seminggu, habis itu langsung terbang ke YamanHumeyra :
Hmm, pokoknya jaga kesehatan di sana, jangan telat makan.WalifAgam :
Jaga hati juga ndak nih? HeheHumeyra :
Kalau bisa iya hihiNyatanya Humeyra tidak setegar itu, hatinya sangat rapuh bila sudah bersangkut paut dengan orang yang ia sukai, apalagi harus berpisah. Andai saja keajaiban datang, Humeyra ingin mendengar pengakuan hati Agam pada dirinya, untuk memastikan langkahnya, apakah harus maju atau malah mundur. Ia tidak mau tanpa ia tahu isi hati Agam lalu memilih maju untuk memiliki, padahal Agam tak sama sekali mengharapkannya. Lebih baik ia tahu dari awal apa yang sebenarnya terpendam dalam hati Agam, agar mampu mempertimbangkan tindakannya dalam mencintai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Teen FictionMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...