Siang hari yang terik menciptakan suasana sepi seperti malam hari, semua orang bersembunyi di rumah masing-masing entah itu menghindari sinar matahari yang menyengat atau terlelap tidur. Dan Humeyra tidak melakukan dua pernyataan tersebut, setelah selesai membuat kue, Kak Aisyah dan Bang Tama langsung bersiap untuk berangkat ke pelabuhan. Nasib malang sedang Humeyra jalankan, sudah empat balik Humeyra mengangkut barang bawaan Kak Aisyah ke bagasi mobil, sedangkan Kak Aisyah sendiri sibuk berdandan. Meskipun dibantu Bang Tama, ia juga manusia yang bisa lelah.
Selesai memasukkan barang terakhir Kak Aisyah yang super berat berisi baju-baju, Humeyra duduk sejenak di bagasi mobil yang masih terbuka, ia mengibaskan tangannya berharap angin bisa menyejukkan keringat nya. Panas-panas seperti ini Humeyra ingin menenggak satu gelas minuman segar. Disela santai nya, Humeyra melirik ke arah kost-an, memantau aktivitas mereka di siang hari. Humeyra kira akan sepi, tapi nyatanya tidak. Suara-suara berisik itu masih terdengar sampai ke rumahnya, seperti tidak ada kata lelah mereka membuka mata, mungkin bila Humeyra berada di posisi mereka akan memanfaatkan waktu luang nya untuk tidur.
"Farid tolong ambil kan air minum, haus bangeet!" keluh Humeyra saat melihat Farid berjalan ke luar rumah.
Farid melirik, "nggak mau! Aku mau berangkat ngaji." tolak Farid secara gamblang.
"Sebentar doang toh ke dalam air minum!" keluh Humeyra.
"Udah siang, terlambat aku Kak Humey. Aku berangkat." Ucap Farid langsung bergegas pergi meninggalkan Humeyra.
Humeyra cemberut, namun semuanya terbayar kala Bundanya datang menenteng seteko minuman segar. Mata Humeyra berbinar, pergi satu datang satu yang tak disangka-sangka.
"Buat Humeyra Bun?" Tanya Humeyra begitu semangat.
"Iya, Bunda bikinin jus jeruk. Seger diminum lagi panas gini."
"Waah makasih Bunda," ucap Humeyra dengan semangat lantas memeluk Bundanya penuh kasih sayang. Satu gelas jus jeruk berhasil meluncur ke tenggorokan nya, seketika udara menerpa wajahnya begitu lembut dan sejuk. Dahaga nya terbayar hanya dengan satu gelas jus jeruk buatan Bunda.
"Habis itu antar kue ini ke Paman Bedu ya." satu toples kue sudah berada di depan matanya membuat Humeyra membuka mata lebar.
"Sekarang Bun?" Tanya Humeyra memastikan.
"Iyalah, nggak ada siapa-siapa Humey. Santri pada di dalam semua, lihat sendiri." ucap Bunda sambil menunjuk ke arah kost-an.
Memang tidak ada orang, tapi Humeyra takut saat melewati tempat jemuran akan muncul seseorang untuk menjahit pakaian, biasanya jam segini para laki-laki akan mengambil pakaian masing-masing. Sekali tarikan nafas panjang Humeyra yakinkan dirinya untuk tidak malu dan bertekad tidak akan lari saat ada salah satu santri yang tiba-tiba muncul.
"Bunda, Aisyah sama Bang Tama berangkat ya,"
Langkah Humeyra terhenti saat mendengar suara Kak Aisyah, setidaknya masih ada alasan untuk menunda pengantaran kue ini. Toh iya tidak akan bertemu dengan kakaknya lumayan lama, jadi ia harus melihat keberangkatan Kak Aisyah hari ini.
"Hati-hati di jalan, kalau sudah sampai nanti kabarin bunda, ya Tama?" titah Bunda.
"Iya Bun, nanti Tama kabarin kalau sudah sampai di rumah Amih." ucap Bang Tama seraya menyalami tangan bunda.
Humeyra pun ikut bersalaman dengan Kak Aisyah dan Bang Tama, bukannya segera masuk ke dalam mobil, Kak Aisyah malah berbalik badan menatap ke arah Humeyra dengan tatapan tajam lantas menodong nya dengan botol minum yang digenggam Kak Aisyah.
"Kamu, jangan mentang-mentang Kakak nggak ada di rumah, jadi kesempatan kamu untuk buka kerudung! Tetap pake kerudung mu, meskipun cuman ke halaman rumah. Paham?" amanah Kak Aisyah padanya penuh dengan penekanan disetiap katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Teen FictionMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...