"Singgah hanya karena penasaran, berusaha mendekat seolah paling menginginkan. Saat semua terjawab, perlahan langkahmu semakin mundur, mempertegas ketertarikan mu hanya sesaat."
Bahagia untuk berjumpa dengan kesedihan, tawa lepas ternyata untuk menyapa tangis, harapan pun berusaha disandingkan dengan keputusasaan. Semakin menunggu ternyata waktu semakin lama saat diterima, hal-hal yang tidak diinginkan berdatangan menampar diri. Rasa kecewa beriring kesal selalu menjadi dominan dalam hati, menggunung sampai akhirnya pecah menjadi tangis tanpa suara. Selalu seperti ini, apa yang berisik di hati akan tampak kala menangis.
Pagi yang cerah tidak mewakilkan hatinya yang mendung. Berhari-hari gelisah bersemayam dalam hati, berusaha Humeyra tahan tanpa bercerita. Agam semakin jauh dalam pandangannya, hal manis diawal membawa pahit diakhir. Humeyra rindu pertemuan awal dengan Agam. Saat itu keduanya masih sama-sama malu untuk bertemu, hanya bisa tersenyum lantas pergi menyembunyikan diri, meskipun begitu keduanya sama-sama ingin memandang, mencari cara untuk bertemu. Saat Humeyra berada di halaman dapur, tanpa disadari Agam sudah berada di tempat jemuran berdiri menghadap ke rumahnya tiba-tiba bernyanyi, selalu berhasil membuat Humeyra tersenyum.
Lantas berusaha memanggilnya dengan menyebut nama kucing kecilnya-Anko. Setelahnya pasti Humeyra akan muncul dibalik pintu untuk menyapa senyuman Agam, sesekali berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Kapanpun Agam melewati rumahnya, Humeyra akan menunggu akhir dimana Agam berbalik menoleh ke rumahnya, saat itu Humeyra akan muncul dibalik gorden untuk tersenyum pada Agam. Tak ayal Humeyra pun sering terkejut kala kehadiran Agam selalu tertangkap saat Humeyra sedang mengepel di teras depan. Berjalan mendekat sambil menenteng sisa makanan untuk disebar ke kolam ikan, setelahnya Agam akan berdiam lama sambil belajar dan hal itu rutin setiap harinya.
Hari semakin berganti cepat, pagi pun terasa cepat bertemu senja, semakin sulit pula Humeyra melihat Agam. Semenjak itu Humeyra lebih banyak bertanya pada Farid tentang keberadaan Agam, nihil adiknya pun selalu menjawab tidak tahu. Tak ingin bersuudzon, Humeyra memenuhi pikirannya dengan hal baik. Mungkin karena sedang ujian Agam lebih sibuk belajar di dalam, mencari ketenangan agar mudah mencerna materi.
Setiap pagi tidak pernah absen Humeyra memastikan Agam bisa melalui semua ujian, meskipun hanya sesaat setidaknya ia tahu Agam masih ada di sini. Humeyra kembali memasuki kamarnya duduk berdiam di meja belajarnya sesekali membuka buku secara acak lantas membaca tanpa paham apa yang sedang ia baca. Bosan. Memang dirinya bosan, berhari-hari diam di rumah mengulang aktivitas sama.
Apa yang dipertemukan pada ku hari ini, jangan biarkan perpisahan membuat tangis ku berderai. Aku ingin melepas dengan keikhlasan dalam hati tanpa mengeluh, bukan tanpa alasan Allah mentakdirkan perpisahan tanpa pelajaran. Jika pun ini menjadi yang terakhir, lupakanlah sejenak segala hal yang menyangkut dirinya, pudarkanlah rasa dihati, buatlah hati ini mudah merelakan, tidak apa kalau sekarang banyak menangis asalkan ia tidak menangis saat hari berpisah dengan nya tiba. Apapun alasan dia mendekat, walaupun dilandaskan karena rasa penasaran, Insya Allah dengan kelapangan hati ku terima. Sesungguhnya Engkau lebih tahu apa yang aku butuhkan, bukan apa yang aku inginkan.
Akhir-akhir ini memang Humeyra berusaha untuk tidak peduli walau pada hakikatnya ia masih mencari. Mulai hari ini Humeyra berusaha untuk melupa semua yang berkaitan tentang Agam, ia tidak ingin merasakan sakitnya diakhir. Merasa tersiksa akan rindu, sesak menahan tangis mengenang hari-hari manis dengan Agam. Lebih baik ia mulai acuh dari sekarang, Humeyra ingin berhenti mencari tahu tentang Agam.
Humeyra beranjak menuju tempat tidurnya, sebelum itu ia melirik layar ponsel di atas nakas, lantas mengambilnya penuh kekhawatiran. Sejauh ini Humeyra masih bisa mengontrol ekspresi wajahnya, tapi saat satu nama tertera di layar ponsel helaan nafas pajangan terdengar berat beriring tubuhnya jatuh tepat di atas kasur. Sejenak matanya terpejam, baru saja Humeyra ingin melupa, kini Agam muncul memberinya pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Teen FictionMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...