Gelap semakin menebar menyelimuti bumi, detak jam terus bernafas membawa malam larut dalam kesunyian. Cahaya rembulan memberi sinar teduh untuk bumi, tak ada kesan menakutkan melainkan sendu membawa sedu tangis kerinduan yang tidak pernah tersampai kan. Tenang nya malam tak mampu membawa hati Humeyra tenang, setelah kedatangan Habsya ke rumah nya ia masih mencari jawaban sampai akhirnya seluruh keluarga diperintah Ayah berkumpul di ruang tamu. Sebelum kabar Humeyra terima entah mengapa ia sudah merasakan matanya memanas, bulir bening mulai berlinang, detak jantungnya sudah berdentum tak karuan.
Di ruangan itu ia tidak banyak bicara selain menunggu kehadiran Sang Ayah setelah melaksanakan salat Isya. Pandangannya senantiasa menunduk tak kuasa memandang sekitar. Di pinggirnya Kak Aisyah mengusap bahu Humeyra namun Humeyra tepis, ia tidak ingin semakin menjadi untuk menangis. Sebisa mungkin ia menangkan dirinya.
"Humeyra." panggil Ayah membuat Humeyra melirik cepat pada sumber suara.
"Iya, Yah." lirih Humeyra terdengar lemah.
"Yang lalu biarlah berlalu, datang dan pergi memang sudah menjadi pasangan dalam kehidupan. Semuanya kembali pada diri sendiri mampu menerima atau terjebak dalam rasa tidak rela. Tapi Ayah harap kamu tidak tersesat dalam kisah masa lalu mu, jika pun sampai saat ini kamu masih tersesat dengan rasa mu, Ayah akan menuntun kamu menuju jalan pulang. Sekarang Ayah membawa kebahagian abadi untuk putri kedua Ayah. Humeyra ingin bahagia?" Tanya Ayah.
Humeyra semakin menundukkan pandangan, sesekali ia menyeka air matanya merasakan sedih teramat pekat. Meskipun hatinya menebak kedatangan Habsya ke rumah, tapi jauh pikirannya mengelak semua isi hatinya. Ia harap ini tidak akan terjadi.
"Mey," bunda merangkul putrinya untuk segera menjawab pertanyaan Ayah.
"Ingin Yah, dengan orang yang Humey cintai." cicit Humeyra, jelas kata orang yang dicintai adalah untuk Agam.
"Habsya temanmu datang membawa niat baik nak, melamar mu. Ayah terima lamaran dia," Humeyra sontak mengangkat kepala menatap Ayah dengan rasa tidak menyangka.
"Tapi keputusan akhir ada di kamu, apakah kamu berkenan menerima lamaran Habsya? Ayah beri kamu waktu satu minggu untuk meminta petunjuk pada Allah. Ayah mohon, pikirkan baik-baik jangan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan. Bahagiamu ada di tanganmu."
Bagai disambar petir, kabar ini akhirnya terjadi hari ini. Ia masih menunggu kehadiran pria bernama Agam. Ia masih menanti-nanti kabar gembira dari Agam, Humeyra yakin tanpa berkomunikasi dan kabar, hatinya menduga Agam sudah mendarat di tanah Indonesia. Pria itu masih sibuk setelah kelulusan nya, pria itu masih mengurusi karir nya. Hanya sebentar, karena Humeyra yakin pasti Agam akan datang ke rumah ini menemuinya.
"Jika sampai saat ini Agam menjadi alasan kamu menolak lamaran Habsya. Ingat, kesempatan tidak akan datang dua kali. Cintailah orang yang menikahimu."
"Aku akan minta petunjuk Allah atas lamaran Habsya, Yah. Insya Allah kalau sudah siap, Humey beritahu Ayah apa jawabannya."
Ayah menggangguk mengalah atas jawaban Humeyra meskipun Rusli mengetahui penolakan terpampang jelas melelaui raut anaknya. Tapi ini terlalu gegabah bila anaknya tidak berpikir matang atas tindakannya. Bahagia putrinya adalah harapan Rusli.
~~~
Dalam perjalanannya menuju rumah Zulfa dipertengahan hari Humeyra menatap wajahnya melalui layar ponsel untuk mengecek kondisi kelopak matanya yang sampai saat ini masih bengkak. Apa yang disampaikan Ayah kemarin malam ternyata mambawanya menuju lautan tangis tiada henti, sepanjang malam Humeyra berusaha menerima takdir yang Tuhan berikan padanya. Ia ingin ikhlas menerima tapi jauh di lubuk hatinya masih menyerukan ketidakterimaannya atas lamaran Habsya. Bahkan sekarang Humeyra tidak ingin berjumpa dengan Habsya untuk sementara waktu, ia butuh waktu untuk menjawab dan bertemu dengan Habsya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELEPAS HARAP | Complete
Teen FictionMencintai bukan berati harus memiliki, terkadang mencintai harus bisa mengikhlaskan nya. Berharap padanya yang jauh dari kata gapai. Wanita yang dihadapkan dengan kata tunggu, menunggu pria yang ia cintai nya datang untuk meminang. Namun, semuanya r...