Prolog

16.5K 352 0
                                    

PRAKATA.

.

.

.

.

.

.

Cerita-cerita dalam TULISAN ini hanya FIKTIF belaka.

Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

GUNAKAN IMAJINASI MU.

AKAN SANGAT BERGUNA JIKA ANDA BACA, AMBIL PELAJARAN YANG BAIK DAN BUANG YANG TIDAK BAIK.

NAMUN KARENA DISINI BANYAK YANG TIDAK BAIK, JADI JANGAN MASUKKAN KE HATI.

BACA, RENUNGKAN LALU HAPUS JIKA TIDAK BERGUNA.

BACA, RENUNGKAN DAN SIMPAN KALAU BERGUNA.

.

.

.

..


SALAM SAYANG,

...REESH ...


.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hallo, good afternoon. What do you want to order?"

"Satu vanila latte dan americano, bayar kartu"

"Atas nama siapa?"

"Kamu tau nama saya"

"Atas nama siapa, Pak?"

"Josh"

"Bapak bisa tunggu dan lima menit lagi pesanan anda akan datang"

"Thanks"

Lelaki bernama Josh itu mengambil duduk di sebuah bangku kosong dan memainkan ponselnya. Nampak sibuk dengan benda itu. Hari ini, gerai kopi berwarna hijau itu nampak lengang. Josh bangkit dari tempat duduknya ketika namanya di panggil.

"Lattenya untuk kamu" kata Josh sambil menyesap kopi hitamnya. 

"Saya tidak minum latte"

"Kenapa? Bukannya kamu suka latte"

Perempuan itu diam.

"Kamu pulang jam tiga kan?"

Masih diam sembari sibuk membersihkan counter yang sudah kinclong.

"Kata teman mu kamu pulang jam tiga sore jadi ayo kita bicara sebentar."

"Saya tidak ada waktu, setelah ini mau kerja sambilan lagi ke tempat"

"Sepuluh menit"

Tidak ada jawaban.

"Lima menit"

"Ya sudah bicara saja sekarang. Anda mau bilang apa?"

"Orang tua kamu minta kamu pulang"

"Saya tidak punya orang tua."

Josh mendesah pelan.

"Hans kangen sama kamu."

"Anda datang kesini hanya untuk mengatakan itu? Mending anda pergi. Ganggu banget"

Josh mendesah pelan. "Hans sakit dan dia selalu nyari kamu."

"Sakit apa?"

"Kamu lebih baik pulang dan tanya dia"

"Untuk apa saya pulang? Istri dan anak barunya pasti sudah cukup di hidup lelaki itu."

"Mereka kan sudah cerai dan anaknya ikut sama istrinya semua. Hans sendirian"

Perempuan itu terdiam sejenak. Tangannya yang menghitung uang berhenti sejenak sebelum sedetik kemudian dia menutup mesin kasir. "Sudah lebih dari  lima menit. Anda bisa pergi sekarang"

"Selama ini Hans sudah baik merawat kamu. Setidaknya kamu tau diri untuk membalas budi. Karena bagaimana pun, kamu bisa disini karena Hans juga."

Setelah mengatakan kalimat menyakitkan itu, Josh dengan membawa kopinya meninggalkan vanilla latte di meja counter.

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang