Selamat datang di Bali.
Setelah menyelesaikan dua jam penerbangan singkat yang menyenangkan akhirnya Naleah sampai di Bali dengan sehat selamat walafiat pukul sembilan lebih pagi ini.
Syukurlah tidak ada delay karena cuaca sangat bagus dan langit sedang cerah-cerahnya. Dari atas saja pulau Bali sudah sangat indah, biru tua dan biru langit lautnya kelihatan begitu memesona sampai Naleah mengambil banyak sekali foto. Tak rugi dia membeli tiket dekat jendela sehingga bisa melihat pemandangan indah itu.
Sesampainya di bandara I Gusti Ngurah Rai, dia memesan taksi dan langsung meluncur ke hotel yang sama dimana tempat Hans menginap tiga hari ini.
Perjalanan ke Nusa Dua cukup memakan waktu dan selama di jalan, dia menikmati pemandangan gedung dan tempat makan yang berjejer di pinggir jalan. Banyak bule yang jalan kaki, atau naik motor dan bergitu banyak Pura yang indah.
Pukul sepuluh lewat empat puluh lima, Naleah sampai di hotel pemberian Hans kemarin. Lobbynya begitu indah, dengan patuh kayu yang mencengangkan menyambut di tengah lobby yang sibuk.
Tampak ada begitu banyak bell boy tengah menyusun koper para tamu yang akan keluar siang ini.
Resepsionis juga sibuk mendata para pelanggan yang akan menginap hari ini. Tempat itu sibuk sekali dan ada begitu banyak orang. Semoga tidak ada yang mengenali dia meskipun sudah memakai topi bunga selebar daun talas dan kacamata hitam.
Sepertinya seminar yang di adakan begitu besar sampai memesan semua kamar di tempat ini. Apalagi ini hotel berbintang yang lumayan cukup terkenal. Naleah bisa mendengar petugas resepsionis berkata kalau kamar akan tersedia dua jam lagi. Lama juga mereka menunggu.
Naleah tidak takut akan orang yang melihat mereka, karena orang disini tidak akan mengenali mereka secara pribadi. Kalau Naleah tidak ketemu dengan rekan kerja Hans, mungkin akan baik-baik saja.
Dia menanyai salah satu petugas lobby yang sudah tampak lengang.
"Selamat Pagi, Mbak. Ada yang bisa dibantu?"
"Pagi, Mbak. Saya mau ketemu Papa saya menginap disini."
"Sudah ada janji, Mbak?"
"Sudah, saya anaknya kok"
"Atas nama siapa ya?"
Naleah memberikan nama lengkap Hans kepada petugas hotel itu.
"Sebentar kita cek dulu ya" perempuan cantik itu tampak sibuk melihat komputer yang ada di bawahnya.
"Oh, Peserta seminar ya, Mbak?"
"Iya."
"Kamar itu sudah mau check out, Mbak, dua jam lagi"
"Saya cuma mau ambil barang Papa aja, Mbak. Mereka check out sekarang kan?"
"Oh, nama Mbak siapa ya?"
"Naleah"
"Baik, Mbak. Ini kuncinya ya. Silahkan naik dari lift sebelah kanan saja"
Petugas resepsionis itu memberikan Naleah sebuah kartu dan dengan cepat dia menerimanya.
"Terimakasih banyak"
Naleah membawa kopernya melintasi lobby yang luar biasa lebar itu dan masuk ke dalam lift. Bahkan liftnya saja ada empat di dua sisi.
Dia masuk ke dalam salah satu lift setelah semua orang yang ada di dalam lift keluar, menekan nomor lantai dan menempelkan kartu akses itu. Benda besi itu bergerak naik dengan cepat, mulus dan tak terasa tau-taunya sudah sampai saja.