3

5.1K 223 2
                                    

Naleah menggeram pelan.

Tengah malam begini, baru selesai bertengkar dengan keluarga lamanya kini dia bertemu dengan manusia ini.

Josh sama menjijikkan dengan Jenaka dan dia membenci mereka berdua.

Jenaka mengusirnya dari kehidupan Hans.

Dan Josh mengganggu nya seperti kutu yang tidak bisa mati meski sudah di injak lalu dicaci maki.

Lelaki itu baru saja turun dari mobil dan nampak kesal melihat nya. Bahkan pakaiannya masih sama seperti yang di pesawat tadi.

"Kamu dari mana saja? Kamu tidak berfikir saya setengah mati mencari kamu yang kabur kaburan seperti anak-anak dan ternyata kamu disini?"

Lelaki itu berjalan ke arahnya dan memutus jarak diantara mereka.

Baru saja dia berdiri di depan Naleah, Josh tampak syok. Karena pipinya di tampar oleh Naleah. Sangat keras,  sekeras batu yang menghancurkan hati Naleah. Kulit wajah Josh yang putih bagaikan salju langsung saja memerah dengan cap tangan disana.

"Kamu sama saja seperti kakak mu. Satunya pura-pura baik, satunya penipu. Kamu tau apa yang aku tinggalkan demi tipuan kamu ini? Kamu pikir ini lucu?" 

Bagaikan anak kecil yang di angkat dari air saat anak kecil itu asik berenang, Naleah memberontak keras lalu memukuli Josh dengan membabi buta.

"Saya bukan penipu. Jaga omongan kamu baik-baik" Mau sekuat apapun Naleah memberontak, namun kekuatannya akan kalah dari seorang laki-laki. Apalagi Josh yang sebesar babon.

Lelaki itu memegang tangannya dan mencengkeram sehingga tidak bisa berbuat apapun. Padahal Naleah ingin mencakar wajah itu supaya buta.

"Lalu apa? Hans sakit? Sakit apa? Cerai? Perempuan itu hamil sekarang.  Apa lagi namanya kalau bukan penipu?" Naleah meneriakkan rasa frustasinya di wajah Josh namun lelaki itu tak berkutik. 

"Hans memang sakit dan mereka nyaris bercerai."

"Laki-laki bangsat. Pergi saja kau ke neraka" Naleah menendang tulang kering Josh hingga lelaki itu mengaduh kesakitan sambil mengusap kakinya.

Naleah merasa sangat lelah. Hatinya juga sakit. Hingga tidak memiliki tenaga untuk bertengkar dengan lelaki itu. Salahnya sendiri mengapa dia mau di bodoh bodohi oleh lelaki yang dia benci.

Dia membenci Jenaka. Dan Josh adalah adik Jenaka. Makanya dia membenci lelaki ini karena mereka memiliki hubungan saudara. 

Klise sekali.

Tak mau berdebat, Naleah memilih untuk pergi saja. Entah kemana. Ke rumah Tante Bulan tidak mungkin karena dia sudah punya keluarga dan tinggal di rumah Oma yang cerewet.

Selain mereka tidak ada lagi orang baik yang dia miliki. Dulu saat Hans membawanya ke keluarga lelaki itu, tidak ada yang menerimanya. Makanya dia tidak punya siapapun.

Terpaksa ke hotel, ke motel atau apapun.  Yang penting dia bisa tidur seharian. Tanpa siapapun yang mengganggu.

Namun sepertinya dia harus mengurus om-om mesum ini dulu. Karena tangannya tiba-tiba di tarik, untung bonekanya tidak jatuh.

"Kamu mau kemana jam segini?"

"Bukan urusan kamu"

"Itu menjadi urusan saya karena saya yang membawa kamu pulang."

" Berbicaralah semaumu, aku tidak peduli. Lepas enggak?"

"Tidak sebelum saya lihat kamu masuk ke rumah itu."

"Rumah siapa?"

"Rumah Hans"

"Jangan bodoh. Aku tidak ada hubungannya dengan mereka lagi. Dan berhenti mengganggu hidup ku."

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang