Ketika Naleah membuka mata dari tidurnya yang amat sangat luar biasa lelap, kamar itu nampak gelap. Bukannya bangun dan langsung mandi, dia memilih untuk bergelung kembali di kasur dan memeluk bantal.
Bagaikan kepompong yang baru saja nyaman di dalam persembunyiannya, Naleah harus memaksa dirinya bangkit dari kasur karena dia merasa perutnya sakit. Mungkin karena mau buang air.
Dengan cepat, sembari mengumpulkan jiwanya, dia menyingkirkan selimut yang menutupi badannya lalu masuk ke kamar mandi.
"Noooo"
Ia memekik frustasi ketika melihat celana dalamnya penuh dengan darah sampai mengotori pahanya.
Kenapa dia harus datang bulan di saat seperti ini?!
Ya salahnya. Dia lupa. Kemarin lusa bercak kecil sudah menjadi pertanda namun karena semua yang terjadi semalam dia menjadi lupa.
Mau beli dimana pembalut, pakaian ganti, dalaman sementara pakaiannya saja tidak ada yang bersih. Apa dia harus pakai pakaiannya semalam?
Malas sekali pergi kemana-mana kalau sedang datang bulan begini. Maunya tidur saja di dalam kamar, menonton sambil makan.
Dia ingin mandi namun nanti saja setelah keluar membeli kebutuhan dasar.
Kebutuhan dasar ini lebih penting baginya.
Sebuah bathrobe berwarna putih yang terlipat rapi di samping wastafel dia pakai untuk membungkus tubuhnya dan keluar dari kamar mandi.
Naleah hampir mati ketika di kamar gelap itu dia melihat sosok hitam tinggi besar berdiri di samping kasurnya. Untung saja dia masih hidup dan ketika lampu dinyalakan, sosok tinggi itu adalah Josh.
"Kamu kenapa?" Tanya lelaki itu santai.
"Kamu yang kenapa? Gimana caranya kamu bisa masuk?" Dia benar benar sudah mengunci pintu dengan baik dan kuncinya pun dia biarkan lengket disana.
"Saya pikir kamu kabur makanya saya masuk kesini."
"Kabur apaan? Lain kali tolong ketuk pintu dulu."
Josh melipat tangan di dada, nampak tidak senang. "Saya sudah menunggu kamu semenjak jam tiga sore dan ini sudah jam tujuh malam."
"Jam tujuh?"
Naleah membuka gorden dan benar saja kalau di luar hari sudah gelap dan malam bermandikan cahaya lampu.
Selama itu dia tertidur.
"Kamu kenapa teriak di kamar mandi tadi?"
"Aku datang bulan sementara koper ku entah dimana"
"Kalau kamu tidak kabur maka koper mu akan bersama mu saat ini"
Tidak ada bantahan dari Naleah. Jadi Josh melanjutkan "Kamu mandi dulu dan check out sekarang."
"Check out? Terus aku tinggal dimana?"
"Kamu pulang ke rumah Hans."
"Tidak mau."
"Lantas kamu mau kemana? Sampai kapan kamu disini?"
"Sampai jetlag ku hilang."
"Lalu?"
"Cari kost murah, cari pekerjaan dan melanjutkan hidup. Mau apa lagi?"
"Saya bawa kamu pulang supaya bisa tinggal bersama Hans. Bukannya kabur dari rumah seperti ini"
"Itu kan mau kamu. Aku tidak meminta. Lagian kenapa sih kamu nafsu banget bikin aku tinggal di rumah Hans?"
"Supaya Hans dan Jenaka berpisah"