63

921 99 8
                                    

"Lili, hari ini kamu libur kan? Papa mau ngajakin jalan sama makan. Udah lama kan enggak jalan?"

"Lili..."

"Kamu masih tidur ya?"

"Kabarin Papa ya"

Sabrina melirik ponsel Naleah yang sedari tadi berisik dan tak mau diam. Sementara Naleah sedang pergi ke kamar mandi dan belum kembali. 

Saat ini mereka ada di mall, sedang belanja di salah satu toko pakaian karena Sabrina ingin membeli kado untuk keponakannya yang ulang tahun. Setelah apa yang dia cari sudah dibeli, mereka makan siang sekalian.

Makan siang di sebuah foodcourt untuk makan pizza. Sabrina duduk sambil memainkan ponselnya namun tidak bisa fokus karena ponsel Naleah.

"Dari tadi hp lo bergetar mulu." Untung perempuan itu datang sehingga tak ribut lagi.

"Oh ya? Siapa sih?"

"Ya mana gue tau"

Naleah duduk di tempatnya dan membuka ponselnya. 

"Kenapa lo?"

"Bokap ngajakin makan. Ini kita lagi makan ngapain ngajak makan lagi? Udah kenyang duluan. Ngajak liburan kek, ngajak belanja kek, ngasih warisan kek." Ujar Naleah singkat. 

"Om Hans?"

"Iya"

"Lagian ngapain bapak lo ngasih warisan, emangnya mau mokat?"

"Jangan dong."

"Lagian lo aneh. Makan dimana?"

"Enggak tau."

Sabrina memerhatikan Naleah mengambil sepotong pizza lalu memakannya dengan cepat. Mengunyah makanan ekstra keju itu dengan lahap. 

"Tanyain dong"

"Kok kamu yang semangat banget?"

"Kan penasaran. Tapi Bokap angkat lo guanteng banget, Li. Dia enggak ada keinginan selingkuh gitu ama gue sebelum menikah ama Tante Dani?"

Naleah terkekeh pelan. 

"Kamu mau dikatain pelakor?"

"Kalau engak ketahuan kan enggak apa-apa"

"Jangan deh. Kami itu cantik, banyak kok laki-laki baik yang bakalan jadi pasangan kamu"

"Terus laki-laki baik itu mana? Kalau banyak gue enggak akan jomblo begini tau"

"Josh kali"

"Josh siapa?"

"Temen ku yang semalam"

"Idih, najis. Mendingan gue jomblo sampe tua. Jangan bawa-bawa dia ke pembicaraan kita, jijik banget."

"Yaudah."

"Gue bosan banget deh, Li. Tiap hari kerja di cafe, kalau enggak melukis ya jalan sama Lo. Tiap malam gue kesepian enggak ada yang pelukin. Lo enggak kesepian juga?"

"Ngapain kesepian kan ada kamu yang ngajakin keluar mulu. Malah capek tau jalan mulu. Ke salon lah, ke spa, ke mall, sekarang belanja."

"Namanya perempuan ya kesukaannya nyalon, ngemall, pijet, biar syantik. Buktinya lo makin cantik, makin cerah dan makin feminime. Enggak kayak kemarin yang kayak bengkel lantai, dekil banget. Udah gitu pake celana mulu, kayak preman aja lo"

"Ih, jahat banget"

"Pas libur sekalian pijet yuk"

"Kan baru minggu lalu"

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang