74

914 81 2
                                    

Naleah mengeliat dalam tidurnya ketika merasa silau oleh cahaya matahari pagi ini. Ketika dia membuka mata, cahaya matahari sudah masuk ke dalam kamar mengenai matanya melalui kisi-kisi gorden yang tidak di tutup dengan rapat. Sehingga dia merasa kesilauan dan terbangun dari tidurnya yang lelap.

Hans yang tidur di sampingnya nampak damai, dengan mulut sedikit terbuka, memeluk bantal erat memunggungi dirinya. Sehingga sinar matahari pagi hanya mengenai punggung lelaki itu yang polos.

Dengan pelan dia menyingkirkan selimut, mengecup punggung Hans lalu bangkit dari tempat tidur.

Hal pertama yang dia lakukan setelah bangun adalah menutup horden itu supaya Hans tidak silau dan terus tidur. Lalu membuka lemari untuk mengambil bathrobe menutupi tubuh polosnya.

Setelah mencuci wajah dan mencepol rambutnya tinggi di kepala, Naleah keluar dari kamar mandi, memunguti pakaiannya dan pakaian Hans yang tercecer di lantai dekat pintu, memasukkan ke dalam keranjang laundry. Mengembalikan sepatu mereka berdua ke rak sepatu lalu membuka kulkas.

Di dalam hanya ada air dingin yang dibeli kemarin dan tinggal sedikit lagi. Dia teguk air itu sampai habis untuk membuat hausnya hilang.

Makan apa ya pagi ini?

Jam sudah menunjukkan pukul delapan dan Naleah malas masak. Meskipun Hans menyetok beberapa bahan masakan di kulkas, namun tak ada niat untuk membuat sarapan sendiri.

Dia memutuskan untuk memesan makanan saja dari restoran supaya cepat.

Naleah memesan smoothie, salad dan jus jeruk untuknya. Sementara untuk Hans dia pesankan salad daging, egg benedict juga sandwich daging ekstra daging. Lelaki itu kalau makan protein pasti banyak sekali jadi dia pesan banyak juga.

Sembari menunggu pesanan datang, Naleah memutuskan untuk mandi. Semalam karena makan di club itu rambutnya jadi kasar, bau rokok dan bau keringat.

Apalagi nanti jalan ke Atlas jadi dia pengen cantik saja.

Dia masuk ke dalam ruang shower semi outdoor dimana ada beberapa tanaman hijau tumbuh subur, dengan lantai batu-batuan putih yang cantik juga lembut saat di injak dengan sinar matahari dari atas.

Dengan sabun melimpah dia gosok kulitnya supaya lembut, memastikan semua minyak dan asap rokok luruh dari badannya. Memakai sampo dua kali supaya bersih. Dia mendongak, memejamkan mata, merasakan air dingin yang sejuk membasuh dirinya di bawah sinar matahari pagi. Mandi sekalian berjemur mah ini namanya.

Segar sekali.

Setelah selesai mandi, Naleah menggulung rambut dengan handuk. Berdiri di depan wastafel untuk memakai skincare, bodycare juga parfum. Setelah itu menyalakan hairdryer untuk mengeringkan rambutnya yang basah supaya cepat kering.

Naleah menundukkan kepala untuk mengeringkan belakang kepalanya yang agak susah di jangkau. Menoleh ke kiri lalu ke kanan sehingga semuanya kering. Setelah itu dia mencatok rambutnya, menggulung dengan roll tinggi-tinggi di kepala sampai semua rambutnya tergulung.

Setelah selesai semua itu dia keluar dari dalam kamar mandi lalu memakai pakaiannya.

Pas sekali saat dia sudah berpakaian, ponselnya berdering. Petugas ojek online yang mengantarkan makanannya sudah menunggu di lobby membawa pesanannya.

Akhirnya makanan tiba.

Sambil memakai rol di rambut, Naleah keluar mengambil makanan pesanannya dan membawa dompet Hans. Untuk membayar karena saldonya belum di isi.

Karena Hans masih tidur, Naleah makan duluan sambil duduk di sun launcher menikmati waktunya yang tenang. Bermandikan cahaya pagi yang masih enak di badan.

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang