DUA HARI HANS TIDAK PULANG.
Dua hari pula Hans tidak memberikan kabar.
Dua hari pula ponselnya tidak bisa dihubungi.
Dua hari lelaki itu menghilang bagaikan debu yang di sapu oleh angin dan entah pergi kemana.
Ingin bertanya kepada Tante Bulan, dia malu.
Ingin bertanya kepada Dhani, dia tidak ada muka. Untuk apa dia bertanya soal Hans pada lelaki itu ketika hubungan kedua orang tuanya renggang?
Apalagi selama beberapa hari ini dia mengabaikan semua pesan orang hanya untuk fokus kepada Hans. Hanya untuk berduaan dengan Hans. Mana dia tau kalau akan ada kejadian seperti ini. Kalau dia tau mungkin dia akan sering-sering mengajak Tante Bulan ngobrol.
Tapi kalau mereka mengobrol maka mulutnya akan bocor mengatakan kalau Hans ada bersamanya disini.
Semuanya serba salah.
Naleah sangat khawatir.
Naleah tentu saja berfikir kalau terjadi sesuatu hal yang buruk terhadap Hans di perjalanan sehingga tidak ada kabar apapun sama sekali. Takut kalau kalau lelaki itu mengalami kecelakaan lagi dan membuatnya masuk ke rumah sakit.
Rasa khawatir yang besar itu lalu berubah menjadi amarah.
Tega sekali Hans memperlakukan dirinya seperti ini.
Setelah apa yang mereka lalui bersama, Hans mengabaikannya bagaikan sampah.
Dan tiba-tiba dia menangis di kamarnya karena amarah, benci, rindu dan khawatir. Semua perasaan ini bergejolak menjadi satu membuat dia hampir gila.
Selama dua hari tanpa Hans, Naleah menyibukkan diri dengan menghabiskan waktu untuk membuat kue seharian lalu keesokan harinya jalan-jalan seharian.
Dapurnya yang biasa dipakai oleh Hans dan Tuti untuk memasak makanan kini dia invasi dengan membuat berbagai macam kue kering dan tart.
Kue mangga yang dia buat kemarin dia makan sepotong lalu selebihnya dia berikan kepada Mbok Tuti untuk di bawa pulang ke rumahnya.
Mbok Tuti sangat senang mendapatkan kue sebesar itu untuk dia makan bersama anak dan suaminya. Katanya mereka suka sekali pada kue buatannya, tidak terlalu manis dan pas di lidah. Sampai semua orang suka dengan rasanya dan makan sepotong besar perorang.
Syukurlah mereka menyukai kuenya.
Dan saat ini dia lagi-lagi membuat kue yang baru.
Lemari makanan bahkan sampai penuh dengan toples berisi kue kering dan kue blackforest yang jumlahnya cukup banyak.
Mbok Tuti dua hari ini pasti pulang membawa kue tart untuk di bagikan ke rumah dan tetangganya.
Dapur selalu beraroma harum karena oven tidak pernah berhenti memanggang.
Seharian membuat kue memang menenangkan pikirannya namun dia bosan di rumah karena selalu teringat Hans dan ujung-ujungnya akan kembali khawatir pada lelaki itu.
Jadi keesokan harinya, pagi-pagi sekali Naleah keluar rumah, membawa ransel di punggung berisi makanan, pakaian ganti, uang, ponsel, power bank dan obat sebelum pergi berkelana.
Dia menyewa sepeda motor milik Tuti selama sehari penuh untuk dia pakai menjelajah. Untungnya musim hujan sudah selesai dan langit menjadi cerah dengan awan yang indah.
Ternyata ada untungnya Hans tidak di villa selama dua hari ini. Dia jadi fokus membuat kue dan fokus jalan-jalan. Kalau Hans ada mungkin dia akan di larang jalan jauh seperti ini.