12

3K 136 1
                                    

Sembari berguling di kasur dengan ponsel di tangan, Naleah yang kemarin menjadi tukang suruh kini jadi pengangguran besar besaran.

Dia sedari bangun langsung mencari info pekerjaan dari semua akun loker di sosial media. Mulai dari instagram, Facebook, bahkan LinkedIn pun dia cari. Semua dia kirimkan surat lamaran melalui email dan kepalanya sudah panas.

Sudah seminggu ini dia menjadi manusia gua seperti ini. Hanya keluar kalau mau membeli bahan makanan saja.

Teman teman kerjanya mulai berhenti menanyainya kenapa dia dipecat tiba tiba. Sebab Naleah mengabaikan mereka satu persatu.

"Minggu depan bokap ulang tahun. Ngasih apa lo?"
-Dhani-

Melihat pesan itu membuat Naleah terbangun dari tidurnya. Hari ulang tahun Hans dan Josh itu sama. Dan Josh mengundangnya ke apartemen lelaki itu.

Mampus.

Josh tampan, mapan, rupawan namun tukang marah. Setelah memarahinya dan membuatnya dipecat lelaki itu tidak pernah ada kabar lagi.

Naleah tidak akan bisa menjalin hubungan dengan lelaki tukang ngambek seperti itu, tukang marah meskipun sudah di beritahu dan tidak percaya padanya. Jadi dia tak akan tidur dengannya apalagi memakai gaun merah seksi seperti permintaannya. Malas.

Pasti akan makan hati sekali.

"Malas. Hans udah punya banyak duit dan aku menganggur"

"Lo dipecat? Ngakk perfom lo? Kasihan. "

"Bangke."

"Oma merayakan ulang tahun di rumah Bokap sekalian selametan karena Bokap sehat.
Jadi lo musti datang."

Aduh. Si nenek sihir itu lagi. Makin malas lah dirinya datang. Nyari penyakit namanya.

"Mendingan aku suruh bangun candi dari pada ketemu dia. Ogah."

"Lo pikir cuma lo aja yang ngakk suka liat itu nenek lampir? Pokoknya gue ngakk mau tau. Dress codenya warna merah. Awas lo ngakk datang. Gue jemput jam lima soalnya pasti macet"

"Aku bilang juga ogah"

Pesanannya tidak di balas oleh Dhani. Mampus lah dia kalau bisa ke rumah Oma.

Bukannya takut, namun malas sekali bertemu nenek tua itu. Bawaannya marah mulu, cerewet terus dan sangat makan hati kalau bertemu dengannya.

Apalagi Hans adalah anak kesayangannya. Cuma Tante Bulan yang baik. Itupun Tante Bulan masih nomor dua untuk Oma.

Dua hari sebelum pesta ulang tahun Hans yang ke empat puluh tiga di rayakan, Dhani sudah menggedor pintu kamarnya.

Lelaki itu memaksa akan merubuhkan pintu kalau Naleah tidak kunjung keluar.

Dan saat ini mereka ada di mall untuk mencari pakaian yang akan di pakai oleh Naleah.

Supaya pakaian yang di beli bagus sebab selera perempuan itu kurang keren katanya.

Dasar anak kecil.

"Pake ini aja" Ujar Dhani ketika mereka sudah lelah keliling mall namun gaun  berwarna merah seperti selera Dhani belum kunjung di temukan.

Lagian Yang mau pakai Naleah kenapa Dhani yang repot sekali memutuskan?

Lelaki itu sudah bosan menemaninya jalan di mall dan memintanya mencoba berbagai jenis gaun. Namun di tolak karena tidak cocok dengan seleranya. Dan saat ini dia hanya ingin semua selesai.

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang