75

1K 92 11
                                    

"Papa bakalan rajin hubungi kamu, ya" Kata Hans sambil mencium kedua pipinya lembut. 

Setelah menghabiskan waktu berdua di apartemen Naleah, lelaki itu memutuskan untuk pulang saat jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

"Dari kantor kesini mampir dulu sebelum pulang bisa kan, Pa?" Tanya Naleah sambil memperbaiki kerah kameja lelaki itu. 

"Papa banyak lembur beberapa hari kedepan. Kenapa enggak kamu aja sesekali main ke kantor Papa?"

"Nyari mati namanya. Curiga dong anak buah Papa ngeliat Lili main ke kantor Papa lama banget."

"Ya udah, nanti Papa usahain ya cinta ku" kata lelaki itu lagi sambil memeluknya, menciumnya dan mengusap wajahnya.

"Iya."

"Papa pulang dulu"

Setelah mereka berpelukan, Naleah memegang tangan Hans erat. "Makasih ya, Pa. Tiga hari kemarin liburannya bener-bener menyenangkan. Makasih udah bayarin semua dan kasih Lili yang terbaik"

"Apapun untuk kamu, Li. Kalau kamu senang Papa juga bahagia" balas lelaki itu sambil mengusap kepalanya lembut. "Papa cinta kamu"

"Cieee...om-om yang kemarin jual mahal sekarang ngaku cinta duluan."

"Udah ah, Papa pulang dulu"

"Masa malu sih? Iya, Lili juga cinta kok"

"Bye, Sayang"

"Hati-hati, Pa."

Setelah mereka berpelukan lagi akhirnya Hans melambaikan tangan  sambil membawa kopernya pergi. Naleah menawarkan ingin mengantarkan kebawah sampai ke taksi tapi lelaki itu menolak.

LIBURAN TELAH USAI, AKHIRNYA KEMBALI KEPADA KENYATAAN DAN KERJA BANTING TULANG MENGHASILKAN UANG. 

Rasanya begitu segar, fresh dan bugar ketika akhirnya masuk kembali ke dalam dapur. Orang-orang tidak ada yang komplain kemana dia pergi seminggu sampai mengabaikan kerjaan, orang-orang juga tidak membicarakan dia lagi dan bekerja pun rasanya semangat. Dia kangen tempat ini dan kangen kerjaannya.

Naleah memberikan oleh-oleh Pai Susu dan juga Ayam Betutu siap makan kepada Ben sebagai oleh-oleh sekaligus menyogok lelaki itu karena sudah baik hati sekali.

Untung lelaki itu juga tidak memarahi dia karena libur melebihi waktu yang diminta. Hebat juga si Hans membacking dirinya. 

Teman-temannya yang lembur seminggu menggantikan dirinya dia berikan juga oleh-oleh makanan supaya mereka senang.

"Gimana kerjaan, sayang?" Tanya Hans ketika Naleah pulang sore itu dari shift paginya di hari pertama kerja kembali ke apartemen. Dia baru saja turun di depan lobby dan Hans menghubungi.

Sembari jalan, Naleah tersenyum mendengar suara lelaki itu. Semenjak mereka kembali dari Bali, tidak peduli sesibuk apapun Hans, dia selalu menyempatkan waktunya untuk menelpon, kalau benar-benar mepet, dia akan mengirimkan pesan. Jadi Naleah selalu tau kemana dan dimana lelaki itu karena selalu di beritahu meskipun dia tidak minta. 

"Lancar, Pa. Kerjaan beres dan untung aja tangan ku masih lincah megang pisau. Kalau lupa bisa bahaya. Hari ini juga sibuk dan dapur sampai keteteran."

Hans tertawa. "Masa sih lupa cuma seminggu doang?"

"Iya, soalnya beberapa hari ini dimasakin cowok ganteng jadi enggak pegang pisau"

Lelaki itu tertawa lagi. 

"Ben juga enggak marah, Pa, dia baik dan enggak nanya apapun karena Lili bolos seminggu. Hebat banget, Papa bilang apa sama  dia?"

"Cuma minta kamu diijinkan libur seminggu aja, kok. Ya Papa sogok juga sih"

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang