Entah kenapa, di kencan pertama dengan orang yang dikenalkan Mbak Bulan dan Mas Joko akan diadakan di klub malam.
Dari semua tempat yang ada di kota ini, taman kota sampai restoran, cafe sampai ke mall, entah kenapa mereka ke tempat ini.
Oma sepertinya cerita kepada Bulan kalau Naleah, perempuan muda yang menghabiskan dua puluh lima tahun hidupnya untuk bersedih hati sendirian, kini merasa siap untuk berkencan.
Bukan sekali dua kali Naleah merasa sedih dan cemburu ketika di acara besar seperti Natal, Tahun Baru, Idul Fitri, ketika melihat pasangan yang saling cinta berduaan kemana-mana menikmati hidup membuatnya merasa menjadi orang yang paling merana sedunia.
Lagi pula dia sudah menyerah pada Hans.
Lelaki itu yang bilang ingin kembali ke masa lampau dan menjalin hubungan dengan Naleah. Namun belum ada seminggu perkataan itu hilang di telan angin. Kali ini dirinya benar-benar menyerah kepada lelaki itu. Sungguh-sungguh lelah sekali.
Dan dia mau tutup buku dengan masa lalunya yang menyebalkan.
Bagaikan orang bodoh, Hans memilih untuk merangkul semua orang yang menyakitinya namun menyakiti orang yang menyayanginya. Dan keputusan lelaki itu membuat dirinya sakit hati.
Kalau bisa berubah menjadi hulk lalu membombardir bumi ini, dia pasti akan lakukan. Namun apalah dayanya yang harus menghargai keputusan bodoh lelaki gila itu.
Dulu Naleah suka sekali menonton film superhero. Orang hebat yang mau melakukan apapun untuk menolong banyak orang dan mengorbankan diri sendiri untuk kebahagiaan orang lain.
Namun sekarang ia muak.
Seorang pahlawan menolong orang lain bukan hanya mempertaruhkan nyawanya sendiri, namun juga perasaan keluarga yang sayang padanya. Dan Hans seperti itu. Dia menyakiti perasaan orang yang mencintainya, yakni Oma, Bulan dan dirinya demi orang yang dia kasihani.
Dan itu memuakkan.
Naleah sudah kenyang akan kebusukan drama ini yang bertahu-tahun tidak kunjung selesai.
Orang tidak bisa dibantu kalau tidak mau dibantu.
Sama saja seperti menguras air laut dengan ember. Pekerjaan yang sia-sia dan membuat gila.
Lagipula menurutnya, untuk bisa melupakan orang lama, butuh orang baru yang menemani. Kedengaran jahat tapi mau bagaimana lagi. Lagian kalau cara jahat itu berhasil, kenapa tidak coba saja ya kan. Sekalian bersenang-senang.
"Na, pintu masuk. Laki-laki pakai kemeja dan kalung" Kata Bulan santai.
Naleah menoleh dan melayangkan pandangan ke arah yang di perintahkan Bulan.
Ya Bapa di sorga.
"Namanya Sandria. Duda tanpa anak. Kerjaannya kontraktor yang sukses. Cerai hidup. Orang tua ngakk ada. Kalau kamu sama dia, bahagia ngakk punya mertua rese" Ujar Bulan cepat ketika mereka duduk disalah satu sofa yang ada di bar tersebut.
"Ganteng banget." Desis Naleah ketika melihat sosok laki-laki yang kelihatan celingak-celinguk memindai ruangan.
Seorang lelaki dewasa, sepantaran Hans, mengenakan kemeja lengan pendek berwarna hitam yang nampak tak mampu menampung biceps-nya yang keras. Lengkap dengan kalung rantai di leher serta kaki jenjang yang kencang. Tidak terlalu berotot namun cukup atletis.
Apa dia ikutan angkat semen selama di proyek makanya bisa punya badan bagus begitu?
Wajahnya pun tampan, bersih tanpa bulu dan rambutnya di tata klimis dengan rapih. Bukannya cupu malah kelihatan ganteng memesona dan panas bagaikan bara api.