61

1K 98 12
                                    

"Lele goreng, tebak saya dimana?"

"Di bumi?"

"Sialan. Saya baru nyampe Indonesia. Makan malam yuk"

"Pantesan kamu tidak pernah nongol di lift dan batang hidung mu hilang entah dimana rimbanya.  Mau dong, makan dimana?"

"Nanti malam mau? Kebetulan teman saya ulang tahun dan ngajak makan malam. Ini saya lagi di kantor"

"Kayaknya boleh sih, jam berapa?"

"Kok kayaknya? Yang jelas dong"

"Soalnya nanti malam aku ada kelas melukis. Tapi demi kamu aku bakalan batalin deh."

"Kelas melukis? Sejak kapan kamu melukis?"

"Dua rius. Sejak dua minggu yang lalu."

"Memangnya melukis apa kamu?"

"Apa aja dah yang bisa di lukis"

"Entar malam saya jemput jam tujuh. Dandan yang seksi ya. Kalau perlu lebih seksi dari Miyabi"

"Anjing. Kamu mau jual aku kemana?"

"Pokoknya harus cantik, kalo tidak saya buang kamu di tengah jalan sana"

"Aku pakai baju bagus aja kamu harusnya bersyukur."

"Pokoknya nanti malam saya jemput. Kita makan pakai baju formal, yang rapih. Jangan pake kutang doang"

"Iya. Bawel banget"

Selera lelaki itu selalu tinggian tempat yang dia kunjungi selalu tempat-tempat mewah. Kemarin makan malam di restoran mewah, main ke klub juga begitu. Sekarang entah kemana lelaki itu mengajaknya.

Semasa bodo lah. Entah mau di bawa makan kemana pun, yang penting bukan ke semak belukar nyari jamur.

Setelah selesai bertukar pesan dengan Josh, Naleah meletakkan ponselnya di loker lalu kembali bekerja menuntaskan shift paginya. 

Kebetulan banget Josh setelah tidak ada kabar dan tak ada info, muncul bagaikan jamur di musim hujan secara tiba-tiba lalu mengajaknya makan malam di malam minggu ini. Biasanya dia makan sama Sabrina saja atau sendirian. Tak apalah, toh dia juga bosan makan sama Sabrina terus.  

Pukul tiga sore, sesampainya di apartemen, Naleah membuka lemari pakaiannya. Mau pakai apa ya? 

Dia bingung.

Gaun kuning matahari ini cuma dipakai sekali, itupun ke club malam. Jangan deh, yang lain aja. 

Gaun biru yang ini baru dia pakai habis dari rumah Tante Bulan.

Jumpsuit enggak pengen pake sekarang.

Malas ah toh cuma ketemunya sama si Josh doang. Dia pakai baju bagus aja si Josh harusnya beruntung dan sujud syukur. 

Seharusnya sih begitu, yang terjadi malah Naleah mengeluarkan kopernya dan membuka tas kantong berisi pakaian lamanya. Pakaian yang dipakai saat jaman dia masih suka senang-senang jalan kesana kemari keluar masuk tempat bagus dengan tampilan lebih terbuka.

Masih ada empat jam sebelum Josh menjemput dan dia masih punya banyak waktu untuk mencuci dan menyetrika uap bajunya. Sembari menunggu baju itu selesai di cuci, dia memutuskan untuk mandi.

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang