"Papa baru aja nyampe, Li. Ini lagi jalan ke rumah sakit. Kamu kerja shift apa?"
Pesan Hans muncul di ponselnya dua jam yang lalu saat Naleah sedang sibuk bekerja. Melihat pesan itu diantara pesan singkat lainnya membuat dia tersenyum senang.
Akhirnya, setelah dua hari berpisah dan menjalani hari yang membosankan sendirian hanya dengan bekerja juga membagi kabar soal kesibukan sehari-hari di ponsel, akhirnya orang yang di rindukan kembali pulang.
Senang sekali. Rindu sekali meskipun masih baru dua hari.
Saat jam menunjukkan pukul tiga sore, biasanya Naleah akan pulang ke apartemen dan langsung malas-malasan di depan tv sambil makan atau main ponsel. Kalau tidak ada yang mengajaknya bertemu seperti Tante Bulan.
Kali ini dia malah langsung mandi, berdandan lebih cantik dari biasanya juga menata rambutnya bergelombang seperti ombak. Untung wajahnya sudah benar-benar bersih sementara bekas hitam sudah benar-benar menghilang seperti gaji UMR.
Dirinya ingin tampil jauh lebih cantik dari biasanya untuk hari ini. Karena hari ini dia mau ke rumah sakit untuk menemui lelaki itu dengan memberikan kejutan. Semoga saja dia lewat dari lobby bukan langsung ke parkiran mobil.
Kalau kemarin-kemarin dia kesana hanya untuk menemui Tante Bulan, kini untuk menemui Hans langsung.
Setelah pertemuannya dengan Tante Bulan dua hari yang lalu mereka tidak bertukar kabar lagi. Meskipun begitu, Naleah selalu mendoakan untuk kebaikan dan kebahagiaan tantenya yang begitu dia kasihi itu bersama Om Joko yang baik hati.
Dua hari lelaki itu menghabiskan waktu di Bali dan mereka hanya bertukar pesan saja. Sebenarnya membosankan tanya lagi apa, dimana, sama siapa, sudah makan atau belum, ketemu sama siapa saja, dan pertanyaan remeh lainnya.
Namun kangen kalau tidak berbagi pesan tapi kesal juga karena lelaki itu selalu membalas pesannya lama sekali. Apalagi perbedaan waktu satu jam dan kesibukan yang mengganggu.
Dari sini Naleah sadar kalau dirinya benar-benar tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh dengan lelaki itu. Bikin stress nunggu kabar karena lama sekali di balasnya. Bertukar pesan bukanlah kesukaannya.
Kalau bukan karena cinta ogah banget nungguin pesannya, mending makan seblak. T_T
Seperti biasa, lobby rumah sakit ramai dengan orang-orang. Sembari menunggu Hans selesai, Naleah memutuskan untuk duduk sejenak di sebuah restoran sembari di temani secangkir teh juga roti. Mengganjal perut dengan makanan ringan sebelum nanti malam makan dengan Hans. Jam tanggung seperti ini memang enaknya ngemil yang manis.
Saat asik ngeteh sambil menyaksikan lalu lalang orang yang sibuk di lobby yang bisa terlihat dari tempat duduknya, Naleah melihat Joko, suaminya Tante Bulan sedang berjalan tergesa-gesa sendirian.
Om Joko mungkin mau menemui Tante Bulan. Tapi kenapa kelihatan panik begitu? Apa Tante Bulan baik-baik saja?
Naleah mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan kepada Bulan.