52

1.4K 139 16
                                    

PUTUS.

Dia ingin tertawa.

Putus apanya? 

Ini hanyalah hubungan terlarang tanpa status yang diawali dengan nafsu dan kerakusan semata. Ini hanyalah hubungan tidak ada status dan hubungan tidak seimbang karena hanya dirinya pemilik rasa. - _-

Namun entah mengapa rasanya sakit sekali. Seperti ada sebuah besi panas yang ditancapkan ke kepalanya dan sebuah pisau tak kasat mata yang menyayat hatinya sedikit demi sedikit sampai berdarah. 

Dadanya sesak, matanya tidak pernah kering dan pipinya selalu basah karena air mata. Kalau dia menangis terus seperti ini  bisa-bisa dia buta nanti. 

Buta apaan? Dari kemarin-kemarin dia memang sudah di butakan oleh cinta. Kenyataan menampar selalu sakit sekali.

Seharusnya Naleah bisa menyimpan rasa sakit ini rapat-rapat karena dia perempuan kuat dan tangguh.

Seharusnya dia bisa mencari jalan keluar sendirian karena dia selalu bisa mengandalkan dirinya sendiri di dalam keadaan apapun.

Seharusnya dia sedih sendirian saja dalam kedamaian karena orang lain juga memiliki masalah yang jauh lebih pelik dari pada masalahnya  yang hanya berkutat tentang percintaan konyol dan haram.

Seharusnya manusia berakal seperti dirinya yang berani jatuh cinta -pada lelaki rumit- harus berani menahan sakit saat jatuhnya ke semak berduri bukan ke padang cinta penuh bunga mawar, coklat dan cincin berlian.

Harusnya dia memprediksi hal ini akan terjadi dan mempersiapkan diri, bukannya menjadi lemah seperti ini.

Cinta itu membutakan mata. Membuat pikiran penuh halusinasi dan hati remuk jikalau jatuh kepada orang yang salah. 

Cinta itu melemahkan bagi mereka yang gagal menjaga diri sehingga hancur berkeping-keping.

Putus hubungan, rusak hati dan pikiran lalu tak berdaya seperti orang tidak niat hidup.

Menangis semalam tidak kunjung membuat dirinya membaik. Bekerja pun rasanya lelah sekali, tidak ada keinginan untuk berbaur dengan teman kerjanya saat istirahat dan membuka mulut untuk menyahut  pun terasa berat.

Pekerjaan sehari-hari yang biasanya terasa kecil, kini seperti menenteng bumi di pundak. Capek sekali. Capek secapek capeknya. 

Menyesallah dia dulu, yang bilang kalau orang yang baru putus dari pacar mereka langsung resign adalah orang lebay. Ternyata saat dia merasakan apa yang mereka rasakan, rasanya begitu tidak enak. 

Rasanya dia ingin mengurung diri dari semua orang  di dalam kamar, tidak mau melihat matahari dan ingin sendirian lalu menangis terus.

Bagaimana kalau orang yang cerai ya?

Apa mereka akan merasakan hal yang jauh lebih menyakitkan dari apa yang dia rasakan saat ini? Untuk mereka yang gagal menikah, apakah rasanya dunia akan runtuh? 

Entahlah. 

Rasanya dia ingin pergi, ke manapun hanya membawa satu ransel di pundak, memblokir semua orang dan fokus jalan di tempat baru.

Mana bisa dia pergi ke tempat baru sementara pekerjaan di dapur saja 9 to 5. Memangnya dia bos? Kecuali dia bosnya sendiri, bisalah kabur keburan. Tapi namanya bisnis, jadi bos yang kabur kuburan apa enggak bangkrut itu bisnis?

Menyusahkan saja. 

Harusnya dia bersedih dalam damai, bukannya memikirkan bisnis yang belum ada. Menyebalkan.

Ih sebel.

Mau stress aja susah.

.


BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang