35

4.3K 161 10
                                    

"Lili, sini sebentar"

Setelah sebulan liburan dan bersenang-senang dengan Hans di villa pribadi dekat puncak gunung, akhirnya Naleah kembali ke realita.

Bekerja di dapur yang panas dengan tekanannya untuk menghasilkan uang dan mengasah kemampuannya yang sudah lama terlupakan karena keenakan libur.

Sejauh ini pekerjaannya masih baik-baik saja meskipun kaku karena sudah lupa pada pekerjaan. Untung tangannya tidak lupa bekerja dengan cepat sehingga apa yang dia lakukan masih tergolong cepat.

Saat ini dia tengah menyiapkan bahan makanan untuk nanti dipakai shift sore. Sekaligus menyiapkan pesanan kalau ada yang memesan.

Saat asik mencincang bawang putih, dia mendengar namanya di panggil. Buset, mana yang manggil adalah bos besar.

Ben yang masuk ke dapur, memanggil Naleah untuk menghadap kepadanya di depan semua orang. Wajah lelaki itu nampak kusam sekelam lantai bengkel karena kesal.

Kenapa lagi ini bosnya?

Apa yang salah?

"Ya chef?"

"Kamu lihat ini" Ben menunjukkan kepada dirinya sepiring nasi goreng yang di kembalikan ke dapur karena pelanggan bilang kalau nasi gorengnya terdapat dua helai rambut panjang. Sehingga mereka tidak mau memakannya dan tidak mau membayarnya.

"Iya Chef."

"Pelanggan bilang ada rambut di nasi goreng ini. Kamu tau apa artinya?"

Naleah menggeleng.

Melihat kebingungan di wajah Naleah, Ben mendesis kesal. "Artinya ini nasi goreng akan di buang, lalu di ganti dengan yang baru. Satu porsi makanan tidak bisa di jual dan membuat kita rugi."

"Maaf Chef"

"Ini rambut siapa bisa masuk ke dalam makanan begini?"

"Tidak tau, chef."

"Yang punya rambut panjang itu cuma kamu, Tari sama Wawan. Siapa diantara kalian bertiga yang memasukkan rambut ke makanan ini?"

Masa dia bilang kalau dirinya yang memasukkan rambut ke nasi goreng itu? Mana dia tau. Lagian untuk apa dia memasukkan rambut ke makanan. Ada-ada saja.

Lagi pula Naleah sudah menguncir rambutnya begitu kuat, di ikat dengan kain supaya keringatnya tidak kemana-mana lalu di tutupi dengan topi.

Mana mungkin ada rambut yang masuk ke dalam. Kalaupun ada yang masuk mana mungkin dia sengaja.

Kenapa nalar bosnya ini begitu aneh?

"Maaf Chef"

"Kamu pikir minta maaf akan mengembalikan kerugian restoran kita?"

"Tidak, Chef"

"Kenapa setelah cuti hasil kerjamu menjadi seperti ini?"

"Tapi Chef, hari ini saya tidak memasak nasi goreng."

Seharian ini dia di suruh masak pasta, mana tau menau soal nasi goreng yang balik ke dapur ini.

"Memangnya saya bilang kamu yang buat ini?"

Lah.

"Tidak, Chef"

"Ini pelajaran untuk kamu supaya kedepannya jangan melakukan kesalahan seperti ini, atau restoran ini akan rugi. Paham?"

"Paham, Chef"

Kenapa orang lain yang salah dia malah ikutan di kasih pelajaran?

Dia kan tidak tahu menahu soal ini?

BELUM SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang