Ini beneran ngga ada revisi jadi kalu typo bilang yak
__________________________
Datang dan pergi adalah suatu hal yang tak dapat dikontrol oleh manusia. Setiap yang datang pasti akan pergi. Perpisahan itu pasti akan dirasakan oleh setiap orang. Entah siap ataupun tidak. Seperti Elmira dan Liano. Anak yang sebelumnya dititipkan kepada mereka harus dikembalikan bahkan sebelum anak itu melihat dunia ini.
Tak ada yang bisa menghindari hal itu. Setiap orang tua pasti tak ada yang menginginkan perpisahan itu. Namun bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Kesedihan berlarut tak akan bisa mengembalikan Liel kepada mereka.
Ikhlas. Satu hal yang harus Elmira usahakan sekarang. Walaupun tak mudah ia harus mengikhlaskan Liel kembali kepada sang pencipta karena sejatinya anaknya hanyalah titipan dan mungkin Tuhan belum mempercayainya dengan titipan berharga itu.
Elmira selalu berusaha keras untuk menerima semuanya. Namun melihat wajah Liano selalu membuatnya mengingat kembali tentang kebodohannya dan kesalahannya yang sangat fatal.
Bukan Elmira tak mencintai Liano lagi. Namun ia sungguh tak dapat menatap wajah suami yang telah ia kecewakan untuk sekarang dan tak tau sampai kapan. Ia ingin menata kembali hatinya yang sudah hancur dan mungkin berpisah dengan Liano adalah suatu hal yang tepat karena dari awal memang pernikahan mereka bukan sesuatu yang direncanakan.
Namun bagi Liano, keinginan Elmira yang mendadak ini sungguh membuatnya heran. Bukan hanya Elmira, ia juga sedih kehilangan anak mereka tetapi bukan berarti ia harus kehilangan orang yang ia cintai untuk yang kedua kalinya. Permintaan Elmira sungguh tak masuk akal bagi nya. Apakah mereka harus berpisah hanya karena kehilangan calon anak mereka?
Hari demi hari terus berganti. Pemulihan Elmirapun berlangsung dengan cepat. Hanya butuh waktu sepuluh hari untuk dirinya bisa diizinkan pulang oleh dokter. Setelah membereskan barang-barangnya, Elmira dan Liano akhirnya kembali ke apartemen yang sudah lama mereka tinggalkan.
Tak ada percakapan dari keduanya. Elmira dan Liano sama-sama sibuk dengan urusannya masing-masing. Liano yang langsung menuju kamar untuk membawa barang-barang istrinya. Sedangkan Elmira yang langsung menuju dapur.
Tujuan pertamanya menuju kulkas yang terdapat di dapur itu. Begitu pintu kulkas dibuka, wanita itu dapat melihat berbagai bahan masakan yang tertata rapi. Seperti perkataan Rimar sebelumnya jika mertuanya itu sudah menyiapkan segalanya untuknya dan Liano.
Seutas senyum kini terbit di wajah Elmira hingga tatapannya tertuju pada bahan makanan berwarna kuning itu. Keju. Elmira tak lagi merasa mual saat mencium wangi khas makanan kesukaannya. Seharusnya Elmira senang bisa menikmati makanan favoritnya itu. Namun anehnya ia malah tak senang dan menutup kembali kulkas itu. Mengurungkan niatnya untuk membuat sebuah hidangan.
"Kenapa ngga jadi masak?"
Suara Liano sedikit mengejutkan Elmira. Wanita itu berbalik dan berusaha tersenyum pada suaminya, "Ada keju."
"Masih mual?"
Elmira menggeleng, "Udah nggak."
"Terus kenapa nggak jadi masak?"
Wanita itu kembali menggeleng, "Nggak tau, nggak jadi pengen aja."
Jawaban Elmira hanya dapat membuat Liano menghembuskan napasnya. Ia berjalan mendekati wanita itu dan menuntunnya untuk duduk di bar dapur. Sedangkan ia akan mengambil alih untuk membuat sebuah hidangan yang bsia mereka makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MARRIAGE [END] - Dasha x Bright
Romance⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Berawal dari malam itu, malam yang telah merubah hidup ELmira. Awal dari sebuah pernikahan yang menyeramkan bagi Elmira. Peraturan dalam pernikahan: 1. Elmira harus mengurus sendiri bayi yang tengah ia kandung 2. Elmira...