18 - Go To Villa

35.1K 1.2K 0
                                    

Setelah kejadian malam itu. Elmira terus diam, ia tak memiliki keyakinan bahkan hanya untuk menatap suaminya. Ia memilih untuk pergi ke kampus lebih pagi sebelum suaminya bangun, walaupun ia tak memiliki kelas pagi. Elmira juga memilih untuk pulang lebih cepat sebelum suaminya dan pura-pura tidur saat Liano datang agar tak perlu berbicara dengan suaminya.

Begitupun Liano yang sama sekali tak berniat untuk menegur Elmira. Ia juga merasa hal yang sama. Ia juga merasa canggung untuk bertemu istrinya. Entahlah, karena ucapan Elmira malam itu masih terus terngiang di pikirannya.

Seperti saat ini, Liano yang biasanya aktif mendengarkan dan memberikan masukan pada ide-ide anggota BEM lainnya hanya terlihat diam dan tak fokus sepanjang rapat. Bahkan butuh beberapa kali untuk Jonathan menyadarkan Liano dari lamunannya, "Fokus donk bro. Kalau rapat jangan bawa masalah Lo ke sini."

"Iya," singkat Liano. "Gue ada urusan bentar, kalian lanjutin rapatnya tanpa gue."

Setelah berpamitan Liano langsung melangkahkan kakinya menuju gedung akuntansi untuk mencari keberadaan Elmira. Namun belum juga menginjakkan kakinya di gedung, Keysa sudah terlebih dahulu datang dan bermanja-manja dengannya. Wanita itu mengalungkan tangannya pada lengan berotot Liano.

Kejadian itu tanpa sengaja tertangkap oleh netra Elmira yang baru keluar gedung. Ia dan Liano saling bertatapan untuk beberapa saat sampai Elmira memutus tatapan itu. "Kita jalan, Na," ucapnya pada Naomi yang berada di samping nya.

Tanpa berucap, Naomi segera mengikuti langkah Elmira. Ia mengerti perasaan Elmira saat ini. Pasti rasanya hancur ketika melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain di hadapannya. Sungguh ia tak tega melihat keadaan Elmira, tapi ia juga tak dapat berbuat apapun.

~×~~×~

"Jadi Lo masih nggak ngobrol sama Kak Lian?"

Elmira menggeleng, "Gue nggak pantas bahkan cuma buat natap Kak Lian. Cewek yang udah rusak nggak pantes buat Kak Lian."

"Lo jangan pesimis gitu donk, Ra. Mana sih Elmira yang ambis di pelajaran, masa di dunia percintaan Lo nggak mau ambis juga."

Elmira kembali menggeleng, "Akademik dan percintaan itu dua hal yang berbeda. Akademik itu kita berurusan sama benda mati. Sedangkan percintaan, kita berurusan sama hati manusia yang terlalu rumit buat dipahami dan sampai kapanpun gue nggak akan bisa buat memahaminya."

Naomi hanya dapat menghela napasnya. Ia hanya diam karena ia juga belum pernah merasakan kehidupan seperti Elmira yang serba complicated. Namun bukan Naomi namanya jika tidak memiliki beribu topik yang lebih menyenangkan daripada membahas masalah rumah tangga.

"Eh kita ke pantai mau nggak? Habis ini gue nggak ada kelas lagi, sekalian refreshing. Gimana?"

"Emmm, tapi—"

"Nggak usah tapi-tapian. Nanti biar gue yang ijinin sama suami Lo. Pasti diijinin kok."

"Nggak usah, biar gue sendiri yang ijin," tolak Elmira, ia tak ingin merepotkan Naomi.

Namun baru saja keduanya beranjak, ponsel Elmira tiba-tiba berdering. Sebuah panggilan masuk dari Rimar, membuat Elmira kembali duduk dan mengangkat telepon itu. "Hallo, mom," sapa Elmira ramah.

"Akhirnya diangkat juga. Dari tadi mommy telepon suami kamu nggak dijawab-jawab. Terus telepon kamu akhirnya dijawab."

"Hehe iya mom, ada apa emangnya mom?"

"Mommy tuh mau ngingetin kalau nanti ada acara rutinan keluarga buat liburan di villa. Lian udah kasih tau kamu belum?"

"Belum mom," jawab Elmira jujur. Jangankan memberitahu hal penting ini, mengobrol saja tidak mereka lakukan.

"Ya ampun gimana sih tuh anak. Ya udah nanti biar mommy yang marahin, berita penting gitu kok nggak ngasih tau istrinya. Ya udah sekarang kamu siap-siap ya, kalian harus datang pokoknya."

"Iya mom."

Setelah panggilan terputus, Elmira kembali beranjak dan menatap Naomi, "Sorry, Na. Ke pantainya lain waktu aja ya, mommy baru bilang kalau ada acara keluarga nanti."

"Hmm ya udah deh, yang penting Lo have fun di sana."

"Thanks, Na."

"You're welcome."

~×~~×~

Setelah berpamitan pada Naomi, Elmira segera pulang ke apartemen dan menyiapkan beberapa pakaian dan perlengkapan lain yang akan ia bawa ke villa nanti. Hanya butuh waktu sekitar satu jam untuk membereskan semuanya. Elmira juga sudah berganti pakaian sekarang. Hanya tinggal mengabari Liano, tetapi ketika akan menekan tombol telepon jari Elmira serasa keluh. Sepertinya ia masih belum bisa memulai komunikasi lebih dulu dengan suaminya.

Tepat di saat yang sama, tiba-tiba Liano menelponnya. Mungkin di seberang sana Liano tau jika Elmira tak kan mau menghubungi nya terlebih dahulu. Jadi pria itu memilih untuk menghubungi Elmira terlebih dahulu.

Setelah berpikir akhirnya Elmira mengangkat telepon Liano. Baru sja Elmira menarik napas, tapi panggilan itu sudah dipenuhi oleh suara Liano.

"Lima menit lagi gue sampe. Lo siap-siap sekarang."

"Ud—"

Tutt!

Belum sempat Elmira meneruskan ucapannya, tetapi Liano sudah terlebih dahulu memutus panggilan itu. Elmira hanya dapat menghembuskan napas pasrah. Sebenarnya dalam hati ia takut jika hubungan nya dengan Liano akan kembali seperti dulu, saat awal pernikahan mereka dimana Liano begitu kejam kepadanya. Namun sudahlah, Elmira tak ingin berlarut dalam pikiran negatifnya. Lebih baik ia menunggu suaminya menjemputnya.

~×~~×~

Seperti biasa, Liano selalu tepat waktu seperti apa yang ia katakan. Tepat lima menit ia sampai di apartemen nya. Tanpa banyak bicara ia mengangkut semua keperluan mereka ke dalam mobil diikuti Elmira di belakangnya. Suasana di dalam mobil juga hanya dipenuhi oleh musik dari radio yang sengaja Liano nyalakan.

Butuh sekitar dua jam untuk mereka sampai di villa milik keluarga Leonard. Keduanya segera turun dan membaur dengan semua keluarga yang sudah hadir. "Akhirnya mantu mommy dateng juga," riang Rimar saat mengetahui kehadiran Elmira dan Liano.

 "Akhirnya mantu mommy dateng juga," riang Rimar saat mengetahui kehadiran Elmira dan Liano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Elmira hanya tersenyum manis dan membalas pelukan sang ibu mertua. "Mommy senang banget kamu kesini."

"Iya, mom," sahut Elmira seraya tersenyum.

Disana Rimar tak sendirian, banyak wanita lain yang sedang menyiapkan bahan dan alat untuk barbeque-an. Elmira sedikit membungkukkan badan seraya tersenyum untuk menyapa semua orang. Ia dapat melihat keramahan anggota keluarga itu.

Namun tak semua. Pasti ada saja anggota keluarga yang julid. Jenar, sepupu Rimar yang juga datang dalam acara itupun menatap Elmira dari ujung atas hingga ujung bawah dengan tatapan remeh, "Oh jadi ini tuh cewek murahan yang sekarang jadi istrinya Liano?!"

Deg!!

~×To Be Continue×~

.
.
.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen di lapak ini ya, Karena Hilla juga nggak lupa buat update cerita ini xixi. Bantu Hilla buat nemuin typo di bab ini ya🙌

Happy reading♥️♥️

~Hilla~

BLUE MARRIAGE [END] - Dasha x BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang