🔞Disclaimer🔞
Haloooo, I'm back
Hope u always happy at everywhere n everytime u read it^^
——————————
"Kakak mau apa?"
Rasa takut sudah menjalar ke seluruh tubuh Elmira kala suaminya itu menjatuhkannya dengan kasar di atas ranjang. Ia takut jika Liano berbuat macam-macam padanya walaupun pria itu adalah suaminya sendiri.
Namun bukannya berhenti, Liano justru tersenyum senang ketika melihat raut ketakutan Elmira. Ia semakin liar, bahkan sekarang tubuhnya sudah menindih tubuh istrinya.
"K-ak, to-long ja-ngan ma-cam-ma-cam," pinta Elmira dengan suara yang sudah bergetar.
"Apa kata Lo? Macem-macem? Ingat Elmira, gue suami Lo dan gue berhak untuk lakuin semua yang gue mau sama Lo!" ucap Liano seraya berusaha membuka kancing kemeja istrinya dengan tangan kiri.
Elmira berusaha untuk menahan tangan Liano agar berhenti, namun tenaganya tak sebanding membuat pria itu dengan mudah melepas kemeja Elmira. Begitupun dengan celana kulot yang sudah hilang entah kemana. Hanya ada bra dan celana dalam yang menutupi area sensitifnya.
Rendah. Elmira merasa jijik dengan dirinya sendiri. Kondisinya sudah kacau. Tangisannya sudah menggema memenuhi ruangan. Ia berusaha untuk menutupi tubuhnya dengan tangannya. Namun cekalan Liano membuatnya tak dapat bergerak. Pria itu mengunci kedua tangan nya dia atas kepalanya.
"DIEM!" titah Liano. "Jangan bikin gue tambah marah sama Lo."
"Please kak, jangan. Aku bisa lakuin apapun tapi jangan ini," lirih Elmira. Ia sudah benar-benar takut.
Elmira mampu melakukan apapun yang Liano suruh, ia tak akan membantah sendikitpun walaupun harus mempertaruhkan nyawanya. Tapi untuk melayani Liano? Sungguh, ia belum siap. Ia belum siap melayani suami yang belum mencintainya.
Tapi Liano menulikan pendengarannya. Ia segera menggerakkan tangannya untuk membuka kain terakhir yang menutupi tubuh Elmira.
"Tolong, jangan kasar. Jangan buat bayi kita sakit," lirih Elmira, menahan perbuatan Liano untuk yang terakhir kalinya.
Wanita itu pasrah. Elmira sudah menyerahkan semuanya pada Tuhan. Biarkan suaminya bertindak sesuka hatinya kepada dirinya. Sungguh ia tak akan marah. Namun yang ia khawatirkan saat ini hanyalah keadaan bayi yang ada di rahimnya. Ia takut jika suaminya akan bertindak kasar dan mengancam keselamatan bayinya.
Namun bagi Liano, ucapan itu merupakan lampu hijau baginya. Tak ada perlawanan lagi dari istrinya membuat Liano semakin senang. Dengan cepat ia membenamkan miliknya dengan sekali hentakkan.
Tidak ada teriakan dari Elmira kala benda keras itu memasuki lubangnya. Ia hanya meremas sprei dengan kuat seraya memejamkan matanya. Sakit, hanya itulah yang dirasakan olehnya saat ini. Bahkan Liano memasuki nya tanpa membiarkan intinya siap.
Pria itu menggempur istrinya tanpa ampun. Tanpa istirahat. Tanpa memperdulikan keadaan Elmira yang sudah pucat. Ia tak peduli, karena yang ia pedulikan saat ini hanyalah kesenangan nya semata.
"Ahhh, Keysa," desah Liano meneriakkan nama Keysa saat pelepasan nya. Membuat Elmira semakin sakit. Sakit fisik dan perasaannya. Sebegitu hinanyakah dirinya hingga Liano hanya menjadikan tubuhnya sebagai pelampiasan disaat pikirannya dipenuhi oleh nama Keysa.
Pelepasan itu bukan yang terakhir. Liano belum puas. Ia kembali melakukan aksinya dengan terus mendesahkan nama kekasihnya.
~×~~×~
KAMU SEDANG MEMBACA
BLUE MARRIAGE [END] - Dasha x Bright
Dragoste⚠️WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA⚠️ Berawal dari malam itu, malam yang telah merubah hidup ELmira. Awal dari sebuah pernikahan yang menyeramkan bagi Elmira. Peraturan dalam pernikahan: 1. Elmira harus mengurus sendiri bayi yang tengah ia kandung 2. Elmira...