50 - Morning Wave

27.3K 810 4
                                    

50 bab. Hilla bener-bener nggak nyangka bisa nulis sejauh ini. Thanks buat kalian semua yang selalu support Hilla^^

_________________________________

Sinar surya yang mulai meninggi, bersamaan dengan ombak yang perlahan menyapu bibir pantai menjadi pemandangan indah yang ibu hamil itu lihat pertama kali pagi ini. Ia menggeliat dan mengucek matanya.

Hoamm!

Elmira menguap, rasanya ia ingin kembali menuju alam mimpinya bersama dengan suami yang masih terlelap di sampingnya. Pria itu masih nyaman dengan posisi mendekap Elmira dan meletakkan tangan kirinya pada perut buncit Elmira.

Baru saja Elmira akan menutup kembali matanya, tetapi getaran dari ponsel Liano mengurungkan niatnya. Wanita itu mengambil benda pipih yang terletak di atas nakas itu dan melihat siapa yang menelpon suaminya pagi-pagi begini.

Mood yang berusaha Elmira bangun seketika hancur begitu melihat nama yang tertera pada ponsel suaminya. Ia menepis tangan suaminya dengan kasar hingga membuat pria itu terbangun, "Ada apa sayang?" tanya Liano dengan suara seraknya.

Tak membiarkan Liano mengembalikan kesadarannya terlebih dahulu, Elmira langsung memberikan ponsel pria itu dengan kasar, "Pacar kamu tuh nelpon," ucapnya tak ramah.

Baru saja Elmira akan pergi meninggalkan suaminya, namun tangan kekar Liano berhasil membuatnya kembali duduk di samping Liano.

Pria itu tak akan membiarkan istrinya meninggalkan nya lagi. Tidak bisa. Dengan satu tangan yang masih berada pada pinggang Elmira, Liano kembali fokus ada ponselnya. Ia menatap benda pipih itu seraya meningkatkan kesadarannya. Begitu melihat nama sang penelpon Liano langsung mengerti mengapa istrinya mendadak kesal padanya.

Pria itu tersenyum dan mengecup singkat kening Elmira, "Nggak usah ngambek. Nggak usah pergi, nanti kamu kepo lagi nggak bisa denger percakapan aku sama Keysa," godanya.

Memang benar apa yang Liano katakan jika semarahnya Elmira, wanita itu tetap perempuan biasa yang akan penasaran jika suaminya melakukan panggilan dengan lawan jenis apalagi dengan selingkuhannya.

"Ya udah, cepet angkat kalau gitu," ucap Elmira menahan gengsinya.

"Oke, babe."

Lianopun menerima panggilan itu dan menyalakan pengeras suaranya agar istrinya juga dapat mendengar apa yang Keysa bicarakan. Ia tak ingin ada salah paham lagi antara dirinya dan Elmira. Namun begitu ia menerima panggilan itu, terdengar isakan dari seberang sana.

Isakan itu membuat Liano dan Elmira saling bertatapan. Walaupun Elmira tak menyukai Keysa tetapi tetap saja ia khawatir dan penasaran tentang apa yang Keysa alami hingga membuat wanita itu menangis. Dirinya tetaplah perempuan yang tak dapat mendengar perempuan lain menangis.

Berbeda dengan Liano yang hanya memutar bola matanya jengah. Ia seakan dapat menebak drama yang akan Keysa mainkan saat ini. Well, setelah ia kembali menjalin hubungan dengan Keysa entah mengapa dirinya semakin tak menyukai wanita itu. Liano mulai lelah dengan semua drama yang dibuat oleh Keysa.

"Kenapa lo?" tanya Liano tak ramah.

Jelas wanita yang berada di seberang sana terkejut. Bagaimana tidak, ia sebelum nya sangat yakin jika Liano akan langsung khawatir jika mendengar tangisan. Namun ia malah mendapatkan perlakuan yang sebaliknya. Di tengah isakannya Keysa berkata, "I need you hiks."

"Cepet bilang, kenapa lo?!"

"Aku hamil anak kamu."

Deg!

Bukan hanya Liano yang terkejut, tapi juga Elmira. Kali ini Elmira hanya mematung di tempatnya. Ia tak langsung meninggalkan Liano begitu mendengar berita menggemparkan itu. Ia masih berusaha mencerna semua hal yang ia terima pagi ini.

Namun berita yang Keysa ucapkan sama sekali tak benar. Liano berani bersumpah jika ia tak pernah melakukan hubungan itu dengan wanita lain selain istrinya. Apalagi dengan Keysa.

Bahkan sebelum ataupun sesudah ia menikah dengan Elmira, ia sama sekali tak pernah melakukannya dengan Keysa. Hanya blow job, itupun ia lakukan terakhir kali sebelum ia menyadari cintanya pada Elmira. Lalu bagaimana wanita itu bisa hamil?

Pertanyaan itu memenuhi kepala Liano saat ini. Dengan nada yang sudah tak bisa ia kontrol, pria itu berkata, "Jangan ngaco lo! Gue nggak pernah ngelakuin itu ya sama lo. Dasar bitch!" geramnya lalu memutus sambungan telepon itu.

Liano benar-benar tak menyangka jika wanita yang pernah ada di hatinya itu berani untuk memfitnahnya dengan berita sensitif yang sama sekali tak pernah ia lakukan. Ia jadi mempercayai ucapan Elmira tempo hari yang mengatakan bahwa Keysa berselingkuh di belakangnya.

Apa memang benar Keysa hamil? Tapi bukan dengannya melainkan dengan pria lain yang entah dengan siapa wanita itu berhubungan. Liano tak peduli lagi dengan siapa Keysa hamil, yang ia pedulikan sekarang hanya wanita di sampingnya yang masih bungkam.

Perlahan Liano menggenggam tangan Elmira. Ia tak ingin semua usahanya sia-sia hanya karena fitnah Keysa yang tak benar, "El," panggilnya yang hanya ditanggapi oleh angin yang berhembus.

Wanita itu masih setia dengan kebungkamannya hingga Liano kembali bersuara, "Aku berani sumpah kalau aku sama Keysa nggak pernah ngelakuin hal itu."

"Aku percaya."

Dua kata dari Elmira yang membuat Liano bernapas lega. Berita dari Keysa memang membuat Elmira terkejut. Namun semua peristiwa yang telah ia lalui membuat nya berpikir dengan kepala dingin.

Memikirkan bagaimana suaminya dan wanita itu berhubungan, hingga Elmira teringat bahwa Liano pernah mengatakan bahwa pria itu tak akan pernah merusak Keysa. Ditambah dengan fakta yang ia temukan sendiri bahwa Keysa bermain dengan pria lain di belakang Liano membuatnya yakin jika bukan suaminya lah ayah dari anak yang Keysa kandung.

"Makasih sayang," ucap Liano lalu memeluk istrinya. 

"Kak, kali ini aku nggak mau pernikahan kita hancur lagi. Aku udah kasih kamu kesempatan jadi kali ini aku juga masih mau percaya sama kamu. Plis buktiin kalau kepercayaan aku nggak salah."

"I will, babe," ucap Liano. Ia pasti akan membuktikan bahwa Keysa salah. Bahwa wanita itu hanya menjebaknya.

Di sisi lain, Keysa meletakkan ponselnya asal. Ia kembali menatap wajahnya dalam cermin. Menghapus air matanya dan mengelus perutnya yang masih polos, "Ibu janji kalau ibu akan bawa ayah untuk kamu, sayang. Ibu nggak akan biarin kamu lahir tanpa ayah di samping kamu."

~×To Be Continue×~

.

.

.

Thanks for reading, jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen di lapak ini. Jangan lupa buat share cerita ini juga ya. Kalau ada typo dan salah kata, plis komen supaya Hilla bisa memperbaiki diri

Terakhir, jangan lupa bahagia karena kebahagiaan kamu lebih penting dibandingkan apapun

~Hilla

BLUE MARRIAGE [END] - Dasha x BrightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang