#1

19.2K 774 11
                                    

Seseorang baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya, walaupun masih ada kantong mata yang terlihat tapi ia akan mengawali pagi ini lebih baik dari pagi sebelumnya.

Perkenalan, namanya zahra nur khaulah seorang siswi kelas 12 di SMA Nusantara 48, memiliki sifat yang cuek, berpenampilan seadanya, gayanya tomboy, dan tidak ribet.

Anak tunggal dari pasangan shani dan gracio itu juga memiliki segudang prestasi walaupun kedua orangtuanya harus sabar dengan laporan-laporan dari guru yang mengajar kalau anaknya selalu bolos.

Panggil saja dia ara, tidak ada yang tahu bahwa dia adalah seorang anak dari pemilik sekolah sekaligus orang terkaya di asia.

"Adek udah siap belum?" panggil mamanya dari luar kamar ara.

"Bentar." jawabnya.

Ara sedikit merapihkan rambutnya, melinting lengan bajunya dan memakai parfum secukupnya.

Cklek!

"Aduh anak gadis mama keren banget sih." ucap shani mengusap-usap pundak ara.

Ara hanya berdehem.

"Yuk sarapan dulu." ara mengangguk.

keduanya berjalan menuruni tangga rumah.

"Papa udah berangkat ma?" shani mengangguk.

"Nanti adek bawa mobil atau motor?" tanya shani sambil mengoleskan selai coklat pada roti untuk ara.

"Pake motor aja biar cepet."

"Nih makan dulu ya." ara pun mulai memakan rotinya ditemani shani.

Gracio memang sangat jarang sekali berkumpul dengan keluarganya, sekalinya berkumpul saat ara sedang ada kegiatan diluar.

"Adek berangkat ya mam, byee muach." pamit ara dan mencium pipi shani.

"Hati-hati jangan ngebut." ara hanya mengacungkan jempolnya.

Shani menggeleng melihat anak perempuannya yang semakin besar malah semakin tampan.

"Anak cewek tapi ganteng." gumamnya.

"Mang, motor adek udah siap kan?" tanya ara.

Mang asep, satpam rumahnya mengangguk kemudian hormat.

"Sudah atuh neng, sok mangga dipake keburu telat masuk sekolah." ara mengangguk.

Honda CBR150R berwarna hitam miliknya, motor kedua yang ia punya hadiah ulang tahun dari Shani.

"Berangkat dulu ya mang, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, hati-hati neng."

Ara pun meninggalkan pekarangan rumahnya. Ia melajukan motornya dengan kecepatan sedang, karena jam masih menunjukkan pukul 06.15.

Udara pagi ini cukup segar untuk ara, karena ia ditemani musik dari intercom yang terpasang di helmnya.

Sekitar pukul 06.45 motor ara sudah terparkir di parkiran sekolah. Ia melepas helmnya dan sedikit merapihkan rambutnya.

"Ra!" panggil seseorang yang baru saja keluar dari dalam mobil.

"Widih tumben bener kagak telat lo." ucapnya sambil menepuk pelan pundak Ara.

Ara tersenyum. "Sekali-kali lah."

"Woy ondel-ondel!" panggil seorang gadis yang penampilannya lebih acak-acakan.

"Sialan gua dipanggil ondel-ondel sama badut." ucapnya, ara terkekeh.

"Tumben lo pada udah disini." keduanya mengangguk.

To the moon [chikara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang