HN-04

3.7K 128 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh...Haloo semuanya Afwan baru bisa up yah selamat membaca...

<⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠

Sesampainya Nawa dan Nek Tari di salah satu Bandara yang berada di Tangerang mereka memesan Taxi karena mereka tak memberitahu siapapun bahwa mereka akan pulang ke Tangerang hari ini

"Nek Taxi nya mana? Kok belum ada juga?" Tanya Nawa yang celingukan melihat ke kanan dan ke kiri

"Bentar lagi nak," Jawab Nek Tari

Tak lama sebuah Taxi datang dan berhenti tepat di hadapan Nek Tari dan Nawa.

"Apa benar ini dengan Ibu Tari?" Tanya Sang supir

"Benar" Ucap Nek Tari

"Baiklah silahkan naik Bu" Ucap Sang supir

"Iyah" Nek Tari langsung masuk ke dalam Taxi bersama Nawa sedangkan Sang supir menaruh barang barang yang di bawa oleh Nek Tari dan Nawa kedalam bagasi mobil setelah itu ia langsung masuk kedalam mobilnya dan mulai melajukan mobilnya menuju ke kediaman Keluarga Nawa.

Beberapa lama setelah itu Nawa dan Nek Tari sudah sampai di kediaman keluarga Nawa rumah yang besar di lengkapi dengan sebuah taman kecil di depan nya dan ada juga kolam ikan yang berukuran tak terlalu besar juga dengan terdapat satu buah pohon jambu di pojok dekat kolam ikan itu yang ukuran nya tak terlalu besar namun cukup tinggi.

Mereka mulai memasuki pekarangan rumah Nawa sesampainya di depan pintu Nawa mengetuk pintu itu padahal ada bel pintu hanya tinggal menekan nya saja tapi Nawa lebih memilih mengetuk pintu sahaja daripada menekan bel itu.

"Assalamu'alaikum" Salam Nawa dengan terus mengetuk pintu

"Wa'alaikumsalam sebentar" Jawab seseorang dari dalam yang tak lama pintu pun terbuka menampilkan sosok seorang gadis disana dengan gamis berwarna hitam di baluti dengan hijab berwarna Dove sangat elegan

Gadis itu sangat tidak asing di penglihatan Nawa ia sangat mengenali siapa gadis yang ada di hadapannya sekarang.

"K-kakak" Ujar Nawa

"Nawa.." balas gadis itu ia adalah Zahra anak kedua dari Dhanes dan Nadia yang bernama lengkap ZAHRA MEYRA REXALL Seorang mahasiswi jurusan kedokteran kini usianya menginjak 22 tahun

"Kakakk.." Ucap Nawa ia langsung berhambur memeluk sang Kakak yang sangat ia rindukan

"Masyaa allah adek gue udah gede" Ujar Zahra ia membalas pelukan Sang adik ia juga sangat merindukan adik bontot nya itu

"Kakak apa kabar?" Tanya Nawa ia melepaskan pelukannya dan meraih tangan Sang kakak untuk di salimi nya.

"Alhamdulillah baik, kok ngga ada bilang mau kesini" Ujar Zahra

"Biar supres kak" balas Nawa cengengesan

"Bisa aja dikira siapa tadi udah gede banget lo dek kaget kakak liatnya" Ujar Zahra terus terang Nawa memang memiliki tinggi badan yang ideal ia selalu mendapati tinggi badan yang pas dengan usianya

"Hhe" Balas Nawa yang hanya bisa cengengesan sendiri

"Ya Allah Nek, maaf Zahra ngga sadar ada nenek" Ucap Zahra yang langsung menyalimi tangan Nek Tari

"Ngga papa wajar kalian udah lama ngga ketemu" Ucap Nek Tari

"Ayo masuk" Ucap Zahra

"Bunda mana kak?" Tanya Nawa

"Ada kok bunda di dapur dek, ntar kakak panggilin kalian duduk aja di sofa itu" Ujar Zahra ia sembari menunjuk sofa yang berada di ruang tamu sedangkan ia pamit ke dapur untuk menghampiri sang bunda

"Bundaa" Ucap Zahra

"Iyah Ra kenapa? Kamu ngga kuliah?" Balas Nadia ia sedang sibuk mengotak Atik peralatan dapur

"Bundaa ada tamu di depan" Ujar Zahra ia memang sengaja tidak memberi tahu siapa yang datang agar menjadi suprise katanya

"Lalu?" Ujar Sang bunda

"Ihh bunda siapin makanan sama minuman yah kasihan tamu nya nanti Zahra bantuin juga ayoo" Ujar Zahra Nadia hanya mengangguk dan mulai menyiapkan beberapa makanan ringan dan minuman setelah nya mereka mulai berjalan menuju ruang tamu yang terdapat Nawa dan Nek Tari disana

"Emang tamunya siapa Ra?" Tanya Nadia

"Nanti juga tahu" Jawab Zahra

Saat sedang menuju ruang tamu Nadia melihat ada seorang gadis dan seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang tamunya itu, wanita paruh baya itu sangat tak asing baginya setelah ia mengamati dengan seksama ia tersadar bahwa wanita paruh baya itu ialah Tari ibunya.

"Ibu" Ucap Nadia ia mempercepat langkah kaki nya setelah sampai di hadapan Nek Tari ia langsung menaruh nampan yang berisi beberapa makanan ringan dan duduk di sebelah Nek Tari dengan tanpa aba aba ia langsung memeluk Nek Tari

"Ibu" ujar Nadia ia menangis dalam pelukan nya

Nek Tari hanya tersenyum ia membalas pelukan putrinya itu.
"Bagaimana kabarmu nak" Tanya Nek Tari

"Alhamdulillah Nad Sehat" Ucap Nadia

Zahra menaruh nampan yang berisi beberapa minuman lalu duduk di samping Nawa dengan menggelengkan kepalanya.

"Ekhm..Bundaa kaya nya bunda harus beli kacamata deh kok cuman 1 orang aja yang di peluk ada yang jadi nyamuk nih Bun" Celetuk Zahra tumben sekali bunda nya lebih memperhatikan neneknya daripada Nawa biasanya Nawa lah yang selalu menjadi no 1 baginya.

Nawa menyengir mendapati celetukan Kakak nya itu sedangkan Nadia ia melepaskan pelukannya pada Nek Tari dan mulai melihat ke arah Zahra yang dimana di samping kanan Zahra terdapat seorang gadis yang tak terlalu ia kenali ia sedikit lupa dan mungkin ia juga pangling jika yang di hadapan nya itu adalah Nawa putrinya.

"Siapa gadis itu Bu?" Tanya Nadia

Nek Tari Nawa dan Zahra melotot mendengar pertanyaan Nadia benarkah ia tidak tahu siapa gadis itu? Dialah Nawa, apakah ia lupa dengan Nawa? Apa apaan ini..

"Astaghfirullah haladzimm, bunda lupa dia itu siapa??" Ujar Zahra

Nadia hanya mengangguk dengan pertanyaan yang Zahra lontarkan

"Dia itu anak kesayangan bundaaa anak bontot nya bundaa Nawaa dia Nawaa Hanawa bundaaa...kok bunda bisa lupaa sih?" Terang Zahra ia tak habis pikir dengan bunda nya itu

Mata Nadia melotot mendengar perkataan Zahra. "Nawa?" Ia Tak percaya jika yang ia lihat kini adalah Nawa putrinya ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Nawa lalu duduk di samping Nawa

"Ini Nawa?" Tanya sang Bunda

"Na'am ini Nawa" Balas Nawa ia tersenyum akhirnya ia bisa melihat Bunda nya itu setelah sekian lama

Tanpa babibu ngengo Nadia langsung memeluk tubuh Nawa putrinya, ia sangat merindukan putri bungsu nya itu sudah bertahun tahun ia tidak melihat putrinya itu apalagi memeluknya seperti ini

"Nawa kangen bundaa" lirih Nawa dalam dekapan bundanya itu

"Bunda juga kangen Nawaa" Balas Nadia

••••

hayy Syukron sudah mau membaca ukh/akh sampai jumpa di Next Chapter yah..
Assalamu'alaikum..

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang