HN-10

4.2K 113 0
                                    

"Manusia di ciptakan untuk berguna bukan untuk sempurna "

°

°

°

Kini Nek Tari berizin pamit pulang sudah cukup lama ia berbincang dengan Kyai Rasyid dan Nyai Arum waktu pun sudah menunjukan pukul 11 siang

"Nenek pamit pulang yah nak jaga diri kamu baik baik niatkan ini semua karena Allah percayalah Kun fayakun Allah itu ada" Ucap Nek Tari ia mengelus puncak kepala Nawa saat gadis itu menyalimi tangannya

"Na'am jazakallah Khairan nek in syaa allah Nawa akan menata ulang niat Nawa masuk kemari hanya karena Allah semata" Ujar Nawa

"Baik, dan nenek berpesan padamu nak jangan perkenalkan dirimu dengan sebutan normal mu yaitu Nawa tapi gunakanlah nama depan mu HANA perkenalkan dirimu dengan nama HANA" Ucap Nek Tari

"Na'am nek" Ucap Nawa

"Nak, ibu titip Nawa disini berilah dia ilmu pengetahuan agar menjadi anak yang sholehah berguna bagi pesantren ini keluarga nya maupun masyarakat" Ucap Nek Tari

"Na'am Bu, in syaa allah kami pasti akan membimbing Nawa dengan baik" Balas Kyai Rasyid

"Nenek pamit yah nak, ibu pamit Assalamu'alaikum" Nek Tari langsung masuk ke dalam mobil tak lama mobil itu pun melaju meninggalkan pekarangan pesantren

"Wa'alaikumsalam" balas mereka bertiga

Nawa terus menerus memperhatikan mobil Nek Tari hingga lenyap di penglihatan nya

"Hana" Panggil Nyai Arum

"Na'am U-Umi" Balas Nawa ia sedikit canggung dengan kondisi seperti ini dan juga masih sedikit terbata bata dengan sebutan Umi

"Tidak usah canggung seperti itu nak, anggap saja saya sebagai ibumu" Ujar Nyai Arum dengan senyum manisnya

"Tapi Umi kita berbeda ana hanyalah seorang santriwati baru disini sedangkan Umi adalah istri dari pemilik pondok pesantren ini sungguh sangat berbeda Umi apakah pantas ana menganggap Umi sebagai ibu ana sendiri" Ujar Nawa

"Semua manusia sama di hadapan Allah SWT nak" balas Nyai Arum

Nawa hanya tersenyum mendengar jawaban Nyai Arum ia masih canggung namun berusaha agar kelihatan rileks namun itu tidak mudah baginya

"Assalamu'alaikum Umi, apa Umi memanggil saya?" Tanya seorang gadis yang mengenakan gamis dan cadar yang menutupi sebagian wajahnya

"Benar, ini tolong antarkan santri baru ini ke asramanya saya sudah memberitahu kamu bukan kemarin dimana asramanya?" Ujar Nyai Arum

"Na'am Umi" Balas gadis itu

"Baiklah nak kamu akan di antar oleh ustadzah Hilya ke kamar asrama mu" Ujar Nyai Arum

Nawa terkesiap dengan perkataan Nyai Arum benarkah wanita yang ada di hadapannya itu Hilya kakak iparnya? Nawa sangat tidak percaya bahwa wanita yang ada di hadapannya adalah Hilya sehingga ia hanya diam memandangi Hilya dengan seksama banyak pertanyaan yang tiba tiba saja terlintas di pikirannya

"Sudah nak, dia memang Hilya kakak iparmu" Bisik Nyai Arum pada Nawa setelah ia menyadari Nawa hanya diam sedari tadi

"Na'am Umi" timpal Nawa

Kyai Rasyid memutuskan unttuk masuk kembali ke Ndalem karena ada beberapa hal yang harus ia urus

"Baik ayo ustadzah antar, Hilya permisi Umi assalamu'alaikum" Hilya langsung menyalimi tangan Nyai Arum di susul dengan Nawa setelah itu mereka berdua pun mulai pergi meninggalkan Ndalem

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang