HN-56

2.1K 69 0
                                    

Menjadi baik dimata manusia tidak akan ada habisnya, cukup
menjadi versi terbaik menurut diri kita sendiri

-Muhammad Anas Azkar
Al-Akbar

Tangerang

⚠️Typo bertebaran⚠️

Happy Reading•


Beberapa hari berlalu Gino kembali ke pesantren dengan langkah yang lebar mengetuk pintu Ndalem yang tak lama pintu pun terbuka menampilkan seorang santriwati

"Maaf dek Gus Azkar ada atau tidak?" Tanya Gino

"Gus Azkar sedang berada di ruang dewan dengan yang lain" Ucap santriwati itu Gino mengangguk lalu langsung pamit pergi menuju ruang dewan

"Assalamu'alaikum" Gino mengetuk pintu ruang dewan yang tak lama seseorang menyahut lalu Gino pun membuka pintu itu

"Wa'alaikumsalam"

"Kenapa Gin?" Tanya Gus Azkar

ternyata Gus Azkar dan para ustadz disana sedang rapat membuat Gino kikuk sendiri namun pria berusia 25 tahun itu berusaha agar tetap tenang

"Apa saya mengganggu waktunya Gus?" Tanya Gino berusaha tetap cool

"Tidak. Rapat sudah usai duduklah" Jawab Gus Azkar Gino mengangguk lalu duduk pada salah satu sofa yang kosong

"Rapat sudah usai, terimakasih atas waktunya. Kalian bisa kembali tuntaskan mengajar kalian" Ucap Gus Azkar para ustadz maupun ustadzah mengangguk lalu bangkit pergi dari sana

"Assalamu'alaikum kami permisi Gus"

"Wa'alaikumsalam"

"Kenapa Gin?" Tanya Gus Azkar ia langsung bangkit dari kursinya duduk di samping temannya itu

"Gus cabang cabang perusahaan tidak ada yang mau membelinya para investor juga tidak mau bekerja sama dengan kita lagi para karyawan menuntut gaji mereka, saya juga tidak tahu mengapa bisa seperti itu para karyawan banyak yang mengundurkan diri" Ujar Gino Gus Azkar terbelalak separah itu kah masalah kantor?

"Uang cadangan sudah kamu gunakan?" Tanya Gus Azkar Gino mengangguk

"Sudah Gus uang itu sudah saya gunakan untuk membayar gaji karyawan tapi hanya beberapa Gus, saya tidak tahu harus bagaimana lagi" Ujar Gino yang merasa sudah pasrah dan lelah

Gus Azkar termenung berusaha dengan keras berfikir bagaimana cara mengatasi ini. "Saya akan membicarakan hal ini dengan istri saya, kabarnya akan saya kabari nanti. Kamu tenanglah" Ucap Gus Azkar menepuk pundak Gino

Terdengar helaan nafas berat Gino hembuskan ia menyandarkan tubuhnya pada sofa memijat keningnya yang terasa berat dan begitu pusing

"Saya akan menemui istri saya dulu kamu tunggu disini saja" Ujar Gus Azkar Gino hanya mengangguk membiarkan temannya itu pergi

Terlihat Nawa sedang berusaha mengambil sesuatu dari atas lemari ia berjinjit namun lemari itu sangat tinggi membuatnya kelelahan mengelus perutnya yang sudah besar lalu tersenyum

"Ihh kenapa lemarinya tinggi banget, ya allah Nawa kan ngga tinggi tinggi banget. Ya allah Nawa ngga nyampe" Keluhnya walau seperti itu ia tetap mencoba untuk meraih kotak itu

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang