HN-26

3.2K 117 0
                                    

Banyak bahasa Cinta namun yang paling indah adalah Doa, karena sejatinya Cinta adalah Doa

Muhammad Anas Azkar Al-Akbar

Dia juga mempunyai selera ahli ilmu, mana mau denganku yang fakir ilmu. Harusnya aku sadar DIRI bukan menaruh HATI

Hanawa Ameira Rexall

Tangerang

⚠️ Tandai Typo⚠️


Hari hari berlalu dengan cepat kini satu hari sebelum acara semua orang sangat sibuk dengan aktivitasnya masing masing
Kali ini wisuda di laksanakan lebih awal yakni pada bulan Februari biasanya akan di adakan ketika 1 bulan sebelum bulan Ramadhan sekaligus pelulusan bagi santri santri yang sekolah

Jam 14.11 semua santri berada di aula utama pesantren mereka sedang berlatih untuk acara besok malam berlatih bagaimana cara berbaris dan berlatih berbagai macam lagi yang nantinya akan di selenggarakan di panggung tersebut

Para Tim paduan suara memenuhi panggung mereka membawakan sebuah lagu mengenai seorang HAFIDZ QUR'AN dengan di pandu oleh Ustadzah Rumi, Ustadz Robi dan Nawa beserta ke tiga temannya

Para santri yang sudah menyelesaikan aktivitas nya itu pun menyaksikan pelatihan itu baik putra maupun putri begitu pula dengan para pengurus Gus Azkar dan para sahabatnya itu pun ikut menyaksikan pelatihan itu

"Hana coba kamu atur posisi Indri" Ucap Ustadzah Rumi Nawa pun menurut dan menaiki panggung dan mulai mengatur Indri sesuai dengan yang di perintahkan oleh Ustadzah Rumi

"Begini Ustadzah?" Tanya Nawa

"Nah benar seperti itu" Sahut Ustadzah Rumi

"Gedeg gua lihatnya" Ucap Riya

"Kalo lu gedeg lihatnya kenapa gak lu kerjain aja dia sekalian" Sahut Eva ia adalah santri baru tahun ini ia juga sama seperti Riya sangat tidak menyukai Nawa karena alasan tertentunya

Riya ia memikirkan perkataan dari Eva itu ia kemudian menemukan satu ide untuk Nawa Riya tersenyum setelah ide cemerlang muncul di benaknya. "Pasti lo malu karena ini" Batin Riya ia tertawa setelahnya

Nawa berdiri tepat di sisi panggung sebelah kanan untuk memperhatikan para Tim paduan suara yang sedang berlatih atas perintah dari Ustadzah Rumi ia akan membenarkan posisi mereka jika ada yang salah atas perintah Ustadzah Rumi. Sebenarnya Nawa malu berdiri seperti itu namun mau bagaimana lagi ini adalah perintah dari gurunya

"Kasian Hana" Ucap Raisa ia duduk pada sebuah kursi yang sudah tersedia disana sembari memakan 1 bungkus batagor yang ia beli

"Iyah kasihan" Sahut Kia

"Ngomong kasihan bukannya bantuin ini cuman bantu lihatin" Timpal Nara

"Gue udah bantuin yah" Ujar Kia

"Bantu apa?" Tanya Nara

"Bantu DOA!" Kia meminum minuman pop ice rasa duriannya itu seraya memakan 1 buah permen lollipop kesukaannya

Nara menghela nafas mendengar pernyataan dari Kia itu kini ia sangat malas untuk berdebat ia memilih duduk dan memperhatikan para Tim paduan suara yang sedang berlatih

"Hana kemarilah" Panggil Ustadzah Rumi Nawa pun mengangguk dan mulai berjalan untuk menuruni panggung namun saat hendak menuruni anak tangga Riya berdiri di depannya

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang