"Antara manisnya Syahadat dan dahsyatnya Syafaat, antara hitungan tasbih, aku yakin sujudmu dan sujudku akan bertemu pada aamiin yang sama"Acara sudah selesai beberapa menit yang lalu kini semua warga pesantren sedang bersih bersih setelah itu barulah semua santri akan kembali ke asramanya masing masing
Jika semuanya sedang sibuk sibuknya membantu membersihkan aula pesantren dan area dapur Nara Raisa dan Kia justru mereka sedang asyik duduk duduk di halaman samping pesantren sembari memakan beberapa camilan yang di sediakan para pengurus dapur
Jam sudah menunjukkan pukul 21.11 malam sedangkan Nawa masih saja sibuk membantu mencuci alat alat dapur yang kotor bersama para Ustadzah dan beberapa santriwati yang lain
"Itu yang tadi jatuh sama Gus Azkar kan" Ucap seorang santriwati dengan berbisik seraya terus menyusun beberapa alat alat dapur yang baru saja di cuci oleh Nawa
"Iyah bener" Timpal santriwati satunya
"Pake cadar pake niqab hijab besar tapi kelakuan kayak wanita akhir zaman di luaran sana"
"Paling cuman pengen caper dan di Katai Sholehah aja orang kaya gitu mah"
"Sok alim sok suci"
"Ada aja yah manusia yang kaya gitu aneh saya mah"
"Daripada kalian menggibah seperti itu lebih baik kalian kembali saja ke asrama kalian" Ucap Erik yang Barus aja datang ia sedari tadi mendengarkan ucapan para santriwati itu
"U-ustadz?" Kedua santri itu terkejut dengan kehadiran Erik sedangkan Nawa yang baru saja menyelesaikan cucian piringnya menatap bingung ke arah mereka
"Kembali ke asrama kalian" Tegas Erik terhadap kedua santri tersebut
"Baik Ustadz assalamu'alaikum" kedua santri itu langsung berhambur pergi ke asramanya dengan keadaan malu
"Waalaikumsalam Ada ada saja" gumam Erik
"Maaf Ustadz ada apa ya Samapi datang ke dapur?" Tanya Nawa
"Tidak apa kamu melihat Zidan?" Tanya Erik
"Zidan?" Ulang Nawa
"Maaf anak saya maksudnya" Ujar Erik
"Anak?" gumam Nawa ia sangat terkejut dengan perkataan Erik anak? Erik sudah memiliki anak?
"Apa kamu lihat?" Tanya Erik sekali lagi
"Tidak Ustadz"
"Ya sudah terimakasih saya pergi dulu assalamu'alaikum" Ucap Erik sbelum akhirnya ia pergi
"Wa'alaikumsalam, ternyata Abang udah punya anak" gumam Nawa keningnya menyerngit bingung mengapa ia tak mengetahui hal itu padahal selama ini ia selalu mencari tahu informasi apapun tentang Hilya dan Erik
"Kenapa nak?" Tanya Nyai Arum
"Ngga Umi" Jawab Nawa
"Umi tahu kamu pasti kebingungan tentang Erik dan Hilya yang sudah mempunyai seorang anak bukan?" Tebak Nyai Arum
"Na'am Umi selama ini Nawa terus mencari tahu informasi tentang Abang dan kak Hilya tapi hal seperti ini Nawa ngga tahu" Ucap Nawa
"Gak papa sini biar Umi ceritakan semuanya mengenai Erik dan Hilya" Ujar Nyai Arum
"Tidak papa Umi tidak usah Nawa ngga enak ngerepotin umi aja" Ujarnya
"Ga ngerepotin sama sekali nak, sini duduk Umi ceritakan semuanya" Ucap Nyai Arum seraya menepuk nepuk karpet yang ia duduki agar Nawa ikut duduk disana
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAZKAR [COMPLETED]
Novela Juvenil⚠️follow sebelum baca⚠️ Muhammad Anas Azkar Al-Akbar putra sulung dari pemilik pesantren terbesar kedua di Indonesia yang bernama Rasyid dan sang Umi yang bernama Arum pria berusia 24 tahun itu kini menjadi seorang Qori internasional karena memenang...