“Sejauh apapun jarak doa pasti akan selalu sampai”
-Nazwaahlan-
•
•
•
⚠️️Typo bertebaran⚠️
*Usahakan Vote yah!
Di lihat lihat banyak yg
baca tapi Vote hanya sedikitYuk bantu cerita ini berkembang
Dengan Vote dan komen kalian
Okey?Oh Iyah rate dong Nazmaa seberapa seru cerita ini? ayoo jawab ya🙌🏻
"Kakak cantik" panggil Zidan
Kini Nawa dan Zidan sedang mengobrol hanya berdua di teras Ndalem ntah apa yang akan dikatakan Zidan Nawa pun tidak tahu yang pasti Zidan hanya ingin berbicara berdua dengannya
"Iyah Zidan kenapa? Mau bicara apa saja silahkan" Ucap Nawa diiringi senyumannya
Zidan menggaruk tengkuknya yang tak gatal ia kemudian langsung menatap Nawa
"Kakak cantik" Panggil Zidan
"Iyah?"
"Selama ini semenjak umi sama abi ngga ada kakak cantik yang urus aku, padahal kakak cantik juga sibuk dan pasti selalu berduka sama kehilangannya Abang Akaar waktu itu tapi kakak cantik selalu utamain aku sama Ifaa"
"Didik aku sama Ifaa dengan penuh dedikasi dan penuh kasih sayang sampai sekarang aku jadi anak yang berguna untuk pesantren ini dan juga Ifaa dia sangat berbakti sama kakak aku bener bener beruntung ketemu sama kakak" Ujar Zidan dan tak ia sadari ia pun menangis
Nawa menghapus setetes air mata yang membasahi wajah Zidan ntah lah rasanya sangat sakit melihat Zidan menangis seperti ini
"Zidan sayang kamu itu mutiara hati kakak walaupun kamu hanya sekedar ponakan kakak tapi kakak sayang sama kamu, udah tugas kakak untuk mendidik dan membimbing kamu sayang. Udah jangan nangis intinya kamu harus menjadi pribadi yang baik dan berbudi berakhlak dan mampu menjunjung tinggi harga dirimu ya? Buat kakak bangga ya?" Ujar Nawa Zidan pun mengangguk
"Kakak cantik"
"Na'am?"
"Boleh ngga aku panggil kakak cantik umma? Kagak Ifaa panggil kakak cantik itu?" Tanya Zidan ragu ragu
Nawa tersenyum lalu mengelus puncak kepala Zidan yang tak menggunakan peci itu. "Silahkan saja kamu mau panggil kakak dengan sebutan umma pun gapapa kok" Ucap Nawa membuat Zidan berbinar
"Terimakasih umma" Ucap Zidan yang langsung memeluk Nawa dengan senang Nawa pun membalas pelukan dari Zidan
"Terima kasih ya allah atas bantuan dan bimbinganmu hamba berhasil mendidik Zidan dan Ifaa tanpa bantuan orang lain selain dirimu, dan disaat hamba merasa sudah tak sanggup engkau kembali kan lagi cinta hamba, dia seorang hamba-mu yang juga sangat mencintaimu dan mencintai saya ridhoilah kami semua ya allah" Batin Nawa
Seusai berbicara dengan Zidan Nawa langsung masuk kedalam Ndalem namun tidak dengan Zidan ia berkata ada urusan di asrama sehingga ia pun pamit pergi kesana
"Hawa" Panggil Gus Azkar sembari memeluk Nawa dari belakang dengan erat ia juga mencium pipi Nawa berkali kali membuat sang empu tertawa
"Akaa ih nanti ada Ifaa" Ucap Nawa membalikkan tubuhnya menghadap sang suami sedangkan Gus Azkar hanya tersenyum lalu menggeleng
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAZKAR [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️follow sebelum baca⚠️ Muhammad Anas Azkar Al-Akbar putra sulung dari pemilik pesantren terbesar kedua di Indonesia yang bernama Rasyid dan sang Umi yang bernama Arum pria berusia 24 tahun itu kini menjadi seorang Qori internasional karena memenang...