HN-50

3.3K 103 0
                                    

Jangan pernah takut melepaskan sesuatu karena Allah. bahkan jika memang dia yang terbaik, takdir akan membawanya sendiri untuk kembali

-Muhammad Anas Azkar
Al-Akbar

Tangerang

⚠️Typo bertebaran⚠️

Seusai Maghrib itu sebuah acara yang besar dimulai semua tamu dan santri berkumpul pada satu tempat yakni lapangan pesantren Darussalam pesantren terbesar pertama di Indonesia yang santrinya saja sangat sangat melimpah melebihi pesantren Darusshibyan Khair

Nawa dan Gus Azkar duduk di kursi bagian ke dua sebelah kanan yang dimana di belakang mereka terdapat banyak tamu tamu yang lain

Nawa asyik menikmati acara pidato 3 bahasa yang di bawakan oleh santri dari pesantren itu tentunya namun dengan tiba tiba seorang wanita jatuh di hadapannya membuatnya terlonjak

"Astaghfirullah Mba ngga papa?" Tanya Nawa ia membantu sang wanita bangun dengan senang hati si wanita menerimanya

"Terimakasih Ning" Jawab wanita itu namun Nawa merasa sangat aneh ia sangat sangat mengenali suara itu dengan spontan ia pun membalikkan tubuh sang wanita menghadapnya dan benar dugaannya ternyata ia adalah

"Kak Raya" Ujar Nawa Gus Azkar yang mendengar itu pun ikut menoleh pada sang istri yang kini sedang memegang tangan orang yang ternyata Raya

Raya tersenyum mendapati ternyata wanita yang menolongnya adalah Nawa namun ada yang aneh dengan senyumannya. "Dek gimana kabarnya?" Sahut Raya bertanya

"Alhamdulillah baik kak, kakak gimana kabarnya? Nawa kangen sama kakak" Nawa dengan spontan langsung memeluk Raya dengan erat dan Raya pun membalas pelukan dari Nawa

"Alhamdulillah kakak juga baik, maaf ya dek kakak harus pergi. Lain kali kita ngobrol lagi, Assalamu'alaikum" Raya kemudian beranjak dan pergi meninggalkan Nawa dengan senyumannya yang merekah

"Sudah tiba waktunya"

***

Acara di hentikan sejenak karena sudah memasuki waktu isya semua orang pun pergi ke masjid yang ada disana menunaikan sholat berjamaah barulah setelah itu mereka kembali memulai acarnya lagi

Saat hendak kembali ke tempat duduk Nawa berbicara dengan Ning Ami sejenak barulah ia pergi menyusul sang suami yang sudah lebih dulu pergi dengan di temani Ning Ami tentunya

Acara berjalan dengan lancar sampai sekitar jam 20.55 acara usai semua orang kembali ke kamar mereka masing masing baik tamu dan santri namun ada juga beberapa santri juga pengurus yang membersihkan lapangan usai acara itu

Nawa dan Gus Azkar sampai di kamar mereka namun Gus Azkar tak langsung masuk ia kini sedang berbicara dengan seorang Gus dari salah satu pesantren di luar duduk pada sebuah kursi yang disediakan Nawa yang berada di dalam kamar itu pun langsung melepaskan niqab dan khimarnya lalu mengambil pakaian tidurnya dan menggantinya

Namun saat ia berganti pakaian tanpa disadari Gus Azkar sudah berada disana dan menyaksikan semua itu Nawa yang baru menyadari hal itu pun tersentak juga bertingkah kikuk rasa malu langsung ia rasakan dengan terus menunduk Nawa kembali duduk di atas kasur merebahkan tubuhnya menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang