“Jika kamu tidak berjodoh dengan orang yang kau kagumi, semoga jodohmu nantinya adalah orang yang mengagumimu”
-Syahkara Abi Fazri
•
•
•
Tangerang
⚠️Typo bertebaran⚠️
NAWA ia ingin pergi ke suatu tempat seusai acara lamarannya dengan Gus Azkar tadi sepanjang jalan Nawa terus memandangi cincin perak yang bermotif sederhana itu dengan seksama berbagai perasaan muncul dalam benaknya rasa bahagia sedih haru bercampur menjadi satu berjodoh dengan orang yang kita kagumi dalam diam selama bertahun tahun rasanya ini hanya seperti sebuah mimpi namun ini adalah kenyataan yang membuatnya semakin bersyukur atas nikmat yang sudah Allah berikan padanya
Nawa berjalan menuju gerbang utama pesantren dengan seulas senyuman di balik cadarnya ntahlah perasaannya begitu tak karuan ia berjalan menuju Kang Imam sang penjaga gerbang meminta izin untuk di bukakan pintu gerbang itu karena tak mungkin jika ia sendiri yang membukanya tenaganya tidak kuat jika harus membuka gerbang pesantren seorang diri dengan ukurannya yang besar dan menjulang tinggi itu
"Assalamu'alaikum Kang" Salam dari Nawa
Kang Imam yang sedang duduk sembari memakan sebuah gorengan pun langsung menoleh pada asal suara. "Wa'alaikumsalam eh neng, ada apa neng?" Tanya Kang Imam
"Kang bisa bantu bukain pintu gerbang, saya mau keluar sebentar Kang" Ucap Nawa
"Boleh aja neng, emang mau ngapain neng nya? Sudah izin sama pak Kyai dan Bu Nyai?" Tanya Kang Imam
"Ada urusan sebentar Kang, Alhamdulillah sudah izin Kang sama umi dan Abi" Sahut Nawa
"Yasudah ayo saya bantu, waktunya 20 menit ya neng sesuai dengan peraturan pesantren mau bagaimana pun neng juga kan santriwati disini" Kang Imam berjalan dan mulai membuka gerbang itu seusai berbicara dengan perlahan Kang Imam membuka gerbang itu sehingga terbuka dengan lumayan besar
"Nuhun nya Kang saya permisi assalamu'alaikum" Nawa menghela nafas ia memperhatikan jalan raya di hadapannya. "Bismillahirrahmanirrahim inget Nawa kamu harus bisa ngelawan rasa takut ini jangan nambahin beban Abang udah cukup selama ini Abang frustasi dengan sikap dan sifatmu. Bismillah lindungilah hamba ya allah" Batin Nawa ia melangkah melawan rasa takutnya akan dunia luar dan pergi menuju tempat tujuannya
"Wa'alaikumsalam, hati hati yang neng" Kang Imam kembali menutup pintu gerbang
Di sisi lain Kyai Rasyid sedang berbincang dengan Gus Azkar dan Nyai Arum di ruang tamu Ndalem membicarakan beberapa hal yang cukup penting untuk pernikahan Gus Azkar dan Nawa nanti
"Umi sama Abi setuju jika tema pernikahan kalian sederhana sesuai dengan keinginan Nawa" Ucap Kyai Rasyid memang tadi saat di rumah Hilya Nawa meminta jika pernikahannya dilaksanakan dengan sederhana saja ia tidak mau bermewah biarkan sederhana tapi istimewa
"Ia juga tak meminta mahar apapun, ia memberikan mahar sesuai dengan kemampuan mu Nas" Sahut Nyai Arum senyumannya tak pernah pudar sejak Gus Azkar dan Nawa bertunangan hatinya sangat bahagia
"Iya iya yang udah mau nikah" Seru Gus Badru ia bergabung duduk di samping Nyai Arum dan menyalimi tangannya dan tangan Kyai Rasyid dan Gus Azkar
"Alhamdulillah Abang mau nikah, kamu kapan Dru?" Tanya Gus Azkar pada adik semata wayangnya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAZKAR [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️follow sebelum baca⚠️ Muhammad Anas Azkar Al-Akbar putra sulung dari pemilik pesantren terbesar kedua di Indonesia yang bernama Rasyid dan sang Umi yang bernama Arum pria berusia 24 tahun itu kini menjadi seorang Qori internasional karena memenang...