"Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tak menyukai kamu"(Ali 'Imran:119)
•
•
•
Tangerang
⚠️Tandai typo ⚠️
Pagi pukul 08.11 pagi jenazah Dhanes Nadia Zahra dan Nek Tari di makamkan di pemakaman umum dekat Pesantren semua warga pesantren dan masyarakat turut menghadiri acara pemakaman itu
Setelah selesai berdoa semua masyarakat dan sebagian warga pesantren langsung pulang kembali ke kediaman mereka masing masing Nawa dan keluarga Ndalem masih setia disana sahabat Gus Azkar pun masih berada disana termasuk dengan Gino ia menghadiri acara pemakaman Zahra walau hatinya hancur sehancur hancurnya
Nawa yang terus menerus menangis tanpa henti itu membuat Erik dan yang lain khawatir Nawa yang berada dalam pelukan Nyai Arum dengan terus menangis ia tak berani mendekati makam ia hanya terduduk di sebuah gubuk kecil yang berada tak jauh dari tempat pemakaman keluarganya dengan di temani Hilya dan Nyai Arum
"udah nak" Ucap Nyai Arum menenangkan Nawa sedangkan Nawa hanya menggeleng lemah
Nyai Arum ataupun Hilya Erik juga sudah sangat tidak tahu bagaimana cara untuk menenangkan Nawa semua orang hanya diam menatap Nawa yang tak henti hentinya menangis hingga Erik memutuskan untuk langsung kembali saja ke pesantren dan menenangkan Nawa disana saja
"Ayo dek pulang" Erik menggenggam tangan Nawa dan menuntunnya bersama dengan Hilya di ikuti oleh Nyai Arum Kyai Rasyid Gus Azkar beserta para sahabatnya
Kini mereka telah tiba di seberang jalan hanya tinggal menyebrang dan mereka akan langsung tiba di pesantren, letak pesantren berada di pinggir jalan kini mereka sedang menunggu untuk menyebrang karena banyak kendaraan yang berlalu lalang di saat itu Nawa tatapannya hanya lurus kosong kedepan
Saat di rasa sudah aman dan tak ada kendaraan lagi Kyai Rasyid memandu mereka semua untuk menyebrang dengan di bantu oleh tangan kanannya yang sedikit ia gerak gerakkan untuk mengadakan mereka ingin lewat namun saat baru saja hendak menyebrang sebuah mobil truk menekan klaksonnya dengan nyaring masuk ke indra pendengaran mereka semua membuat Kyai Rasyid kembali mundur dan menghalangi yang lain untuk tidak menyebrang terlebih dulu
"NENEK!!"
NAWA ia menutup telinganya dengan kuat menangis histeris seraya terus menggeleng geleng kan kepalanya hal itu tentu saja membuat semua orang yang berada disana terkejut Erik langsung mengelus pundak Nawa berusaha menenangkannya pasti adiknya itu kini merasa bahwa ia kembali pada malam dimana kecelakaan itu terjadi
Nawa ia berlari dengan cepat tanpa aba aba menyebrang jalan begitu saja hingga sebuah motor menabrak dirinya membuatnya terjatuh dengan kepalanya membentur sisi trotoar dengan cukup kuat
"Nawa!!" Erik langsung berlari menghampiri Nawa ia mengecek keadaannya sungguh ia sangat takut kehilangan Nawa hanya Nawa lah satu satunya keluarganya yang selamat dari insiden kecelakaan mungkin karena kejadian itu membuatnya selalu terbayang bayang namun ia juga harus terus membantu adiknya itu agar pulih dan kembali seperti sedia kala
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAZKAR [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️follow sebelum baca⚠️ Muhammad Anas Azkar Al-Akbar putra sulung dari pemilik pesantren terbesar kedua di Indonesia yang bernama Rasyid dan sang Umi yang bernama Arum pria berusia 24 tahun itu kini menjadi seorang Qori internasional karena memenang...