HN-33

3.1K 102 0
                                    

Banyak orang yang berlomba lomba mendefinisikan arti rumah, namun sejauh ini rumah yang menghadirkan ketenangan terbaik adalah saat pulang diatas sajadah

-Nazwaahlan

Tangerang

⚠️Typo bertebaran⚠️

Malam itu NAWA keluar dari kamarnya ia tidak tidur ia justru memilih membersihkan dirinya dan mengqadha seluruh sholat yang sudah ia tinggalkan dari mulai Ashar dan Maghrib lalu Isya sesudah itu barulah ia keluar dengan pakaian serba hitamnya

Ia duduk di samping Erik dan Hilya dimana di hadapannya tepatlah terduduk Gus Azkar ia tak berani mengangkat kepalanya karena mau bagaimana pun walau sudah terikat mereka berdua masih bukan mahram untuk saling memandang dengan bebas

"Sekarang kasih tahu Abang kamu abis darimana aja?" Tanya Erik yang kesal

"Itu--"

"Hana!!" Nara berteriak memasuki rumah Hilya ketika ia tahu jika sahabatnya sudah kembai bersama dengan Raisa dan Kia

"Nara" Nawa bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri Nara yang sedang mengatur nafasnya

"lo kemana aja anjir" Ujar Kia terlihat dari raut wajahnya jika ia sedang kesal saat ini

"N-Nawa waktu siang pergi ke makam keluarga Nawa ter--"

Belum selesai Nawa menjelaskan Nara langsung menyerobot saja. " Kamu teh ngapain kesana sendirian? Hah?! Kamu bikin Nara khawatir, bukan Nara aja semua orang disini khawatir sama kamu Han kenapa ngga bilang kalo mau kesana??" Cerocos Nara sedangkan Nawa hanya diam karena ia tahu jika Nara sedang seperti ini hanya satu yang perlu ia lakukan yakni diam

"Lo ngapain kesana sendiri? Lo kira Lo itu ultramen?! Bisa jaga diri sendiri? No! Seenggaknya Lo kasih tahu kita kalo Lo mau kemana mana" Timpal Kia dadanya naik turun karena emosi

"Tenang Ki" Raisa menenangkan kedua sahabatnya yang pasti kesal bukan hanya kesal akan tetapi emosi dengan sikap Nawa

"Terus kalo cuman kesana kok sampe malem baru pulang? Lo kemana aja?!" Ujar Kia lagi

"Kita itu cari lo kemana mana tahu gak! Capek! badan sakit semua saking khawatirnya sama lo! Kita bertiga rela rela manjat dinding pager pesantren yang Segede gaban itu cuman buat nanyain lo ke warga yang ada diluar area pesantren, tapi ngga ada yang tahu lo kemana"

"Lo kemana anjir jawab!!" Kia sudah terlanjur emosi ia menepati kata katanya jika ia bertemu dengan Nawa maka ia akan memarahinya dan akan memintanya penjelasan

"Gimana Nawa mau ngomong kamu nya nyerocos mulu" Timpal Raisa

"Ya gimana gua kesel" Sahut Kia

"Kamu emang ga khawatir Rai?" Tanya Nara pasalnya sejak awal kejadian Raisa tak menunjukkan aura aura kekhawatiran sedikitpun

"Aku khawatir jugalah! Masa sahabat aku ngilang aku ngga khawatir" Ucap Raisa dengan sedikit emosi

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang