“Pasanganmu adalah rezekimu, pilihanmu adalah takdirmu. Maka janganlah memandang kepada selain milikmu dan jangan membading bandingkannya dengan yang bukan milikmu”
-Nazaa-
•
•
•
Tangerang
❅Typo bertebaran❅
Malam hari berlalu kini pagi tiba Nawa yang baru saja kembali dari halaman belakang rumah seusai menjemur pakaian yang ia cuci dan ia pun melihat Gus Azkar ketika memasuki kamarnya sedang bersiap siap ntah akan pergi kemana
"Akaa mau kemana?" Tanya Nawa ia pun duduk tepat disamping kasur yang berada dekat dengan suaminya
Gus Azkar menoleh lalu tersenyum. "Saya ada urusan diluar, siang nanti acara perlombaan tahfidz tingkat nasional akan diadakan. saya baru dikabari malam tadi"
"Saya di suruh untuk menghadiri acara itu menjadi juri nya disana, tapi dikarenakan waktunya cukup lama yakni selama 1 Minggu saya tidak bisa mengajak dirimu dan Ifaa karena peraturan nya juga" Jelas Gus Azkar yang langsung duduk di samping Nawa
"Kenapa emangnya?" Tanya Nawa aish ia tidak mau ditinggal seperti ini
"Saya tidak mau kamu lelah biar saya saja yang kesana" Ucap Gus Azkar seraya mengelus punggung Nawa yang dimana sang istri kini sudah menatapnya dalam dan memperlihatkan wajah yang pasti akan segera menangis
"Kenapa? Ngga mau pokoknya aku mau ikut!" Ujar Nawa merengek
"Tapi sayang--"
"Akaa! Aku mau ikut" Ujar Nawa dan ya, kini ia berhasil menangis memukul mukul kecil lengan sang suami
"Peraturan disana tidak mengizinkan untuk anak istri atau bahkan saudara untuk ikut, saya juga ingin mengajakmu tapi mau bagaimana lagi peraturan disana seperti itu" Ucap Gus Azkar yang tetap tenang seraya mengelus pipi sang istri yang kini sudah dibasahi air mata
"Tapi satu Minggu itu ngga sebentar Akaa" Ucap Nawa terus memainkan lengan sang suami Gus Azkar pun hanya mampu tersenyum ia juga sangat ingin mengajak istrinya namun bagaimana sudah peraturan disana
"Kalo kamu ga izinin saya pergi kesana, saya ngga akan pergi" Ucap Gus Azkar namun Nawa justru mendongak menatap manik mata hitam legam milik suaminya
"Akaa boleh pergi" Ucap Nawa dengan berat ia mengatakan itu namun ia tak boleh egois mau bagaimana pun itu adalah amanat untuk suaminya
"Saya tidak bisa jika kamu saya tinggalkan justru menangis seperti ini" Gus Azkar terus menerus menghapus bulir air mata yang turun dari pelupuk mata istrinya
"Ngga papa aku izinin Akaa pergi" Ucap Nawa seraya mencekal tangan Gus Azkar dan langsung menghapus air matanya dengan cepat
"Aku udah ngga nangis kan? Akaa boleh pergi kesana" Ujar Nawa diiringi senyuman walau begitu isakan masih terdengar darinya
Gus Azkar tersenyum melihat tingkah istrinya. "Yakin ngga nangis saya tinggal satu Minggu?"
Nawa mengangguk pelan seraya tersenyum namun ia kembali menangis terisak membuat Gus Azkar tertawa
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAZKAR [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️follow sebelum baca⚠️ Muhammad Anas Azkar Al-Akbar putra sulung dari pemilik pesantren terbesar kedua di Indonesia yang bernama Rasyid dan sang Umi yang bernama Arum pria berusia 24 tahun itu kini menjadi seorang Qori internasional karena memenang...