“Cinta itu seperti angin, engkau tak akan bisa melihatnya, tetapi kau bisa merasakannya”
•
•
•
TANGERANG
Waktu berlalu begitu cepat sudah dua bulan lamanya Nawa berada di pesantren terkurung dalam penjara suci itu keseharian nya di isi dengan berbagai macam aktivitas setiap hari bersama dengan para sahabatnya Nara Raisa dan Kia membuat hubungan mereka semakin dekat dan juga saling memahami satu sama lainSetiap hari rasa yang di simpan oleh Nawa secara rapat rapat yakni rasanya terhadap Gus Azkar semakin membesar walau sudah ia sampingkan rasa itu namun tetap saja mau sejauh apapun melangkah pada akhirnya akan tenggelam pada rasa yang sama mau sejauh apapun ia menjauh jika memang di takdirkan untuk bertemu maka pasti akan terus bertemu
Di balik sibuknya Nawa dan Gus Azkar menyampingkan perasaanya Nara justru sedang sibuk sibuknya membentangkan rasa cintanya pada Gus Fauzan karena ia merasa jika usahanya selama ini tidak akan berakhir sia sia
"Gus, Nara itu suka sama Gus, Gus kapan peka nya sih" Oceh Nara pada seorang pria yang berdiri cukup jauh darinya
"Saya tahu kamu menyukai saya" Balas pria itu yang tak lain ia adalah Gus Fauzan si dingin
"Terus kenapa Gus cuman diem, cuek cuek aja sama Nara?" Tanya Nara dengan spontan
"Saya tak ingin mengotori rasamu pada saya, jika memang saya yang tertulis di lauhul Mahfudz mu maka sejauh apapun kita terpisah jika memang di takdirkan kita pasti akan bertemu seperti Siti Hawa dan Nabi Adam a.s" Ucap Gus Fauzan
"Iyah sih, terus kapan Gus mau lamar Nara?" Tanya Nara lagi
"Suatu hari nanti" Ucap Gus Fauzan
"Gus beneran mau lamar Nara?! Kapan?!" Heboh Nara
"Wallahu 'alam"
"Apa Gus ada rasa yang sama seperti rasa Nara sama Gus?"
"yakfini allah 'an 'akun shahdaan wayakfi allah 'an yarif ma fi qalbi" Gus Fauzan langsung pergi setelah mengucapkan itu sedangkan Nara sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh Gus nya itu
[Artinya=cukup allah yang menjadi saksi dan cukup allah lah yang mengetahui isi hatiku]
"Terserah" Nara langsung pergi ntah kemana setelah itu
☁️☁️☁️
Hari ini adalah Hari Minggu hari dimana gerbang pesantren terbuka lebar hari dimana para santri bebas untuk melakukan aktivitas di luar kawasan pesantren dan di hari itu juga para wali dari santri biasanya akan menjenguk anak anaknya seperti yang terjadi sekarang pekarangan pesantren sudah di isi dengan berbagai macam kendaraan seperti mobil dan motor
Para keluarga berdatangan untuk menemui para anak anak mereka untuk melepas rindu satu sama lain tak hanya melepas ribu para orang tua akan memberikan beberapa bekal untuk anak anaknya yang biasanya hari itu disebut sebagai hari Jengukan
Jika semua santri sedang asyik bersama dengan para keluarganya begitu pula dengan Nawa yang sedang sibuk menunggu anggota keluarganya yang akan datang menjenguknya sudah lebih dari 4 menit ia berdiri di depan gerbang menanti kedatangan keluarganya namun tak kunjung juga mereka datang
"Han keluarga kamu belum datang juga?" Tanya Raisa ia menggendong seorang anak kecil yang usianya sekitar 2 tahun sepertinya itu adalah adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
HANAZKAR [COMPLETED]
Teen Fiction⚠️follow sebelum baca⚠️ Muhammad Anas Azkar Al-Akbar putra sulung dari pemilik pesantren terbesar kedua di Indonesia yang bernama Rasyid dan sang Umi yang bernama Arum pria berusia 24 tahun itu kini menjadi seorang Qori internasional karena memenang...