HN-65

2.1K 74 2
                                    

Pada akhirnya, ikhlas itu berkaitan pada jarakmu dan Tuhan. Semakin seseorang dekat dengan pencipta-nya, maka semakin mudah dia menerima segala ketetapan-nya

-Nazwaahlan-

Tangerang

☘︎Typo bertebaran☘︎

..•O•..

Happy Reading

"Assalamu'alaikum sayangg" Ucap Gus Azkar ketika memasuki kamarnya dan terlihat Nawa sedang duduk bersama putrinya ntah sedang apa

"Iyah Akaa wa'alaikumsalam warahmatullah, udah pulang?" Tanya Nawa menyalami tangan Gus Azkar

"Abba" Ifaa langsung naik pada gendongan Gus Azkar lalu Gus Azkar pun mencium kedua pipi anak itu

"Alhamdulillah sudah" Jawab Gus Azkar ia pun turut mencium kedua pipi Nawa dan terlihat sang empu tersenyum malu

"Ifaa! Ayo main aku punya mainan balu" Ucap Raden datang dari arah luar lalu berdiri diambang pintu kamar Nawa dan Gus Azkar sontak membuat Ifaa yang semula masih berada di gendongan sang abba melompat dan menghampiri Raden

"Ih Aden punya mainan apa?" Tanya Ifaa antusias

"Ini" Ucap Raden menyodorkan sebuah mainan layang layangan membuat Ifaa bertepuk tangan heboh

"Ih ayu main yu" Ajak Ifaa Raden pun mengangguk antusias

"Aku bilang dulu ya cama umma" Ujar Ifaa yang sedetik kemudian berlari menghampiri Nawa dan Gus Azkar yang sedari tadi menyimak pembicaraan anak kecil itu

"Umma abba Ifaa mau main ya cama Aden" Ucap Ifaa dengan terus berjingkrak jingkrak

"Iyah boleh kok sana main tapi jangan lupa nanti mainnya jangan jauh jauh yah? Adzan ashar nanti pulang yah sayang" Tutur Nawa Ifaa mengangguk lalu meraih pergelangan tangan sang umma menyalaminya tak lupa ia juga menyalami tangan sang abba

"Hati hati yah sayang mainnya" Ucap Gus Azkar

"Iyah abba! Aku main dulu ya umma abba assalamu'alaikum!" Seru Ifaa yang langsung menghampiri Raden yang sejak tadi berdiri di ambang pintu

"Ayo Aden kita main!" Ucap Ifaa

"Ayo nanti kita juga main cama kakak santli bial bisa telbang layangan nya" Ucap Raden sedangkan Ifaa hanya mengangguk mengiyakan

"Humaira" Ucap Gus Azkar yang langsung memeluk Nawa dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher istrinya itu

Nawa tertawa kecil karena merasa geli saat ini memang Nawa tak memakai Khimar nya ia hanya mencepol rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan itu

"Sebentar Gus" Ucap Nawa ia bangkit dari duduknya lalu menutup pintu kamarnya dan tak lupa ia menguncinya takut saja terbuka ketika ia tidak mengenakan Khimar dan cadarnya

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang