HN-61

2.2K 78 11
                                    

Tidak ada janji yang pantas dinanti melainkan janji sang ilahi

Tangerang

⚠️Typo bertebaran⚠️

Gadis dengan pakaian berwarna hitam dan juga cadar yang masih melekat padanya. Mata gadis itu mengerjap membukanya dengan perlahan cahaya menusuk langsung indranya membuatnya menyipitkan matanya itu

Ia pun beralih ketika mendengar suara seorang anak kecil yang memanggilnya seraya menangis. "Umaa..." Ifaa menangis disamping brankar Nawa sembari menggenggam jari jemari Nawa

Nawa tersenyum tangannya terangkat mengelus puncak kepala Ifaa. "Umma disini sayang" Jawabnya lemah tubuhnya terasa sangat sakit saat ini hingga ia pun tak mampu untuk merubah posisinya

"Umma!" Ifaa langsung memeluk Nawa sang umma dengan erat kembali menangis kencang dalam pelukan itu sedangkan Nawa hanya tersenyum dan mendekap tubuh putrinya

"Alhamdulillah terimakasih ya allah Nawa masih diberi waktu untuk bisa bersama putri Nawa ini" Ujar Nawa sembari mengecup singkat kening Ifaa

Namun tiba tiba seorang pria masuk kedalam ruangan itu membuat Nawa dan Ifaa menghentikan aktivitasnya namun Nawa tidak dapat melihat jelas wajah pria itu karena posisinya terlentang sedangkan Ifaa menatap pria itu ia seperti pernah bertemu dengannya dan seperti mengenali pria itu

"Humaira"

Deg..

Nawa tersentak ketika mendengar suara seorang pria yang sangat ia rindukan jantungnya langsung berdebar nafasnya tercekat sudut mata wanita itu beralih mata memerah bibir itu bergetar dengan sendirinya

"A-Akaa?" Nawa langsung merubah posisinya menjadi duduk dan tepat sekali dihadapannya berdiri seorang pria yang memakai sebuah hoodie hitam dan sarung hitam tersenyum menatap dirinya

"Hawa" Ujar pria itu lagi membuat Nawa segera berlari kearahnya menatap lekat manik mata hitam legam itu air matanya berderai seakan ini adalah mimpi mimpi yang sangat indah bisa bertemu dengan seseorang yang sangat ia cintai dan sangat berharga dalam hidupnya

"N-Ngga, Akaa udah ngga ada... Aku cuman mimpi aja karena terlalu kangen sama Akaa" Ujar Nawa ia kembali membalikkan tubuhnya walau disisi lain hatinya ia tahu bahwa dirinya sudah terbangun namun ia tak mau berharap karena seseorang yang sudah tiada tak akan mungkin kembali

Sret..

Dapat Nawa rasakan sebuah tangan melingkar pada pinggangnya dengan perlahan tangan itu menarik tubuhnya dan dapat ia rasakan juga seseorang menaruh wajahnya pada pundaknya

"Saya minta maaf seharusnya saya ingat semuanya lebih awal dan seharusnya saya mencegah hal ini terjadi pada zaujati saya, sekali lagi saya gagal menjadi suami bagimu dan bagi anak kita. Humaira"

Nawa terdiam membisu benarkah ini hanya mimpi? Namun mengapa sentuhan itu terasa sangat nyata namun lagi dan lagi ia tak mau berharap dan lebih memilih melepaskan pelukan itu

HANAZKAR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang