6 anak bersaudara yang hidup tanpa sosok orang tua... Mereka adalah Shani, Gracia, Chika, Zee, Ashel, dan Christy
Penasaran kannn sama keseharian mereka gimana????? ☺☺
Langsung baca aja yaaa..
Cerita ini mengandung kata-kata kasar, kekerasan dan han...
"Ciciiii.. Gendong" Rengek Christy pada gracia dan gracia langsung menggendong nya..
"Ayo masuk dulu.. Kopernya biar mang tatang aja yang bawain" Ucap bi tuti pada semuanya..
"Bi enak banget rumahnya" Ucap ashel..
"Iya bener banget kayak apa yang di ceritain bibi" Ucap zee..
"Syukur deh kalo kalian teh suka" Balas bi tuti..
"Suka dong bi" Ucap gracia..
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah panggung bi tuti dan mang tatang
Semuanya masuk ke dalam rumah panggung bi tuti dan mang tatang, dengan senyum yang terus terukir di setiap bibir mereka semua..
Mang tatang dan bi tuti yang senang bisa pulang ke kampungnya, dan rudiskala family yang senang bisa tahu kampung halaman bi tuti dan mang tatang yang biasanya mereka cuman bisa sekedar mendengar cerita nya saja..
Karena bukan cuman bi tuti dan mang tatang yang selalu cerita kampung ini, bahkan mommy papah dan shani pun selalu bercerita tentang kampung ini.. Karena kampung ini banyak sekali kenangan nya bagi keluarga Rudiskala..
Mulai dari mommy dan papah yang bertemu dengan bi tuti dan mang tatang hingga akhirnya mereka pekerjaan di rumahnya.. Pokoknya memorable banget deh bagi shani makanya dia sering ceritain kampung ini ke adik-adiknya..
Flashback on
Jadi, dulu orang tua shani ada pekerjaan yang mengharuskan mereka datang ke kampung halaman nya bi tuti dan mang tatang, papah Rudi yang awalnya ada proyek pembangunan di daerah itu mengurungkan niatnya saat melihat keindahan kampung itu yang ternyata menarik bagi dirinya..
Sangat disayangkan apabila alam yang indah ini malah di rusak oleh pembangunan proyek.. singkat cerita, karena papah Rudi merasa nyaman saat berada di kampung itu, jadi setiap libur kerja papah Rudi mommy Laras dan shani selalu pergi ke kampung itu untuk sekedar menikmati kesejukan alam yang mereka tidak bisa rasakan di jakarta..
Saat itu shani masih berumur 4 tahun dan mommy laras sedang mengandung gracia. Mereka bertiga karena tidak punya rumah disana maka dari itu ia menyewa rumah pada bi tuti dan mang tatang yang saat itu masih rumah panggung biasa dan sangat kecil, bukan tidak mau membangun rumah, tapi pikirnya apabila mereka membangun rumah disana tidak akan terpakai lama dan pasti terbengkalai kalau mereka tidak balik lagi ke kampung itu..
Selama kurang lebih 2 tahun mereka semua tidak mendatangi kampung itu lagi, mereka tidak tahu kondisi kampung itu menjadi seperti apa, sampai pada akhirnya ada berita di TV daerah kampung itu mengalami tanah longsor yang mengakibatkan banyak korban jiwa serta banyak rumah yang tertimbun tanah..