10. Rahasia Deka

1.1K 26 2
                                    

Selamat Membaca....

----

Dalam perjalanan menuju apartemen, Deka tidak sengaja melihat seorang perempuan yang masih berseragam sekolah sedang jongkok di pinggir jalan.

Deka tampak familier dengan seragam sekolah itu hingga memutuskan untuk menepikan mobilnya dan menghampiri perempuan itu.

"Sorry. Lo butuh bantuan?" tanya Deka dalam keadaan berdiri di belakang perempuan itu.

Perempuan itu berdiri ketika mendengar suara Deka. Saat perempuan itu membalikkan tubuhnya, Deka sedikit terperangah begitu melihat wajahnya.

"Lo kenapa?" Deka bertanya karena melihat jejak air mata di wajah perempuan itu.

Sambil terisak perempuan itu menatap Deka. "Boleh tolong antar-in gue?" tanya perempuan itu yang Deka rasa lebih mirip sebuah permohonan.

Perempuan itu terlihat cemas kala Deka tak kunjung berbicara. Deka memperhatikan perempuan itu dari bawah hingga ke atas untuk menimbang apakah dia harus menolongnya.

'Tanaya Lauzasara' Ucap Deka dalam hati saat melihat nama yang ada di seragam perempuan itu.

"Ayo." Ajak Deka agar perempuan itu mengikutinya.

Di dalam mobil Deka masih bisa mendengar perempuan itu terisak beberapa kali. "Gue Zeusadeka. Boleh tahu nama lo siapa?" Deka mengulurkan tangannya untuk mengajak perempuan itu berkenalan.

Sambil terisak, perempuan itu menyambut uluran tangan Deka. "Tanaya." Ucap perempuan itu sebelum kembali menunduk.

Melihat wajah Tanaya yang basah oleh air mata membuat Deka merasa simpati. Deka mengambil beberapa tisu lalu menyerahkannya kepada Tanaya.

"Gue harus antar lo kemana?" Tanaya menatap Deka lalu mulai berbicara. "Apartemen Gangsa Putih." Jawab Tanaya pelan.

Deka langsung melajukan mobilnya untuk mengantar Tanaya. Suasana dalam mobil hening setelah Tanaya sudah berhenti menangis.

Kini Deka bisa melihat kalau Tanaya hanya diam sembari menatap ke arah jendela. Deka juga tidak berniat untuk memulai pembicaraan atau mengetahui masalah yang membuat Tanaya sampai menangis di pinggir jalan.

Deka tidak mendapat keuntungan apapun, lantas untuk apa dia bermurah hati menolong seorang perempuan yang bahkan tidak di kenalnya. Begitulah pikir Deka.

Namun, ada bagian dari dalam diri Deka yang seakan terdorong untuk menolong Tanaya. Apalagi melihat Tanaya dalam keadaan seolah tidak berdaya seperti sekarang.

Tanaya bahkan terlihat tidak peduli saat handphone-nya beberapa kali berdering. Deka tidak sengaja menatap handphone milik Tanaya yang terus berdering memperlihatkan nama si penelepon. Tertera nama Bastian di sana.

Tampaknya Deka bisa menyimpulkan kalau Bastian itu pacar Tanaya dan mereka sedang bertengkar. Deka mengumpat dalam hati karena menyadari dirinya yang sedang membawa pacar orang lain.

Tapi untung saja sebentar lagi tugas Deka mengantar Tanaya akan selesai. Berduaan di dalam mobil dengan perempuan yang menangis di pinggir jalan saja sudah terasa aneh, apalagi mengetahui perempuan itu punya pacar.

Deka menghentikan mobilnya tepat di depan gedung apartemen yang di maksud Tanaya. Melihat Tanaya masih terdiam dengan pandangan kosong ke arah depan membuat Deka berinisiatif menyentuh bahu perempuan itu.

Tanaya terlihat terkejut dengan sentuhan Deka pada bahunya. "Sorry, tapi kita udah sampai." Ucap Deka

Tanaya mengangguk dan membuka pintu mobil. Sebelum benar-benar keluar Tanaya menatap Deka dengan wajah tersenyum. "Zeus!" panggil Tanaya

Shattered Dreams (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang