35. Bertemu dengan Raident

625 25 2
                                    

Tangis Kara tidak kunjung mereda setibanya menginjakkan kaki di rumah yang sudah lebih dari dua bulan tidak di tinggalinya.

Kara memilih kabur dari apartemen kekasihnya setelah insiden dua hari yang lalu. Selama itu juga Kara memilih membolos dari sekolahnya. Hal yang paling membuat Kara sedih adalah Deka tidak berusaha mencarinya sama sekali.

Tidak ada satu pun pesan ataupun panggilan yang berasal dari Deka. Bahkan Aileen yang menjadi penyebab masalah dalam hubungan percintaannya juga tidak meminta maaf sama sekali padanya.

Pengkhianat!

Dasar penggoda pacar orang!

Itulah kata yang selalu Kara ucapkan setiap kali nama Aileen melintas di kepalanya. “Semuanya gara-gara Aileen sialan!” maki Kara sebelum kembali menangis.

Kara mengabaikan panggilan yang masuk di handphone-nya sejak pagi. Panggilan dari kedua orang tuanya sangat tidak Kara harapkan sama sekali. Yang Kara ingin hanya satu yaitu Deka!

“Aku harus balas!” tekad Kara penuh kesungguhan.

Lalu di detik berikutnya Kara melakukan tindakan impulsif dengan mengirim sebuah pesan kepada Raident. Senyum miring terbit di bibir Kara karena yakin Raident tidak mungkin mengabaikan pesannya.

Kailash Raident

Rai, ini Kara.
Aku punya rahasia yang harus
kamu tahu. Deka selingkuh sama
Aileen!

Temui aku malam ini di Bintara Cafe!

Tampaknya Kara tidak pernah belajar dari kesalahan sebelumnya. Karena harusnya Kara tahu kalau tidak ada satu pun orang yang berada di sisinya. Sekalipun Kara sedang menghadapi kehancurannya.

----

Meskipun Raident tidak membalas pesannya sama sekali tapi Kara yakin kalau laki-laki itu pasti datang. Walaupun sekarang ini Kara sudah menunggu lebih dari satu jam dan tidak ada tanda-tanda kemunculan Raident.

Kara tetap berusaha tenang dan berpegangan teguh pada keyakinannya. Kebetulan juga Kara memilih tempat duduk strategis untuk bisa melihat siapa saja yang masuk ke dalam cafe.

“Dia pasti datang.” Ucap Kara meyakinkan diri.

Suasana cafe sudah sangat ramai tapi Kara belum juga menemukan sosok yang di tunggunya sejak tadi. Kara juga mulai merasa tidak nyaman karena hanya ia yang duduk sendirian dii cafe ini.

Waktu terus berlalu hingga dua jam lamanya. Bahkan langit malam terlihat lebih gelap melalui jendela. Apakah perjuangannya menunggu sia-sia? Rasanya Kara ingin menangis.

Kepercayaan diri Kara mulai luntur bersamaan waktu yang terus berlalu. Memang sangat kecil kemungkinan Raident untuk menemuinya. Laki-laki itu sangat yakin dan percaya dengan Aileen, jadi bagaimana mungkin pesan itu bisa membuatnya goyah.

Harusnya ia sadar sejak awal.

Ketika Kara mau beranjak dari mejanya, suara notifikasi masuk membuat kegiatannya berhenti. Kara kembali duduk untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Senyum Kara mengembang begitu melihat nama Raident tertera.

Haruskah ia menarik semua ucapannya tadi?

Shattered Dreams (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang