Setelah kepergian Aileen beberapa saat lalu, Deka menggila di dalam apartemen Veron. Sumpah serapah serta umpatan tak henti ia tunjukkan untuk Kara.
“Cewek brengsek!”
“Sialan!”
“Anjing!”
Apartemen Veron menjadi korban dari kemarahan Deka. Sudah tidak terhitung berapa banyak barang yang pecah akibat ulahnya. Tidak ada yang berani menghentikannya termasuk para sahabatnya. Terlebih Veron yang hanya bisa pasrah.
Kalau saja Kara ada di hadapan Deka sekarang, mungkin perempuan itu sudah babak belur karena ulah Deka. Mengingat kalau temperamen Deka sangat buruk.
Sementara itu Veron tengah memijat kepalanya akibat pusing yang melanda. Tidak cukup dengan apartemennya yang berantakkan dan hancur, ia masih harus memikirkan cara untuk menyingkirkan obat-obatan terlarang dan suntikkan yang berhamburan.
Bisa gawat kalau Papanya sampai melihat semua narkoba itu. Bisa-bisa semua fasilitas miliknya di tarik dan yang paling buruk adalah Papanya akan memblokir semua rekening miliknya.
Veron akan menuntut tanggung jawab Deka kalau itu sampai terjadi.
“Pasti cewek brengsek itu udah ngadu macam-macam sama, Ai. Anjing! Babi!” umpat Deka.
Gelas yang berada tidak jauh dari Deka turut menjadi korban kemarahannya. Alhasil gelas itu pecah dan berserakan di lantai.
“STOP KA!” teriak Kelano yang sedari tadi hanya diam mulai angkat bicara. “Lo pikir masalah akan selesai kalau lo ngamuk-ngamuk gak jelas gini?!”
Mata Deka yang di penuhi marah menatap nyalang kepada Kelano yang dengan berani menasihatinya. Cih, ia sama sekali tidak butuh omong kosong seperti itu.
“Gue gak butuh nasehat lo!” Deka kembali melempar barang-barang yang ada di sekelilingnya tapi Kelano dengan berani menghentikannya.
“Siapa yang nasehatin lo bangsat!!” ucap Kelano sebelum melayangkan tinju ke arah wajah Deka.
Akibatnya, Deka yang tidak siap harus jatuh tersungkur di lantai dengan sudut bibir yang berdarah. Pukulan Kelano tidak main-main.
Deka yang emosinya semakin terpancing segera bangkit dan menarik kerah baju Kelano. “Apa maksud lo? Jangan bilang, lo belain cewek brengsek itu!” cerca Deka.
Namun, Kelano tidak memberikan balasan apapun. Laki-laki itu hanya diam dengan mata menatap Deka nyalang.
“Oh, gue tahu! Lo pasti pernah make dia juga kan di belakang gue. Pantes lo sampai bikin bibir gue berdarah.”
Keduanya saling menyelami tatapan mereka masing-masing. Deka menjadi yang paling dominan dengan kobaran api di matanya. “Lo payah! Servis tuh cewek brengsek, payah! Bisa-bisanya lo mau.”
Baiklah, cukup sudah. Kelano sudah tidak tahan dengan setiap kata yang keluar dari bibir Deka. Tidak ada satu pun yang berguna. Semuanya sampah!
“Stop, Ka!” peringatan Kelano sama sekali tidak di dengarkan Deka.
“Jadi, lo bela tuh cewek brengsek?! Jangan sok suci lo! Lo juga nikmatin kan pas kita main-main sama tuh cewek.”
“Jangan gara-gara servis payah dia, lo jadi bela tuh cewek brengsek!!”
Kepala Kelano sungguh pusing dengan ocehan Deka yang semakin melantur. Jika terus di biarkan Kelano akan benar-benar gila.
“STOP!!” teriak Kelano saat Deka hendak kembali bersuara. “Gue sama sekali enggak bela Kara. Cukup lo tahu kalau gue enggak peduli dengan apapun yang terjadi sama dia. Jadi, stop bicara enggak jelas!”
Deka menatap Kelano penuh selidik. “Gue enggak percaya!” Kelano benar-benar frustrasi, “Terserah.”
Kali ini Kelano melakukan perlawanan dengan membalas menarik kerah baju Deka. “Dari pada bicara ngelantur, mendingan lo beresin semua narkoba dan suntikkan itu! Kita bisa di kira pesta narkoba di sini.”
“Bukan urusan gue.” Deka tampak sangat tidak peduli. “Lagi pula ini kan apartemennya Veron, biar dia yang beresin!” ucap Deka santai.
Sementara itu Veron memberikan tatapan permusuhan kepada Deka. Veron sangat menyesal sudah membiarkan mereka berkumpul di apartemennya hari ini. Sial! Apalagi saat mendengar suara cekikikan Keyzo yang berdiri tidak jauh darinya.
Kembali kepada Deka dan Kelano, mereka berdua masih saling melempar tatapan permusuhan meskipun tidak separah tadi.
“Jadi, apa mau lo?” tanya Kelano membuat sebuah senyuman hadir di wajah Deka.
“Cari Jasmine buat gue!” titah Deka. “Dia harus di kasih pelajaran karena berani buka mulut.” Tatapan dingin Deka menyadarkan Kelano kalau hal buruk pasti akan terjadi kepada Jasmine.
----
Kalau saja bukan karena handphone nya tertinggal, Jasmine tidak akan mau merepotkan dirinya dengan kembali ke parkiran rumah sakit. Padahal ia tidak ingin meninggalkan Kara walaupun sebentar.
Perasaan Jasmine sangat tidak nyaman saat kakinya melangkah meninggalkan ruangan rawat Kara. Karena itulah Jasmine memacu langkahnya dengan cepat.
Begitu masuk ke dalam lift, Jasmine segera menekan tombol yang membawanya ke parkiran. Namun, semakin jauh ia melangkah, perasaannya semakin tidak karuan.
Pergerakan lift terasa sangat lambat sampai-sampai Jasmine merasa bosan dan cemas di saat yang sama. Tapi beruntungnya tidak lama setelah itu, ia bisa bernafas lega karena sudah sampai di parkiran.
Jasmine berjalan dengan cepat keluar dari lift dan berjalan cepat menuju mobilnya. Ketika telah sampai, ia segera membuka pintu mobil dan mengambil handphone-nya. Urusannya selesai dan Jasmine ingin segera kembali ke ruang rawat Kara tapi sebuah tangan lebih dahulu menahan pergerakannya dan menutup mulutnya hingga ia tidak bisa berteriak.
“Mmmm......” Jasmine meronta-ronta saat tubuhnya di seret paksa.
“Mmmm.... Mmmmmm....” suasana parkiran yang kosong membuat Jasmine tidak bisa meminta tolong kepada siapapun sampai akhirnya, tubuhnya di dorong masuk ke dalam sebuah mobil.
Jasmine masih tidak sadar kalau ada sosok lain yang duduk di sebelahnya karena sibuk mengatur nafas. Jasmine menghirup oksigen dengan rakus untuk mengisi kekosongan di rongga nafasnya.
“Udah selesai?” tubuh Jasmine menegang seketika saat suara otoriter yang mendominasi itu masuk ke dalam indra pendengarannya.
Ketika Jasmine memutar kepalanya, tampaklah Deka yang menatapnya dengan dingin. “ Long time no see, Jasmine.”
“Lo-” ucapan Jasmine menggantung karena Deka meletakkan jari di depan bibirnya.
“Ssstt...” gumam Deka. “Bibir lo ini terlalu banyak bicara.”
Sebuah senyuman terbit di bibir Deka tapi Jasmine tahu kalau itu akan menjadi sebuah bencana baginya. Apalagi mengingat Deka yang dengan berani menculik dirinya di tempat yang di penuhi dengan CCTV.
“Mau apa lo?” tanya Jasmine nyalang.
Sementara Deka hanya tersenyum miring dengan ekspresi dingin. “Lebih baik lo diam kalau...” Deka mendekatkan bibirnya ka telinga Jasmine, “... Enggak mau video bugil sahabat bodoh lo itu tersebar.” Ancam Deka.
Sesuai dugaan Deka, Jasmine langsung diam dengan satu kali ancaman. Tampaknya Jasmine benar-benar mudah untuk di perdaya dengan menggunakan nama Kara.
“Gue enggak mau basa-basi dan buang-buang waktu. Jadi, jawab pertanyaan gue dengan jujur!” Deka melipat tangannya di dada sambil tetap menatap Jasmine dengan dingin. “Apa aja yang udah bibir lo ini omongin sama Aileen?”
“HA?! JAWAB!” teriak Deka saat Jasmine tidak kunjung buka suara.
Sementara itu Jasmine mulai memberanikan diri melawan Deka. Lagi pula ini bukan pertama kali baginya menghadapi iblis berwujud manusia bernama Deka.
“Gue udah kasih tahu, semua yang gue tahu.” Ucap Jasmine berani meskipun setelahnya Deka membuatnya tersiksa dengan mencengkeram kedua pipinya.
Namun bukannya merintih sakit, Jasmine malah terkekeh. “Siap-siap aja, lo pasti akan berakhir di penjara!”
Kali ini situasi justru berbalik. Deka tertawa dengan kencang saat mendengar ucapan Jasmine. Seolah-olah itu lucu dan pantas untuk di tertawakan.
“Just try it!” tantang Deka karena ia tahu itu tidak akan berhasil. “Hal itu enggak akan mungkin terjadi.”----
Halo semuanya.
Sesuai jadwal, aku update lagi hari ini.
Kalian pasti makin benci sama Deka setelah baca bab ini. Kalian mau Deka dapat karma yang gimana? Comen dong!
Kalian jangan bingung ya, kalau pembuka cerita ini agak enggak nyambung sama bab yang sebelumnya karena bab sebelumnya itu mau aku revisi.
Sebenarnya mau hari ini juga tapi ternyata waktunya enggak sempat. Lebih tepatnya, babnya belum selesai aku buat.
Kalau enggak ada halangan, aku update revisinya besok ya.
*Jangan luo Vote dan Comen?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Dreams (END)
Teen Fiction𝙆𝙖𝙬𝙖𝙣𝙖 𝙍𝙖𝙝𝙚𝙣𝙖𝙯𝙪𝙡𝙖, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘱𝘪 𝘤𝘩𝘶𝘣𝘣𝘺, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘰𝘭𝘢𝘯 𝘑𝘢𝘺𝘢 𝘕𝘶𝘴𝘢, 𝙕𝙚𝙪𝙨𝙖𝙙𝙚𝙠�...