48. Firasat Aileen.

633 28 3
                                    

Gerakan Aileen yang ingin turun dari mobil terhenti saat melihat seorang laki-laki yang tampak mencurigakan melewati mobilnya. Firasatnya mengatakan kalau ada hal buruk yang di lakukan laki-laki itu. Dan tampaknya benar.

Kecurigaan Aileen seolah terjawab saat melihat laki-laki itu masuk ke dalam Porsce Panamera berwarna black. Ketika melihat pelat mobil itu, ia menjadi sangat yakin kalau telah terjadi hal yang buruk.

Perasaan Aileen mendadak memburuk sehingga saat mobil Deka telah keluar, ia segera berlari keluar dari mobil seperti tengah di kejar oleh sesuatu.

Saking takutnya terjadi sesuatu kepada Kara, Aileen tidak peduli pada orang yang menatapnya berlarian di basemant. Ia juga tidak peduli dengan nafasnya yang terengah-engah saat masuk ke dalam lift.

Karena Aileen memiliki firasat buruk kepada Kara.

Aileen tidak henti merapalkan doa dalam hati agar firasat buruknya tidak menjadi kenyataan. Kecemasan Aileen semakin menjadi saat merasa lift bergerak dengan sangat lambat.

Padahal biasanya lift itu berjalan dengan cepat.

Tapi untungnya, tidak lama setelah itu Aileen sampai di lantai tempat Kara di rawat. Tanpa peduli dengan sekelilingnya, ia kembali berlari menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang terasa lebih panjang dari biasanya.

Langkah Aileen melambat saat melihat Hera, Mama Kara menangis di depan ruangan Kara. Untuk saat itu saja, Aileen merasa kalau ia sudah gagal melindungi Kara.

“Tante?” Aileen mendekat saat mendengar suara tangisan Mama Kara yang menyayat hatinya.

“Ada apa?” tanya Aileen saat menyadari ada banyak Dokter dan suster di dalam ruang rawat Kara.

Kebingungan Aileen semakin menjadi saat melihat Arsen selaku Papa Kara keluar ruangan rawat Kara dengan air mata yang berderai.

Tidak lama kemudian Aileen merasakan ada tangan yang memegang tangannya. Rupanya itu Hera, Mama Kara.

Mama Kara menatap Aileen dengan air mata yang menggenang. “Kamu sahabat Kara kan, Ai?” Aileen mengangguk dan membuat genggaman tangan Mama Kara semakin erat.

“Siapa yang udah menghamili Kara? Tolong jawab Tante.....” mohon Hera.

Kemudian kepala Aileen menunduk dan lidahnya terasa kelu untuk sekedar bersuara.

Apa yang harus di katakannya?

Haruskah ia jujur?

Tapi, ia belum berhasil membujuk Deka untuk mengakui dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Lalu, ia harus bagaimana?

“Tante tahu kalau Ai pasti tahu laki-laki yang sudah menghamili Kara. Tolong bantu tante, Ai.” Pinta Hera dengan memohon.

Aileen merasa semakin tidak tega saat melihat Papa Kara juga ikut memohon kepadanya sambil berlutut di hadapannya.

“Om juga mohon, Ai! Tolong kasih tahu kami siapa laki-lai itu?”

Perasaan Aileen sangat bimbang saat ini. Kalau ia memberitahu kepada kedua orang tua Kara, pasti keadaannya akan lebih rumit lagi dari sekarang.

Kedua orang tua Kara memang punya latar belakang yang sudah kaya sedari lahir. Tapi, levelnya jelas berbeda dengan Deka yang memiliki nama Bulaleno di belakang namanya.

Pengadilan tidak akan membuat Deka berakhir di penjara bahkan Aileen sanksi kalau polisi akan menyelidiki kasusnya. Karena Clando Bulaleno dan Astanasia Rachet Bulaleno tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi kepada putra mereka.

Shattered Dreams (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang