Selamat Membaca...
----
Kara masih tidak bisa melupakan apa yang di lihatnya dua hari lalu. Kara masih tidak percaya kalau dua orang yang saling melemparkan perang itu malah terlihat akrab saat berdua.
Apa selama ini Kara di bohongi? Tapi untuk apa? Aileen itu pacar Raident dan mereka tidak mungkin selingkuh. Kara percaya itu.
Namun, Kara tetap butuh penjelasan untuk semuanya. Karena Kara merasa itu adalah haknya, dan sudah seharusnya is tahu.
Lamunan Kara buyar saat matanya tanpa sengaja menatap Jasmine yang berjalan sendirian masuk ke dalam perpustakaan. Kara menatap sekeliling untuk memastikan keadaan yang sepi.
Saat di rasa suasana mendukung, Kara bangkit dari duduknya dan memacu langkah untuk menghampiri Jasmine. Kara berseru senang saat melihat perpustakaan yang sepi, bahkan kursi penjaganya juga kosong.
“Jas...” panggil Kara pelan.
Tangan Jasmine yang hendak meraih buku berhenti tapi tubuhnya tidak berputar sedikit pun. “Kenapa Jas? Aku ada salah?” tanya Kara pelan.
“Kalau masalahnya di ruang kesehatan itu, aku minta maaf!” Kara terus berbicara tanpa tahu kalau Jasmine sudah menahan diri untuk tidak menangis.
Membayangkan apa yang di lihatnya waktu itu dan Kara yang berpura-pura polos membuat Jasmine muak. Tidak kah Kara peduli dengan orang yang sayang kepadanya? Bagaimana bisa Kara bersikap seperti itu?
Jasmine terus mempertanyakan semuanya. Kenapa Kara bisa begitu? Kenapa semua ini bisa terjadi? Apakah tidak ada sedikit pun penyesalan di hatinya.
Sedangkan Kara di buat terkejut saat melihat Jasmine berbalik badan dengan air mata yang sudah membasahi wajahnya. Kara semakin bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.
“Jas, jangan nangis... Aku minta maaf ya.”
“Pukul aku aja Jas, tapi jangan nangis.”
Bukannya berhenti, tangis Jasmine malah semakin menjadi. Sekalipun Kara tidak pernah melihat Jasmine menangis sampai sehebat ini. Apa kesalahannya terlalu fatal? Kara butuh penjelasan.
Lalu, Kara mendekatkan diri kepada Jasmine dan memeluknya. Mendengar suara tangisan Jasmine membuat Kara tidak mampu menahan tangisnya juga. Akhirnya mereka berdua berpelukan dalam keadaan saling menangis.
----
“Kara minta maaf, Jas.”
Saat ini mereka berdua ada di halaman belakang sekolah yang sepi. Sudah sejak sepuluh menit yang lalu keduanya berhenti menangis dan saling diam. Lebih tepatnya Jasmine yang diam.
Sampa sekarang pun Kara masih bingung dengan kesalahannya. Jasmine pun betah bungkam tanpa suara hingga membuat Kara tidak tahu lagi harus bagaimana.
“Bicara Jas. Kara jadi bingung.” Mohon Kara.
Kara bersimpuh di hadapan Jasmine lalu meraih tangannya. “Jas, maaf-in ya.” Pinta Kara.
Jasmine memalingkan wajahnya. “Minta maaf buat apa?” Kara bungkam.
“Kesalahan lo apa, Ra?”
“Lo aja gak tahu kan?” Jasmine tertawa tapi terdengar penuh luka. “Jangan minta maaf, kalau lo aja enggak tahu salahnya di mana.”
“Makanya Jas, jelas-in! Biar Kara berubah dan minta maaf dengan benar.”
“Gue enggak butuh maaf lo, Ra!” Tegas Jasmine sambil menyentak Kara hingga jatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Dreams (END)
Teen Fiction𝙆𝙖𝙬𝙖𝙣𝙖 𝙍𝙖𝙝𝙚𝙣𝙖𝙯𝙪𝙡𝙖, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘱𝘪 𝘤𝘩𝘶𝘣𝘣𝘺, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘰𝘭𝘢𝘯 𝘑𝘢𝘺𝘢 𝘕𝘶𝘴𝘢, 𝙕𝙚𝙪𝙨𝙖𝙙𝙚𝙠�...