Hallo semuanya...
Akhirnya kita ketemu lagi! Satu minggu rasanya lama banget tahu. Senang bisa nulis lagi dengan tenang. Pokonya ini wajib rame!!
Selamat Membaca....
----
Setelah lebih dari satu minggu pasca aborsi, Kara kembali sekolah dengan penampilan yang berbeda. Binar kembali dengan seragam sekolah lamanya dan lebih pendiam dari biasanya.
Semua sapaan teman-teman sekolahnya tidak ada satu pun yang di tanggapi oleh Kara. Sejak duduk di kursinya, Kara hanya diam dalam keadaan menundukkan kepala.
Hari ini pun kelas tampak sepi karena seluruh murid pergi ke aula tempat turnamen olahraga raga antar sekolah akan di buka.
“Enggak ke aula Ra? Deka jadi perwakilan basket loh!” sapa Serena selaku teman sekelas Kara.
Kara yang sedikit terkejut berusaha tersenyum agar tidak terlihat mencurigakan. “Iya, ini mau ke aula.” Jawab Kara dengan seulas senyum di wajahnya.
“Oh... Bareng aja kalau gitu.” Ajak Serena yang langsung di angguki oleh Kara.
Keduanya berjalan keluar kelas beriringan. Kara berusaha bersikap tidak mencurigakan agar tindakan kejahatannya tidak sampai ketahuan. Setelah melakukan aborsi, Kara merasakan perasaan bersalah yang sangat mendalam.
Perasaan kesal, takut, dan merasa bersalah karena tindakannya yang membunuh janin tidak bersalah. “Deka baris paring depan tuh!” tunjuk Serena.
Kara menatap ke depan di mana Deka telah memakai Jersey hijau tua kebanggaan sekolah mereka tepat di barisan paling depan. Deka tampak bersenang-senang seperti biasa tanpa terlihat menyesal sedikit pun.
“Jadi, cuma aku yang larut dalam perasaan bersalah?” gumam Kara dalam hati.
“Lo bicara apa, Ra?” Kara menggeleng menanggapi pertanyaan Selena.
Kemudian Kara berjalan ke bagian kursi yang masih kosong untuk menyaksikan pemandangan yang menyiksa dirinya. Di mana Deka bahagia telah menjadi pembunuh anaknya sendiri. Memikirkan hal itu membuat Kara merasakan perasaan yang teramat buruk.
----
“Perkenalkan saya Nicholas Lucano, kapten basket Lima Sila.” Ucapan Nicholas mengundang sorakan ramai dari barisan para penonton.
“HAAAAA......” teriak para penonton di tribune.
Laki-laki ber-Jersey hitam itu tampak tersenyum menanggapi sorakan yang tertuju padanya. Sorakan itu semakin ramai saat Nicholas tersenyum menampakkan lesung pipi di wajahnya.
Tentu saja para siswi tidak akan melewatkan pemandangan para laki-laki tampan. Apalagi saat ini kumpulan para cogan sudah bertambah.
Deka tersenyum membalas uluran tangan yang lakukan oleh Nicholas. “Zeusadeka. Lo bisa panggil gue, Deka.” Kata Deka.
“Nicholas. Lo bisa panggil gue, Nic. Akhirnya gue bisa ketemu sama kapten basket yang terkenal itu.”
“Lo baru jadi kapten? Tahun lalu bukan lo kan?” tanya Deka. “Tahun lalu gue ada insiden cedera pas lari jadi enggak bisa wakil-in sekolah.” Jawab Nicholas.
“Gue ke teman-teman dulu ya, Ka.” Pamit Nicholas yang langsung di angguki Deka.
Setelah kepergian Nicholas, Deka menuju teman-temannya yang sudah duduk di barisan para penonton. “Bahas apa sama kapten Lima Sila?” tanya Kelano.
“Kenalan doang.”
“Lima Sila itu sekolah Ai sebelum pindah kan, Rai?!” tanya Keyzo.
Raident mengalihkan tatapannya dari handphone kepada Keyzo. “Hmm.” Sahut Raident.
“Berarti dia kenal sama anak basket tadi?” Raident hanya menggeleng karena tidak tahu.
“Tapi Aileen masuk ke ruang istirahat mereka.”
Melalui tatapan mata Raident yang terlihat menajam dan urat-urat leher yang tampak terlihat serta tangan yang mengepal cukup membuat Deka sadar kalau Raident tidak suka mendengar hal itu.
“Udah lah. Lagian Aileen cuma ketemu teman-temannya.” Ucap Deka agar tidak terjadi perkelahian.
Semua tatapan tertuju begitu Deka mengucapkan kalimat tersebut. Tentu saja semuanya bingung mendengar kalimat Deka yang terdengar seperti pembelaan.
“Seriously?” seru Veron tidak percaya.
Yang lain pun menatap Deka dengan tidak percaya. Tentu saja itu akibat dari sikap Deka yang selama ini selalu menunjukkan ketidaksukaan terhadap Aileen.
Jangankan mereka, Veron yakin satu Jaya Nusa pun pasti sama tidak percayanya dengan mereka. Ayolah, semua orang pun pasti tahu seberapa tidak sukanya Deka terhadap perempuan bernama Cempaka Aileen.
Tidak seperti yang di harapkan tapi Deka hanya memutar bola matanya tanpa memberikan tanggapan lebih. Hal itu membuat mereka penasaran dengan alasan pembelaan yang di lakukan oleh Deka.
“Apa aja nih yang udah kita lewat-in?” tanya Keyzo menggoda Deka. Tentu saja mereka semua tidak akan membiarkan hal ini berlalu begitu saja.
Keyzo tidak dapat menahan tawanya. “Hahaha...” Keyzo sampai menggelengkan kepalanya masih tidak habis pikir. “Wah-wah... Musuh abadi udah baikkan nih!”
Deka memalingkan wajahnya ke arah lain karena terus-terusan di ejek. “Siapa juga yang baikkan?!” gumam Deka diam-diam tersenyum.
----
Sementara itu Kara menatap dalam diam Jasmine yang tampak asyik bermain bersama teman-teman klub dramanya.
Kalau boleh jujur Kara merasa iri saat melihat Jasmine sangat akrab dengan mereka. Namun, Kara juga merasa canggung dan takut untuk menyapa Jasmine setalah insiden di ruang kesehatan.
Jujur saja Kara masih tidak paham tentang hal apa yang membuat Jasmine sampai semarah itu padanya. Padahal seingatnya Jasmine tidak pernah bersikap seperti itu.
Walaupun Jasmine menjadi salah satu yang menentang hubungannya dengan Deka tapi Jasmine tidak pernah memaksakan kehendaknya kepada Kara.
Sebelum itu pun Jasmine terlihat fine-fine saja dan tidak keberatan dengan dirinya yang semakin dekat dengan Deka. Tunggu... Apa jangan-jangan Jasmine tahu sesuatu?
Kara dengan cepat menggelengkan kepala. Tidak mungkin Jasmine sampai tahu sejauh mana hubungannya bersama Deka. Yah... Kara yakin Jasmine tidak mungkin tahu. Lalu hal apa yang membuat Jasmine sampai semarah itu padanya.
“Tapi, gimana kalau Jas memang tahu?” gumam Kara merasa cemas.
“Enggak! Jas enggak boleh sampai tahu!”
Tatapan Kara tidak lepas dari Jasmine yang masih asyik tertawa. Sementara Kara sendiri sudah di selimuti perasaan cemas.
“Aku harus cari tahu sendiri kebenarannya.”
----
Gimana sama update kali ini?
Aku excited banget pas update bagian ini. Enggak sabar mau lihat reaksi kalian!!
Tinggalkan jejak Kalian dengan
Vote, Comen, and Follow!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Dreams (END)
Teen Fiction𝙆𝙖𝙬𝙖𝙣𝙖 𝙍𝙖𝙝𝙚𝙣𝙖𝙯𝙪𝙡𝙖, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘱𝘪 𝘤𝘩𝘶𝘣𝘣𝘺, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘰𝘭𝘢𝘯 𝘑𝘢𝘺𝘢 𝘕𝘶𝘴𝘢, 𝙕𝙚𝙪𝙨𝙖𝙙𝙚𝙠�...