40. Bahagia tanpa Kara.

906 34 2
                                    

Setelah mendengar semua cerita yang di sampaikan Jasmine, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Aileen. Lidahnya terasa kelu untuk sekedar berucap.

Sekarang Aileen jadi paham alasan kenapa Jasmine tiba-tiba saja menjauhi Kara. Ternyata Jasmine telah menyaksikan secara langsung ke brengsek kan Deka dan kebutaan Kara pada hal yang bernamakan cinta.

Aileen tidak akan tinggal diam saja. Ia akan mencari semua bukti dosa-dosa Deka. Bagaimana pun juga laki-laki itu harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada Kara.

Aileen berjanji akan membawa Deka untuk menebus semua dosanya.

Tatapan Aileen beralih pada Jasmine yang termenung. “Jas.” Panggil Aileen. “Aku harus pergi ke suatu tempat. Kamu duluan aja ke rumah sakit.”

“Mau kemana Ai?” Jasmine menahan tangan Aileen yang hendak beranjak.

“Aku sendiri yang akan memastikan kalau si brengsek itu mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya!”

Mendengar hal itu, Jasmine semakin mengeratkan pegangannya pada tangan Aileen. Bukan karena ia tidak percaya kepada Aileen tapi ia sendiri sudah pernah mencoba dan gagal. Ia takut terjadi hal buruk kepada Aileen.

“Percaya sama aku, Jas!” Aileen menatap mata Jasmine penuh tekad.

“Aku udah kenal dia bertahun-tahun. Aku enggak akan gagal!”

Akhirnya Jasmine mengangguk. Ia harus percaya kepada Aileen karena tidak ada yang mungkin melakukannya selain Aileen.

Bahkan meskipun kasus Kara berakhir di meja pengadilan, pasti sulit untuk memenangkan kasusnya.

Nama Bulaleno yang di sandang oleh Deka, bukanlah nama biasa. Nama itu ada di puncak tertinggi, orang-orang yang kebal hukum.

Meskipun Aileen bisa saja menemukan bukti untuk membuat Deka mengakui semua perbuatannya, tidak ada jaminan kalau laki-laki itu akan berakhir di jeruji besi.

Tuan Clando Bulaleno dan Nyonya Astanasia Rachet Bulaleno tidak akan mungkin membiarkan masa depan putra tersayang mereka ternoda. Sebagai satu-satunya keturunan Bulaleno, apapun pasti akan mereka lakukan demi putra mereka.

Aileen tidak akan menyerah. Ia akan berusaha demi Kara.

----

Aileen menatap pintu apartemen di depannya. Jarinya bergetar saat memasukkan deretan angka hingga bisa bernafas lega saat pintu berhasil di buka.

Berulang kali Aileen berucap syukur karena pin apartemen itu belum di ganti sama sekali oleh Deka. Aileen merasakan sesak yang bersarang di dadanya membuncah saat harus masuk ke dalam apartemen Deka.

Dalam hati Aileen berucap maaf karena harus melanggar janjinya untuk tidak pernah masuk lagi ke dalam apartemen ini.

Isi apartemen Deka tidak berubah sama sekali. Tidak ada hiasan apapun di dinding kecuali lukisan yang pernah di berikannya. Tanpa sadar Aileen mengepalkan tangan saat harus menginjakkan kaki lebih jauh.

Tujuan awal Aileen adalah satu-satunya lukisan yang ada di dinding. Perkataan Kara masih teringat dengan jelas di kepalanya, untuk itu ia akan membuktikan dengan mata kepalanya sendiri.

“Kenapa lo enggak berubah Deka?!” gumam Aileen dengan tatapan fokus pada lukisan.

Tangan Aileen terangkat mengusap lukisan itu. “I told you, stop being a jerk!”

Kaca pelindung lukisan itu pecah saat Aileen menghempaskan lukisan itu ke lantai. Puing-puing pecahan kaca itu berhamburan hingga salah satunya mengenai kaki Aileen.

Shattered Dreams (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang