Hari ini sudah tidak terhitung lagi berapa lama Aileen tidak masuk sekolah. Absennya Aileen kembali menjadi perbincangan yang menimbulkan banyak kecurigaan mulai dari renggangnya hubungan persahabatan Aileen dan Kara sampai keadaan kesehatan Raident.
Namun, semua orang lebih percaya opsi pertama karena Jasmine juga terlihat menghindari pertemuan atau pun percakapan dengan Kara. Banyak yang menyayangkan perubahan sikap Kara yang menurut mereka menyebalkan.
Kara pernah mendorong dan memarahi seorang adik kelas yang tidak sengaja menabrak Deka saat keluar dari ruang kelasnya. Padahal adik kelas itu benar-benar tidak sengaja dan langsung meminta maaf tapi Kara seolah tidak peduli.
Dan hal itu kembali terjadi sekarang.
“Aku minta maaf, Kak.” Mohon seorang gadis yang merupakan adik kelas Kara.
Gadis itu sudah terduduk di lantai dengan sekujur tubuh basah karena di siram Kara menggunakan selang air. Air mata gadis itu sudah membasahi wajahnya tapi Kara masih enggan untuk menghentikan aksinya.
“Dasar cewek gatal! Jangan mimpi kalau Deka bakal ke goda sama kamu!!” cerca Kara.
Semua yang menyaksikan hal itu menatap adik kelas itu dengan kasihan. Sayangnya tidak ada yang menghentikan aksi itu karena tidak ingin berurusan dengan pacar dari pentolan sekolah mereka.
Tidak puas setelah membuat sang adik kelas basah, Kara semakin berani dengan menarik rambut gadis itu hingga kepalanya mendongak ke atas.
Semua mata terbelalak saat melihat Kara sudah mengangkat tangan satunya untuk menampar gadis itu. Beruntung Deka datang tepat waktu dan menahan tangan Kara sebelum benar-benar menampar gadis itu.
Tanpa berucap apapun Deka segera menarik Kara menjauhi kerumunan itu. Dalam kondisi terus memberontak, Deka tetap diam tanpa suara meskipun wajahnya sudah merah padam.
Di sisi lain ada Veron yang tertinggal untuk mengatasi semua kekacauan yang di tinggalkan Kara. Posesifnya Kara memang menimbulkan banyak masalah yang membuat Veron lelah dan bosan untuk terus mengatasinya.
“Sial!” gumam Veron sebelum berjalan menghampiri gadis yang baru saja menjadi korban Kara.
Tanpa bersuara sama sekali Veron melepaskan jaketnya dan menggunakannya untuk menutupi tubuh gadis itu yang tercetak jelas dari balik kemeja basahnya.
Kedua tangan Veron membantu gadis itu untuk berdiri. Pandangan Veron mengedar menatap sekeliling lalu berhenti pada sosok gadis lain yang menatap dengan khawatir.
“Lo!” tunjuk Veron pada gadis itu.
“Saya Kak?”
“Lo teman cewek ini kan?” ragu-ragu gadis itu mengangguk karena takut dengan tatapan Veron yang tidak bersahabat. “Iya kak.”
“Ambilin tas teman lo ini! Gue tunggu di mobil.”
Setelahnya Veron berlalu bersama gadis yang menjadi korban amukan Kara meninggalkan gadis lain yang masih terdiam terpaku. Gadis itu diam terpaku sampai temannya yang lain menepuk bahunya.
“Lo mau di amuk Kak Veron, Joe?!” Joe terkejut tapi tetap menggeleng dengan gerakan kaku.
“Yaudah sana ambil tasnya Sia!”
Joe tersadar seketika dan segara berlari menjauhi kerumunan untuk ke kelas dan mengambil tas Sia tapi sesuatu membuatnya kembali lagi.
“Mobilnya Kak Veron yang mana, Zel?” tanya Joe dengan tampang bodohnya.
Sementara Zeline yang melihat kebodohan temannya itu hanya bisa menghela nafas sambil mengelus dada berusaha sabar. “Mobil Jeep Wrangler Rubison warna putih.” Jawab Zeline malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Dreams (END)
Teen Fiction𝙆𝙖𝙬𝙖𝙣𝙖 𝙍𝙖𝙝𝙚𝙣𝙖𝙯𝙪𝙡𝙖, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘱𝘪 𝘤𝘩𝘶𝘣𝘣𝘺, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘰𝘭𝘢𝘯 𝘑𝘢𝘺𝘢 𝘕𝘶𝘴𝘢, 𝙕𝙚𝙪𝙨𝙖𝙙𝙚𝙠�...