32. Sea and Pounding Waves.

534 19 0
                                    

Halo semuanya,

I am comeback!!!

Kali ini aku suguhkan buat kalian sisi Deka yang belum kalian lihat. Bagian ini akan buat kalian bisa menebak bagaimana endingnya.

Wait... Wait...

Jangan berpikir buruk dulu ya, tapi aku juga enggak bisa kasih afirmasi positif. So, tunggu aja kejutannya!

Mau end kapan nih?

----

Hubungan antara Deka dan Tanaya semakin dekat setelah insiden beberapa hari lalu. Kini keduanya tengah menghabiskan waktu di sebuah pusat perbelanjaan.

Sebelumnya Tanaya bercerita kalau ia sudah jarang memperhatikan penampilannya sendiri. Meskipun Deka agak meragukannya.

Come on, Tanaya selalu mengenakan pakaian-pakaian yang sedang tren dimana-mana. Seperti sekarang ini, Tanaya mengenakan Chanel Tweed Dress berwarna putih yang di padukan Classy Chanel Footwears berwarna monochrome.

Siapapun yang melihatnya pasti tidak akan percaya kalau perempuan itu jarang memperhatikan penampilannya. Karena dari sisi mana pun, Tanaya punya penampilan yang sempurna

Namun, Deka tetap mengiyakan sekalipun dalam hati ingin tertawa. Semua orang pun pasti tidak akan percaya dengan apa yang di katakan Tanaya.

Masa bodoh dengan semua itu, Deka sama sekali tidak peduli. Hal yang paling penting bagi Deka saat ini hanya memastikan Tanaya percaya kepada. Bagaimana pun caranya.

Tampaknya Deka cukup percaya diri dengan rencananya, tanpa menduga kalau mungkin saja bukan Tanaya yang akan terjebak melainkan ia sendiri.

“Gimana kalau kita ke Chanel Store aja?” usul Deka saat Tanaya bingung harus kemana.

Melihat Tanaya yang sering menggunakan koleksi dari merek kenamaan itu membuat Deka menyimpulkan kalau perempuan itu sangat menggemari Chanel.

Binar bahagia terpancar dari wajah Tanaya. “Boleh. Gue juga udah lama enggak ke sana.”

Bukankan hal ini terlalu mudah?

Jangan terlalu percaya diri Deka, sebab apa saja mungkin terjadi di masa depan.

Deka tersenyum sambi membawa tangan Tanaya ke dalam genggamannya. Diam-diam Deka menyeringai ketika menyadari semburat merah yang muncul di pipi Tanaya. Tanpa pernah di sangka sama sekali kalau Deka merasa hal ini sangat menyenangkan.

Keduanya berjalan bergandengan sambil tersenyum satu sama lain. Siapapun yang melihat keduanya pasti akan mengira kalau mereka sepasang kekasih.

Unexpectedly....  kalau Deka akan terjebak dalam permainan yang di buatnya sendiri. Seharusnya Deka tahu kalau hati bisa berubah kapan saja.

----

“Suka pantai gak?” tanya Tanaya.

Deka yang sedang fokus menatap jalanan pun melirik ke arah Tanaya. “Mau ke sana?” Tanaya mengangguk sambil tersenyum.

“Malam-malam gini?” tanya Deka memastikan.

“Iya. Gue jamin lo pasti suka.”

Menarik. Lagi pula Deka belum ada niatan sama sekali untuk pulang. Akhirnya Deka mengikuti keinginan Tanaya untuk pergi ke pantai. Butuh waktu lebih dari setengah jam bagi Deka untuk bisa sampai di pantai.

Suasana pantai yang sepi tidak membuat Tanaya takut untuk keluar dari mobil. Dari dalam mobil Deka memperhatikan setiap gerak-gerik Tanya yang berjalan ke arah depan mobil.

Shattered Dreams (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang